Mohon tunggu...
Widya Oktaviani
Widya Oktaviani Mohon Tunggu... Human Resources - Mahasiswa

Mahasiswa Universitas Islam Negeri Sumatera Utara Semester 1. Fakultas Kesehatan Masyarakat. Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Dahsyatnya Menerapkan Sabar

26 November 2019   20:18 Diperbarui: 26 November 2019   20:48 323
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

DAHSYATNYA MENERAPKAN SABAR

 

Mari kita beralih sejenak dan memandang kenyataan yang harus dihadapi untuk mencapai suatu tujuan yang menjadi titik fokus kita. Sebagai pelajar kita tentu menginginkan hal-hal yang baik, tetapi seperti pepatah yang sering kita dengar bahwa tidak ada pelangi bila tidak ada hujan. Maka dari itu, untuk sebuah pencapaian yang cemerlang juga dibutuhkan usaha yang berkali-kali lipat lebih keras dari biasanya.

Namun terkadang walaupun sudah berusaha berkali-kali lipat dari biasanya, masih saja keinginan kita itu tidak terwujud. Tidak tahu salahnya ada di mana dan apa yang menyebabkan kegagalan-kegagalan tersebut. Hal ini pastinya membuat kita sangat sedih dan terpuruk. Namun kita tidak boleh hanyut dalam kesedihan dan keterpurukan tersebut, kita harus lebih bersemangat lagi dan bersabar dalam menggapai cita-cita kita tersebut agar bisa terwujud.

Secara etimologis, sabar (ash-shabr) berarti menahan dan mengekang. Secara terminologis sabar berarti menahan diri dari segala sesuatu yang tidak disukai karena mengharap ridha Allah (Ilyas, 2009).  Ibnul Qayyim rahimahullah mengatakan, "Kedudukan sabar dalam iman laksana kepala bagi seluruh tubuh. Apabila kepala sudah terpotong maka tidak ada lagi kehidupan di dalam tubuh." (Al Fawa'id, hal. 95). Syaikh Muhammad bin Shalih Al 'Utsaimin rahimahullah berkata, "Sabar adalah meneguhkan diri dalam menjalankan ketaatan kepada Allah, menahannya dari perbuatan maksiat kepada Allah, serta menjaganya dari perasaan dan sikap marah dalam menghadapi takdir Allah...." (Syarh Tsalatsatul Ushul, hal. 24).

Jika salah satu rencana kita tidak berjalan sesuai dengan ekspektasi kita, maka kita tidak boleh langsung putus asa dalam meraih tujuan yaitu masuk perguruan tingggi impian yang sudah menjadi titik fokus kita selama ini. Pada saat peristiwa ini kita seharusnya tidak boleh menangis berlebihan atau menjadi patah semangat. Seharusnya kita harus lebih bangkit, bersabar dan memotivasi diri kita agar dapat mempersiapkan diri lebih baik lagi menuju jalur-jalur masuk perguruan tinggi yang lainnya. Kita bisa lebih fokus belajar membahas soal-soal yang sekiranya akan muncul di saat tes nanti. Jangan lupa juga kita harus berdoa, karena usaha tanpa doa itu mustahil.

Konsep 'sabar' pada umumnya dikaji dalam konteks moralitas dan religius. Misalnya orang harus sabar menghadapi cobaan, orang harus sabar dalam taat menjalankan perintah agama dan menjauhi larangan agama (Asma, 2010; Turfe, 2009). Demikian juga Ibnul Qoyyim Al Jauziah menulis kitab berjudul Uddatu As Shobirin Wa Dzkirotu Asy Syakirin, yang diterjemahkan dalam bahasa Indonesia dengan judul "Indahnya Kesabaran" (Al Jauziah, 2010). Dalam buku ini penulis mengartikan kata sabar berdasarkan makna bahasa Arab yang memiliki tiga macam arti. Pertama, yaitu kata ash-shobru, menahan atau mengurung. Kedua, kata ash-shobir, yaitu obat yang sangat pahit dan tidak disukai orang. Ketiga, kata ash-shobr berarti menghimpun dan menyatukan. Dengan demikian kata sabar berarti menahan diri dari sifat yang keras, tahan menderita, merasakan kepahitan hidup tanpa berkeluh kesah.

Saat belajar kadang kita menemukan kesulitan-kesulitan di dalam soal, kita sudah berusaha dalam memecahkan soal tersebut, namun apa daya walau sudah bersungguh-sungguh namun soal tersebut tidak juga dapat kita selesaikan. Belum lagi jika saat kita sedang sulit-sulitnya mengerjakan soal, kadang ada teman kita yang datang mengganggu konsentrasi kita saat itu. Atau ada suatu musibah yang terjadi kepada kita sehingga membuat kita sangat stress saat itu. Bisa juga kita harus menjalankan kewajiban kita yang lain di rumah, kita harus bisa memanage waktu dengan baik agar belajar kita juga bisa berjalan dengan efektif. Di sini kita belum boleh putus asa dan harus tetap semangat dalam mencapai cita-cita kita, tidak lupa juga kita harus berdoa kepada Allah dan bersabar.

Kenapa? Karena sesuatu yang kita usahakan dengan bersungguh-sungguh dan dalam keadaan yang sabar pasti akan diberi kemudahan oleh Allah swt.

