Mohon tunggu...
WIDYA NUR
WIDYA NUR Mohon Tunggu... Relawan - Mahasiswa Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Jember Nim: 181910501011

-

Selanjutnya

Tutup

Nature

Critical Review Jurnal Agroindustri Berbasis Teh Rakyat sebagai Usaha Meningkatkan Kesejahteraan Petani Teh

21 Juni 2020   23:15 Diperbarui: 21 Juni 2020   23:18 728
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dari penelitian yang dilakukan didapatkan variable-variabel pendukung serta memiliki kaitan dengan usaha meningkatkan kesejahteraan melalui agroindustri teh rakyat:

Tuntutan Konsumen Terhadap Makanan Berbasis Teh 

Berikut ini didapatkan pada tahun 2015 kerjasama antara Unpad dengan BP3IPTEK. Diketahui bahwa konsumen jawa barat menyukai produk minuman dan makanan yang memiliki rasa teh, poin tersebut dapat dijadikan sebagai potensi mengembangankan jawa barat sebagai sentra teh untuk mengembangan produk makanan dan minuman dengan bahan teh, namun berdasarkan hasil responden tertinggi yaitu kue cubit dengan rasa green tea tidak sesuai dengan kondisi agroindustri yang belum sesuai dengan tuntutan pasar apalagi dengan produk teh hijau

Kemampuan Mesin Olah dan Ketersediaan Pucuk Teh Dalam Agroindustri Teh 

Pengembangan dan pertumbuhan agroindustri teh rakyat ditentukan dengan ketersediaan pucuk teh di kebun rakyat, namun pada kenyataannya ketersediaan pucuk teh sebagai bahan baku agroindustri mempengaruhi turunnya para pelaku agroindustry teh rakyat. Hal ini dibuktikan pada data yaitu pada tahun 2015 Cianjur memiliki 11 unit agroindustry namun kini hanya tersisa 6 unit, bahkan pada wilayah Bandung hanya KSU Putera Mekar yang dikenal sebagai Pabrik Teh, yang masih tetap bertahan. Kurangnya ketersediaan bahan baku pucuk teh rakyat disebabkan oleh:

  1. Adanya alih fungsi lahan dengan jumlah yang besar, serta terjadinya perubahan tanaman teh yang diubah menjadi tanaman kayu-kayuan, cabe dan yang lain.
  2. Kebun tidak terawatt
  3. Pemetikan kebun teh dilakukan secara diarit
  4. Harga jual pucuk yang rendah diakibatkan oleh budidayanya yang kurang baik

Kondisi yang telah dijelaskan diatas diperparah oleh alih fungsi lahan, kemampuan olahan mesin maupun pemodalan pelaku agroindustry, sebagai contoh kurang cepatnya perkembangan agroindustry rakyat ialah kelompok tani barokah dengan satu satunya kelompok tani yang mengusahakan white tea dengan lokasi berada pada Desa Lebak Muncang, Kecamatan Ciwidey, Kabupaten Bandung. 

Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan, dikatakan bahwa kapasitas kemampuan olahan mesin hanya memiliki satu unit yang hanya mampu menghasilkan 250kg/hari teh hijau, dimana hal tersebut tidak memenuhi permintaan pasar. 

Kondisi lain terjadi pada KSU Putera Mekar dimana kecilnya kapasitas mesin produksi yang dimiliki sebesar 5 ton teh kering perhari, yang berbanding terbalik dengan permintaan pasar sebesar 200 ton/ bulan, sehingga keadaan cukup sulit untuk memproduksi teh skala besar dalam waktu yang singkat. 

Berdasarkan kedua contoh yang dilihat dari kemampuan dan ketersediaan mesin dan pucuk teh dinilai menjadi penghambat agriondustri untuk berkembang dapat disimpulkan bahwa dari segi teknis/ produksi, maka agroindustry teh rakyat akan sulit berlanjut maupun berkembang.

Kemampuan Finansial dan Tenaga Kerja yang Dimiliki Agroindustri Teh Rakyat

Kemampuan finansial yang dimaksud ialah kemampuan analisis finansial pada agroindustry teh rakyat. Adanya perbedaan antara kemampuan finansial kelompoktani dan Cv. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun