Bukannya latah, Ifa juga mengaku prihatin dengan kondisi BMI di Hong Kong. Bagaimana tidak, kasus demi kasus sering terjadi, biaya agen yang melambung tinggi, penyiksaan serta ketidakseriusan pemerintah Indonesia di Hong Kong, dalam hal ini Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) dalam mengatasi masalah BMI itu sendiri.
“Saya memang nggak suka ikut demo-demo gitu. Saya membantu lewat do’a saja. Saya sendiri geram dengan konsulat. Masak masalah BMI gak rampung-rampung, Mbak. Saya kemarin juga jengkel Mbak. Teman saya kena kasus dan lapor ke Konsulat, eh malah dilempar ke agen dan di agen nggak diurus. Lha terus kerjaan orang-orang Konsulat itu apa,” terangnya panjang lebar. Dia hanya bisa berharap, pemerintah Indonesia bisa lebih melindungi warganya yang bekerja di luar negeri.
Sementara itu, percakapan kami di telpon pun berakhir. Kami sendiri sempat bertemu hari Rabu lalu dan saya juga membeli tempa buatan Ifa. Rasanya sangat enak memang, tidak kalah dengan di toko-toko Indonesia. Terimakasih Mbak Ifa, sukses untuk tempenya di Indonesia nanti ya!
Causeway Bay, 1 Agustus 2010
Aliyah Purwati (Zando Aurelia-nama pena)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H