 Saat kita sudah berusaha dalam mempersiapkan diri untuk mengkuti tes masuk perguruan tinggi namun, hasilnya adalah kita tidak lolos untuk masuk ke perguruan tinggi yang kita pilih tersebut. Di sinilah kita mendapat ujian dari Allah SWT dan kita harus bersabar dalam menerima ujian tersebut. Allah tidak akan memberikan suatu cobaan atau ujian kepada hamba-Nya jika hamba-Nya tersebut tidak sanggup menerima dan menjalankan cobaan atau ujian tersebut. Di balik kegagalan yang kita alami tersebut, pasti Allah telah menyiapkan hal yang terbaik buat kita.

Saat melihat teman-teman yang lulus di perguruan tinggi pilihan mereka dan menjalankan OSPEK, pasti kita merasakan iri hati karena ingin seperti mereka yang kuliah. Namun, kita belum bisa mewujudkan impian kita untuk kuliah seperti teman-teman kita tersebut karena suatu kegagalan yang kita alami. Di sinilah kita harus melatih diri kita agar bisa menjadi orang yang sabar akan menerima kenyataan. Kita bisa melupakan iri hati kita dengan bekerja dan mempersiapkan diri agar lebih siap dalam menghadapi tes di tahun depan. Hal ini juga akan berguna untuk kita mengumpulkan biaya kuliah di tahun berikutnya dan kita lebih siap lagi menghadapi tes di tahun depan.

            Hal-hal yang dirasakan oleh pelajar dalam belajar secara terus menerus untuk mewujudkan cita-citanya masuk ke perguruan tinggi tentunya kadang sangat membuatnya lelah, bosan, mumet, dan terkadang membuatnya menjadi stress. Hal ini lah kadang yang dapat membuat orang suka marah-marah jika ada orang yang berbuat sedikit salah kepadanya, padahal itu adalah hal yang masih bisa dikatan hal yang sangat spele. Terkadang seseorang tidak bisa menahan amarahnya itu karena tingkat stressnya yang tinggi. Padahal sabar itu sangat baik manfaatnya, baik di dalam agama maupun kesehatan.

Saat ada suatu hal yang mengganggu konsentrasi kita dalam belajar atau keinginan kita yang belum tercapai tersebut, pasti kita akan sangat marah. Padahal kita bisa menahan diri agar tidak marah, kenyataannya hal itu sangat sulit diterapkan. Padahal manfaat atau hikmah dari menahan kesabaran itu sangat banyak dan menguntungkan kita. Hanya saja kita belum mengetahuinya secara jelas dan rinci.

Hikmah bersabar dapat kita ketahui dari hal ini sebagaimana diisyaratkan oleh firman Allah SWT "Dan mintalah pertolongan dengan sabar dan shalat." (QS. Al Baqarah [2]: 45). Allah SWT juga berfirman, "Mereka itulah orang-orang yang dibalas dengan kedudukan-kedudukan tinggi (di surga) dengan sebab kesabaran mereka." (QS. Al Furqaan [25] : 75). Selain itu Allah SWT pun menjadikan sabar dan yakin sebagai sebab untuk mencapai kedudukan tertinggi yaitu kepemimpinan dalam hal agama. Dalilnya adalah firman Allah SWT "Dan Kami menjadikan di antara mereka (Bani Isra'il) para pemimpin yang memberikan petunjuk dengan titah Kami, karena mereka mau bersabar dan meyakini ayat-ayat Kami." (QS. As Sajdah [32]: 24). 

Ingatlah juga janji Allah SWT yang artinya, "Barang siapa yang bertakwa kepada Allah niscaya akan Allah berikan jalan keluar dan Allah akan berikan rezeki kepadanya dari jalan yang tidak disangka-sangka." (QS. Ath Thalaq [65] : 2-3). Disebutkan dalam sebuah riwayat bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Ketahuilah, sesungguhnya datangnya kemenangan itu bersama dengan kesabaran. Bersama kesempitan pasti akan ada jalan keluar. Bersama kesusahan pasti akan ada kemudahan." (HR. Abdu bin Humaid di dalam Musnadnya [636].

Ayat-ayat dalam Al-Quran menjelaskan bahwa:

Pertama, sabar bermakna menahan, sebagaimana firman-Nya:

Artinya: "Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar." (QS. Al-Baqarah : 153)

Kedua, sabar bermakna ridha, sebagaimana firman-Nya :

Artinya: "Dan bersabarlah dalam menunggu ketetapan Tuhanmu, maka sesungguhnya kamu berada dalam penglihatan Kami, dan bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu ketika kamu bangun berdiri" (QS. At-Thur : 48)

Adapun hadits tentang sabar diantaranya sebagai berikut:

,

Artinya: "Barangsiapa yang sabar akan disabarkan Allah, dan tidak ada pemberian Allah yang paling luas dan lebih baik daripada kesabaran". (HR. Bukhari, Muslim, Ahmad, at-Tirmidzi, Nasa'i, Abu Dawud, Malik dan Ad-Darimi)

, ,

Artinya: "Sangat menakjubkan semua urusan orang yang beriman, sesungguhnya segala urusannya itu sangat baik baginya, dan hal itu tidak dimiliki oleh seorangpun, kecuali orang yang beriman. Apabila ia mendapatkan kesenangan ia bersyukur, maka yang demikian itu sangat baik dan apabila ia tertimpa kesusahan ia sabar, maka yang demikian itu sangat baik baginya". (HR. Muslim)

Di dalam menghadapi kesulitan perlu kita ingat bahwa kita tidak boleh menyelesaikannya dengan cara emosi. Pertama yang kita lakukan adalah menarik nafas dan tenangkan diri, barulah kita mulai menyelesaikan masalah kita tersebut dengan ikhlas dan sabar. Karena di balik itu semua akan ada hikmah yang kita peroleh dari Allah swt.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun