Dalam kehidupan sehari-hari sering kita bertemu dengan orang yang memiliki temperamen pemarah, saat berada di jalan raya, hanya karena disengol orang secara tidak sengaja langsung turun membentak orang yang menyengolnya bahkan ingin memukul orang tersebut. Padahal orang tersebut tidak sengaja, siapa sih yang memang berniat sengaja menyenggol orang di jalan raya? Sifat temperament sedikit-dikit marah sebenarnya sangat merugikan diri sendiri.
Demikian juga, ada orang yang memiliki sifat kebencian, benci dengan orang yang lebih hebat dengan dirinya, ataupun benci kepada orang-orang yang tidak menghormatinya atau tidak sesuai dengan keinginannya. Semua orang yang tidak mengikuti kemauannya akan dibenci. Ada banyak juga orang yang tanpa angin tanpa sebab hanya karena berbeda suku, berbeda agama, lantas timbul niat di hati untuk membencinya, sangat kasihan terhadap orang-orang demikian yang memiliki Sifat sedikit-dikit membenci. Kebencian  yang dipupuk dihati, tidaklah memiliki keuntungan, kebencian hanya akan membuat diri tidak bahagia.
Amarah, kebencian, dengki, iri yang timbul dihati ibarat kita menginputkan program ke dalam komputer dan itu akan disimpan di memory dan komputer akan beroperasi sesuai program yang diinput. Begitu juga dengan batin kita, setiap amarah, kebencian, dengki, iri yang muncul di batin pada unsur Sankhara / aktivitas batin (Bentuk-bentuk pikiran dalam versi Theravada), akan direkam dan tersimpan di batin pada unsur vijnana (kesadaran )pada bagian alaya-vijnana kesadaran ke-8.
Mereka yang batinnya terekam penuh dengan amarah, kebencian, iri, dengki, dll maka akan berakibat terlahir di alam Asura (setan), semakin banyak amarah dan kebencian yang diinput di batin, maka akan semakin banyak kali kelahiran di Alam Asura, bisa sampai jutaan tahun bahkan miliaran tahun baru bisa terlahir kembali menjadi manusia.
Mereka yang sesama hidup batinnya dipenuhi dengan amarah dan kebencian, apabila terlahir kembali di alam manusiapun akan terlahir sebagai orang dengan rupa atau paras wajah yang jelek.
Demikian hukum alam bekerja, tidak ada makhluk apapun yang memberikan hukuman, semua terjadi secara alami. Oleh karena itu, umat Buddha sangat menjaga batinnya, jangan sampai batin ini terinput niat-niat jahat, karena semua itu akan beroperasi mewarnai hidup kita.
Sedikit renungan untuk kita, selamat beraktivitas.
Ditulis oleh:
Widyanto Sila Hasta, S.E., S.Pd.B., M.Ak.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H