Mohon tunggu...
Widya Restuvianti
Widya Restuvianti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Manajemen

Unversitas Internasional Semen Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Analisa mengenai Manajemen Kompensasi (Analisis Pekerjaan, Job-Based Structure And Job Evaluation dan Totalitas Keputusan)

25 Januari 2022   15:04 Diperbarui: 25 Januari 2022   15:08 761
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Bentuk struktur organisasi yang beraneka cenderung mempengaruhi dimana tiap-tiap bentuk struktur organisasi mempunyai kekuatan dan kelemahannya masing-masing. Dengan jelasnya pembagian struktur organisasi dengan baik, akan menghasilkan mutu dan kualitas yang baik di tubuh perusahaan. Kinerja karyawan dapat dipengaruhi oleh banyak hal dan beberapa faktor antara lain analisis pekerjaan dan struktur organisasinya. Oleh karena itu, kinerja karyawan menjadi faktor penentu apakah analisis pekerjaan dan struktur yang digunakan sudah tepat atau belum tepat. (Syifa Ismadinah, 2020)

Karyawan yang melakukan pekerjaan sesuai dengan kompetensinya akan memiliki kinerja yang baik dan menguntungkan perusahaan, karena mereka dapat bekerja secara efektif dan efesien. (Marhaeni, 2019)

Setiap karyawan yang bekerja sudah pasti menginginkan kompensasi berupa gaji dan fasilitas kerja yang baik. Dengan diberikan gaji yang sesuai ataupun lebih pastinya akan sangat mempengaruhi kinerja karyawan tersebut. Pemberian kompensasi yang sesuai, adanya analisis jabatan dan adanya pengembangan karir yang jelas sangat mempengaruhi kinerja karyawan. Kompensasi yang diberikan kepada karyawan baik gaji atau fasilitas kerja sudah sesuai standar yang ditetapkan pemerintah. Namun kompensasi tersebut tidak serta merta menignkatkan kinerja karyawan padahal setiap tingkatan golongan memiliki beban kerja yang berbeda. (M. Fizdian Arismunandar, 2020)

JOB BASED STRUCTURES AND JOB EVALUATION

Pada jurnal ini berfokus pada analisis dimensi struktur gaji berbasis pekerjaan dan penggunaan konstruksi multifaset OJ (Prosedur, Distribusi dan Interaksi) untuk menentukan bagaimana keadilan yang dirasakan dari  konstruksi multilevel JE berkontibusi untuk mencapai keadilan struktur upah. Selain itu, penentuan keadilan struktur upah bergantung pada penilaian keadilan yang dirasakan dari: prosedur EY, distribusi upah dan perlakuan manajemen terhadap karyawan. Pendekatan multidimensi dalam mengembangan struktur upah hierarkis ini memerlukan peningkatan "keadilan" diseluruh tahapannya yang berbeda untuk mencapai upah yang adil berdasarkan nilai relative pekerjaan di antara karyawan yang melakukan pekerjaan yang sama. (Suzan Abd El Moneim El Balshy, 2021)

Pada jurnal penelitian ini, dimaksudkan untuk mengembangkan model gaji yang menciptakan tingkat upah dari skor keseluruhan yang terdiri dari evaluasi pekerjaan, karakteristik karyawan dan prestasi kerja untuk memastikan keadilan upah dan juga meningkatkan kepuaan karyawan. Pada fase pertama, sistem evaluasi pekerjaan faktor titik termasuk enam belas faktor diadaptasi untuk menentukan skor pekerjaan dari pekerjaan kerah putih dalam sebuah perusahaan. Akan ada gaji ekstra untuk staf yang berpendidikan dan berpengalaman utuk pekerjaan itu. (KAHYA, 2018)

Nilai efisiensi tersebut belum sepenuhnya mencerminkan nilai efisiensi yang sebenarnya. Ciri utama penganggaran berbasis kinerja adalah pendanaan difokuskan untuk menghasilkan output sehingga dapat dianalisis tingkat efisiensi dalam menghasilkan output dan tingkat efektif pencapaian outcome. (Olfah, 2020)

Seorang karyawan menerima satu tingkat upah setiap tahun, sampai tingkat maksimum dalam tingkat upahnya, jika ia berhasil mengembangkan keterampilan dan pengetahuannya. Upah di tingkat menengah suatu kelas adalah antara tingkat tertinggi dari kelas sebelumnya dan ditingkat terendah dari kelas berikutnya. Seorang karyawan yang memiliki tingkat upah tertinggi dalam suatu tingkatan dapat naik ke tingkat upahnya berikutnya hanya jika dia dipromosikan ke posisis di tingkat yang lebih tinggi (KAHYA, 2018)

TOTALITAS KEPUTUSAN

Sistem pendukung keputusan (Decision Support System) atau sistem pendukung keputusan (SPK) adalah sebuah sistem yang mampu memberikan kemampuan pemecahan masalah maupun kemampuan pengkomunikasian untuk masalah dengan kondisi semi terstruktur dan tidak struktur. Tenaga kerja terampil yang dapat membawa perusahaan berkembang dan bersaing dengan perkembangan zaman, dan aspek perekrutan mulai mendapatkan pandangan khusus, karena proses perekrutan yang tidak sesuai dengan kebutuhan perusahaan dapat menghlang laju berkembangnya perusahaan itu sendiri. Bagi seorang pemimpin, informasi yang disajikan dalam bentuk grafik, histrogram atau gambar biasanya akan lebih berarti dibandingkan dengan informasi dalam bentuk kata-kata yang panjang. Implementasi yang sukses ditandai dengan terjawabnya masalah yang dihadapi, sementara kegagalan ditandai masih adanya masalah yang sedang dicoba untuk diatasi. (Rohmat Taufiq, 2018)

Pemanfaatan teknologi informasi dalam berbagai aspek pengelolaan informs dalam setiap instansi akan menghasilkan efisiensi yang ditunjukan oleh kecepatan dan ketepatan waktu pemrosesan serta ketelitian dan kebenaran informasi (validitas) yang dihasilkan. Di satu pihak mereka sadar dan berfikir bahwa sudah saatnya organisasinya memiliki sistem informasi yang lebih baik dan tentunya di dukung oleh alat yaitu teknologi informasi komunikasi utuk menunjang sistem kerja bagi organisasi mereka. (Muslikhah, 2019)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun