Mohon tunggu...
Widyanto Sila Hasta
Widyanto Sila Hasta Mohon Tunggu... Dosen - Guru Agama Buddha & Dosen Akuntansi

Apabila suatu jalan sudah dipilih, walau bagaimana sulitnya perjalanan itu harus dijalani sampai selesai.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Memutuskan Karma Buruk dengan Sad Paramita

1 April 2024   09:57 Diperbarui: 1 April 2024   10:11 503
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Cara memutuskan karma-karma buruk supaya kelahiran yang akan datang karma buruk yang berbuah menjadi berkurang, dengan melaksanakan Sad Paramita.

Seseorang yang rajin melaksanakan Sad Paramita seumur hidup, setelah akhir kehidupannya akan menyebabkan dia terlahir ulang di keluarga bahagia, dengan berkah kekayaan yang berlimpah. Dengan melaksanakan Sad Paramita di setiap kehidupan memungkinkan seseorang mencapai keadaan batin Nirvana sehingga kelahiran berulang terhenti.

Sad Paramita adalah 6 kesempurnaan yang bisa di praktekkan dalam kehidupan sehari-hari yaitu:

1. Dana Paramita adalah sifat suka berdana kepada makhluk hidup yang membutuhkan bantuan. Berdana juga merupakan latihan bagi seseorang untuk melepas, berlatih mengurangi keserakahan di dalam batin. Dengan banyak memberi, maka seseorang akan memupuk jiwa belas kasih di dalam batinnya, inilah jiwa Bodhisattva.

2. Sila Paramita adalah latihan kemoralan dengan tidak melakukan perbuatan yang tercela. Seseorang yang menjalankan sila dalam kehidupannya akan senantiasa menjaga tingkah-lakunya dengan perbuatan benar,  senantiasa menjaga ucapannya supaya tidak menyakiti sesama, menjalankan mata pencaharian benar yang tidak merugikan makhluk hidup lainnya. Sila akan menjaga seseorang untuk tidak melakukan perbuatan yang salah.

3. Dhyana Paramita adalah latihan memusatkan pikiran supaya pikiran tidak berpikir yang tidak benar. Pikiran yang tidak di kontrol akan mudah menciptakan karma buruk, karena karma tercipta melalui niat pikiran. Setiap niat yang timbul di pikiran (baik-buruk) akan direkam di dalam batin, dan akan berbuah pada waktunya. Niat jahat yang muncul di dalam pikiran akan menciptakan karma buruk dan niat baik akan menciptakan karma baik dan semua akan berbuah pada waktu. Inilah pentingnya seseorang menjalankan meditasi untuk mengontrol gejolak batin (serakah, amarah, kebencian, pandangan keliru) dan niat pikiran kita.

4. Viriya Paramita adalah semangat yang tercetus dari batin untuk terus melakukan perbuatan-perbuatan baik. Dengan adanya Viriya di batin, seseorang akan merasa bahagia dalam berbuat kebaikan, dan senantiasa mempraktekan sifat kasih sayang kepada sesama. Viriya juga merupakan semangat seseorang untuk berjuang mencapai kesempurnaan Bodhisattva, supaya kelahiran berulang di alam-alam menderita terhenti.

5.Ksanti Paramita adalah memiliki jiwa yang tenang, tahan terhadap penghinaan, iri, dengki, benci dari orang lain dengan selalu sabar dan tidak memiliki niat dendam ataupun niat untuk membalas. Ksanti juga menjadikan seseorang selalu sabar menghadapi masalah pada saat melakukan kebaikan, dengan adanya ksanti, seseorang tidak akan mudah putus asa, mengeluh apabila menghadapi kesulitan hidup, karena dengan karma-karma baik yang diciptakan di pikiran, ucapan dan perbuatanya, semuanya akan indah pada waktunya.

6. Prajna Paramita adalah kebijaksaan yang memandang semua fenomena alam semesta adalah tidak kekal, begitu juga batin (perasaan, persepsi, aktivitas mental, kesadaran) adalah tidak kekal. Dengan Prajna Paramita ini seseorang akan berjuang untuk menghancurkan keserakahan, amarah dan pandangan keliru dalam batinnya. Dengan pandangan benar, bahwa semua yang ada di alam semesta ini hanyalah ilusi, dan tidak permanen, maka semua kebahagiaan maupun musibah di alam semesta ini juga tidak permanen, sehingga tidak perlu tercekat dalam kemelekatan duniawi.

Alangkah bahagianya tanpa kelahiran berulang, alangkah bahagianya keadaan batin yang bebas dari nafsu keinginan, bebas dari keserakahan, bebas dari kebencian. Inilah keadaan batin Nirvana.

Penulis: Widyanto Sila Hasta, S.E., S.Pd.B., M.Ak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun