Nama : Widya Permata Sari, S.Pd
Asal Sekolah : SMPN 9 Depok
Keterampilan dan Seni dalam Pengambilan Keputusan
“Mengajarkan anak menghitung itu baik, namun mengajarkan mereka apa yang berharga/utama adalah yang terbaik”
(Teaching kids to count is fine but teaching them what counts is best).
Bob Talbert
- Dari kutipan di atas, apa kaitannya dengan proses pembelajaran yang sedang Anda pelajari saat ini?
Pendidikan dan Pengajaran merupakan dua hal yang berbeda, yaitu pengajaran merupakan proses dalam pendidikan untuk memperoleh ilmu. Kemudian pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara merupakan tuntunan dalam hidup agar anak dapat memperoleh keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya, sehingga pendidikan memiliki arti yang luas, yaitu tidak hanya untuk memberikan ilmu (transfer knowledge) kepada anak saja, namun diharapkan pendidikan dapat membentuk perilaku murid, agar mereka memiliki karakter yang baik,sehingga mereka dapat hidup dengan baik dalam lingkungan masyarakat dan untuk .masa yang akan datang. Kaitan antara filosofi yang diungkapakan oleh Ki Hajar Dewantara dengan kutipan diatas adalah hal yang paling berharga bagi seorang pendidik adalah mengajarkan mereka tentang nilai-nilai kebajikan, kecakapan hidup yang berharga dalam mempersiapkan murid ke depannya.
- Bagaimana nilai-nilai atau prinsip-prinsip yang kita anut dalam suatu pengambilan keputusan dapat memberikan dampak pada lingkungan kita?
Setiap manusia memiliki nilai-nilai kebajikan yang diyakininya dan menjadi dasar atau prinsip dalam menjalani kehidupan, begitupula dengan pengambilan keputusan, nilai-nilai kebajikan tersebut akan menjadi dasar atau pertimbangan dalam membuat suatu keputusan, dan keputusan yang akan kita ambil dapat berdampak pada lingkungan sekitar kita.
- Bagaimana Anda sebagai seorang pemimpin pembelajaran dapat berkontribusi pada proses pembelajaran murid, dalam pengambilan keputusan Anda?
Sebagai seorang pemimpin pembelajaran, dalam merencanakan, melaksanakan dan melakukan evaluasi kegiatan pembelajaran harus didasarkan pada kepentingan murid, metode, teknik dan bentuk penilaian yang digunakan harus dapat mengakomodasi semua kodrat alam dan kodrat zaman yang ada pada murid, sehingga kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan akan memberikan pengalaman yang bermakna dan relevan bagi murid. Begitupula dalam hal lain, semua pengambilan keputusan yang dilakukan oleh seorang pemimpin pembelajaran harus berdasarkan pada kepentingan murid, sesuai dengan nilai-nilai kebajikan yang berlaku di masyarakat dan keputusan yang diambil dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab
Menurut Anda, apakah maksud dari kutipan ini jika dihubungkan dengan proses pembelajaran yang telah Anda alami di modul ini? Jelaskan pendapat Anda.
Education is the art of making man ethical.
Pendidikan adalah sebuah seni untuk membuat manusia menjadi berperilaku etis.
~ Georg Wilhelm Friedrich Hegel ~
Pendidikan itu merupakan hal yang kompleks dan unik. Seorang guru berbeda dengan seorang dokter, seorang guru tidak dapat memberikan resep yang sama untuk setiap anak, karena seorang anak itu unik, mereka terlahir dengan kodrat alam dan kodrat zamannya masing-masing. Untuk itu pendidikan lebih tepat jika diibaratkan sebagai sebuah seni, seorang guru ketika menemukan masalah, hal yang pertama dilakukan adalah mengidentifikasi terlebih dahulu latar belakang, penyebab, dan sumber dari permasalahan tersebut, kemudian mengamati dan berpikir sejauh apa permasalahan yang terjadi, bagaimana dampaknya bagi murid tersebut. Permasalahan yang sama akan dapat diselesaikan dengan cara yang berbeda untuk murid yang berbeda, karena setiap murid memiliki karakteristik masing-masing yang unik, sehingga guru harus pandai dalam menganalisis permasalahan itu, melihat dari sudut pandang yang berbeda, dan dapat meminta masukan dari rekan lain berdasarkan pengalaman ataupun sudut pandang orang lain.
- Bagaimana filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin?
Filosofi Pratap Triloka terdiri dari tiga semboyan yaitu ing ngarso sung tuladha, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani. Semboyan tersebut memiliki arti di depan memberi teladan, di tengah memberi motivasi dan di belakang memberikan dukungan. Sebagai seorang pemimpin kita menjadi teladan, motivator, dan sekaligus fasilitator sehingga kita harus berhati-hati, tidak tergesa-gesa, berpikir secara mendalam dan logis, dan tidak emosional atau mengedepankan perasaan sesaat dalam melakukan suatu pengambilan keputusan, terutama yang terkait dengan kepentingan murid, karena hal yang kita putuskan akan mempengaruhi masa depan murid tersebut
- Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?
Nilai-nilai yang tertanam dalam diri seseorang akan berpengaruh kepada karakter dan sifatnya terutama dalam hal pengambilan keputusan. Seorang manusia terlahir dengan dasar yang berbeda, mereka memiliki kodrat alam dan kodrat zamannya masing-masing. Lingkungan keluarga sangat mempengaruhi dan membentuk nilai-nilai tersebut. Begitu pula dengan lingkungan masyarakat, seorang anak yang hidup dalam lingkungan yang baik maka ia juga akan menjadi baik, namun sebagai seorang manusia yang memiliki cipta, rasa dan karsa, kita dapat berpikir mana nilai-nilai yang baik dan tidak baik, mana lingkugan yang baik dan tidak baik sehingga kita berusaha untuk terus belajar dan berlatih agar dapat melakukan pengambilan keputusan dengan berdasarkan pada nilai-nilai kebajikan, sehingga keputusan yang diambil merupakan yang terbaik dan akan bermanfaat bagi semua pihak.
- Bagaimana materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan ‘coaching’ (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil? Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut? Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi ‘coaching’ yang telah dibahas pada sebelumnya.
Materi tentang coaching pada modul 2.3 memberikan ilmu dan pengalaman yang bermanfaat bagi saya. Dengan materi coaching ini kita berlatih untuk melakukan refleksi bersama rekan guru lain dengan menggunakan alur TIRTA (Tujuan, Identifikasi, Rencana dan Tanggungjawab). Kegiatan coaching ini merupakan kesempatan untuk melakukan evaluasi diri dan memberdayakan rekan sejawat (coachee) untuk mampu menganalisis permasalahan yang sedang dialami secara mendalam. Melalui kegiatan ini kita sebagai coach belajar untuk membantu dan memfasilitasi coache untuk mengembangkan kemandirian karena membangun kesadaran coachee untuk menggunakan data yang akan memvalidasi evaluasi dirinya dan pada akhirnya solusi yang diperoleh dapat dijadikan sebagai dasar untuk pengambilan keputusan diri coachee dalam rangka perbaikan ke depannya.
- Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan suatu keputusan khususnya masalah dilema etika?
Seorang pemimpin perlu memahami lima kompetensi sosial emosional yaitu kesadaran diri, manajemen diri, kesadaran sosial, keterampilan berelasi, dan pengambilan keputusan yang bertanggung jawab, sehingga dapat menerapkannya dalam berbagai kegiatan. Terkait dengan pengambilan keputusan dalam masalah dilemma etika, seorang pemimpin harus menerapkan kompetensi sosial emosional terlebih dahulu agar tidak tergesa-gesa dalam melakukan pengambilan keputusan. Dalam menyelesaikan permasalahan dilemma etika, seorang pemimpin perlu untuk hadir secara penuh (mindfulness), berlatih untuk mengendalikan diri, sehingga menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman, serta kesejahteraan psikologis (well-being) akan tercipta, dan dengan demikian pengambilan keputusan yang dilakukan akan tepat sesuai dengan yang diharapkan.
- Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik?
Seorang pendidik pastinya memiliki nilai-nilai kebajikan universal yang diyakininya dan nilai-nilai ini senantiasa dijadikan pertimbangan terutama dalam hal penyelesaian studi kasus yang berkaitan dengan moral dan etika. Oleh karena itu setiap menghadapi suatu kasus seorang pendidik mengidentifikasi terlebih dahulu nilai-nilai kebajikan yang tidak sesuai dengan kasus tersebut dan kemudian menganalisis solusi terbaik untuk mengatasinya.
- Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.
Dalam melakukan pengambilan keputusan tentunya hal yang menjadi dasar pertimbangan adalah kepentingan murid, serta nilai-nilai kebajikan. Biasanya seorang pemimpin mengalami dilemma ketika nilai-nilai tersebut saling bertentangan atau ketika kasus tersebut menyangkut kepentingan orang banyak. Kita tidak dapat mengakomodasi kepentingan semua pihak namun dalam pengambilan keputusan berdasarkan 3 prinsip yang dipilih biasanya berpikir berbasis hasil akhir, yaitu keputusan yang terbaik dari yang baik yang dapat menjaga terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.
Kemudian kita juga harus menerapkan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan dengan runut yaitu:
- Mengenali nilai-nilai yang saling bertentangan
- Menentukan siapa yang terlibat dalam situasi ini
- Kumpulkan fakta-fakta yang relevan dengan situasi ini
- Pengujian benar dan salah
- Pengujian paradigm benar lawan benar
- Melakukan prinsip resolusi
- Investigasi opsi trilemma
- Buat keputusan
- Lihat lagi keputusan dan refleksikan
- Dengan menerapkan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan ini diharapkan keputusan yang diambil adalah keputusan yang tepat dan dapat dipertanggungjawabkan
- Apakah tantangan-tantangan di lingkungan Anda untuk dapat menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Adakah kaitannya dengan perubahan paradigma di lingkungan Anda?
Tantangan yang ada di lingkungan saya adalah sosial budaya nya, dimana masyarakat di lingkungan saya memiliki sikap individualis, nilai-nilai gotong royong dan kebersamaannya sudah jauh berkurang. Hal ini disebabkan karena tuntutan ekonomi sehingga mereka sibuk bekerja dan hanya memiliki waktu yang sedikit untuk bersosialisasi dengan warga lain. Kemudian wilayah kami yang dekat dengan kota Jakarta dimana kebanyakan sukunya adalah betawi, karakter masyarakatnya lugas dalam berbicara. Oleh karena itu ketika ada kasus dilemma etika yang terjadi di sekolah, maka sebagai pemimpin harus berhati-hati dalam melakukan pengambilan keputusan. Kita harus menganalisis 4 paradigma dilemma etika, 3 prinsip dilemma etika dan menerapkan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan terlebih dahlu, mengumpulkan data-data yang relevan, mengdentifikasi pihak-pihak yang terlibat dan meminta saran serta masukan dari tokoh masyarakat yang ada di lingkungan sekolah.
- Apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita? Bagaimana kita memutuskan pembelajaran yang tepat untuk potensi murid kita yang berbeda-beda?
Dalam menerapkan pembelajaran yang memerdekan murid, kita harus mengedepankan kepentingan murid. Kita harus dapat memfasilitasi dan memberikan pengalaman belajar yang relevan dan menyenangkan untuk murid. Untuk itu kita perlu melakukan asesmen terkait kebutuhan murid, kita juga perlu berkolaborasi dengan murid dan rekan guru lain dalam merencanakan pembelajaran, metode apa yang dipilih, bagaimana proses pembelajarannya, dan bentuk evaluasi disesuaikan dengan profil belajar murid. Kita juga perlu berkolaborasi dengan murid dan rekan guru lain dalam hal melakukan refleksi pembelajaran yang sudah dilakukan apakah sudah sesuai atau perlu perbaikan ke depannya. Pengambilan keputusan terkait pembelajaran harus didasarkan pada terwujudnya merdeka belajar.
- Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya?
Seorang pemimpin pembelajaran didalam melakukan pengambilan keputusan terutama yang terkait dengan kepentingan murid harus dilakukan dengan hati-hati, dengan menerapkan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan secara benar, karena keputusan yang diambil akan berdampak pada masa depan murid. Dampak dari keputusan tersebut memang tidak langsung terlihat akan tetapi setelah beberapa tahun dampaknya baru terlihat dan jika keputusan yang diambil kurang tepat akbatnya akan merugikan murid
- Apakah kesimpulan akhir yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya?
- Kesimpulannya adalah kita perlu melatih keterampilan dalam pengambilan keputusan dengan menerapkan 9 langkah pengujian secara konsisten dan pengambilan keputusan yang dilakukan harus mengedepankan kepentingan murid karena guru merupakan pemimpin pembelajaran yang berperan sebagai teladan, motivator dan fasilitator. Kemudian kita juga perlu mengukur efektifitas dalam pengambilan keputusan yang sudah dilakukan yaitu dengan melakukan refleksi terkait keputusan yang sudah diambil, bagaimana dampaknya dan hal ini dapat dijadikan dasar atau pengalaman ke untuk masa yang akan datang.
- Dalam melakukan pengambilan keputusan yang berupa dilema etika, hal yang akan saya lakukan pertama kali adalah mengidentifikasi latar belakang dari kasus tersebut, dengan cara mengumpulkan data, berkolaborasi dengan pihak lain yang terlibat, mengidentifikasi nilai-nilai kebajikan yang saling bertentangan, menerapkan prinsip pengambilan keputusan yang sesuai dan melakukan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan secara tepat dan benar, dan terakhir melakukan refleksi terkait keputusan yang sudah di ambil
- Sejauh mana pemahaman Anda tentang konsep-konsep yang telah Anda pelajari di modul ini, yaitu: dilema etika dan bujukan moral, 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Adakah hal-hal yang menurut Anda di luar dugaan?
Dilema etika merupakan suatu situasi dimana nilai-nilai kebajikan universal sama-sama benar namun saling bertentangan sedangkan bujukan moral merupakan situasi dimana keadaanya adalah benar dan salah
4 paradigma pengambilan keputusan merupakan situasi dilema etika yang umum terjadi dalam kehidupan sehari-hari, dimana akan ada nilai-nilai kebajikan mendasar yang bertentangan seperti cinta dan kasih sayang, kebenaran, keadilan, kebebasan, persatuan, toleransi, tanggung jawab dan penghargaan akan hidup. Pola model paradigma dilema etika yang terjadi antara lain:
1. Individu lawan kelompok (individual vs community)
2. Rasa keadilan lawan rasa kasihan (justice vs mercy)
3. Kebenaran lawan kesetiaan (truth vs loyalty)
4. Jangka pendek lawan jangka panjang (short term vs long term)
3 prinsip pengambilan keputusan tersebut adalah:
Berpikir Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based Thinking)
Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking)
Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking)
9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan dengan runut yaitu:
1. Mengenali nilai-nilai yang saling bertentangan
2. Menentukan siapa yang terlibat dalam situasi ini
3. Kumpulkan fakta-fakta yang relevan dengan situasi ini
4. Pengujian benar dan salah
5. Pengujian paradigm benar lawan benar
6. Melakukan prinsip resolusi
7. Investigasi opsi trilemma
8. Buat keputusan
9. Lihat lagi keputusan dan refleksikan
Hal-hal yang menarik adalah bahwa ternyata pengambilan keputusan merupakan sesuatu hal yang kompleks, tidak semudah yang kita bayangkan. Dan pengambilan keputusan itu merupakan suatu keterampilan yang harus selalu di asah agar semakin mahir dan terampil.
- Sebelum mempelajari modul ini, pernahkah Anda menerapkan pengambilan keputusan sebagai pemimpin dalam situasi moral dilema? Bilamana pernah, apa bedanya dengan apa yang Anda pelajari di modul ini?
Berdasarkan pengalaman saya pernah menghadapi situasi dilemma etika, perbedaannya setelah saya mempelajari modul ini saya memperoleh banyak ilmu dan informasi terkait keterampilan dalam pengambilan keputusan bahwa pengambilan keputusan tidak boleh dilakukan dengan tergesa-gesa dan dilakukan secara emosional, perlu dasar-dasar dan langkah-langkah yang harus diterapkan sebelum melakukan pengambilan keputusan
- Bagaimana dampak mempelajari konsep ini buat Anda, perubahan apa yang terjadi pada cara Anda dalam mengambil keputusan sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran modul ini?
Perubahan yang terjadi adalah sebelumnya didalam mengambil sebuah keputusan saya belum mengidentifikasi 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip dan 9 langkah pengambilan serta pengujian keputusan dan saya juga belum mengukur efektifitas dalam pengambilan keputusan yang sudah dilakukan yaitu dengan melakukan refleksi terkait keputusan yang sudah diambil, bagaimana dampaknya dan hal ini dapat dijadikan dasar atau pengalaman ke untuk masa yang akan datang.
- Seberapa penting mempelajari topik modul ini bagi Anda sebagai seorang individu dan Anda sebagai seorang pemimpin?
Modul 3.1 tentang pengambilan keputusan berbasis nilai-nilai kebajikan sebagai seorang pemimpin sangat penting bagi saya sebagai individu dan sebagai seorang pemimpin. Sebagai individu 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan ini dapat saya aplikasikan ketika saya menemukan situasi dimana nilai-nilai kebajikan universal sama-sama benar namun saling bertentangan dan begitupula sebagai seorang pemimpin, yang pastinya sering dihadapkan pada banyak situasi dilema etika dalam kehidupan sehari-hari. Harapannya pengambilan keputusan yang dilakukan dapat memberikan hasil yang terbaik dan sesuai dengan nilai-nilai kebajikan universal yang ada, serta berpihak pada kepentingan murid.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H