Buddhism menolak pandangan adanya roh linghun dalam tubuh, karena menurut Buddhism pandangan demikian sangatlah tahyul.
Menurut Junjungan dunia, tubuh manusia di bentuk dari 2 unsur yakni Rupa/se (wujud) + Nama/lingxing (Batin).
Batin dibentuk dari 4 unsur yakni:
* shou (Vedana) = Perasaan
* xiang (Sanna) = persepsi
* xing (Sankhara) = aktivitas mental
* shi (Vinnana) = kesadaran
Setelah seseorang meninggal, semua perbuatan-perbuatan yang dilakukan akan direkam di dalam batin yang terletak di "kesadaran", setelah napas ini putus, unsur batin hanya tersisa "kesadaran" dan batin inilah yang akan berubah sesuai dengan perbuatan atau isi batin manusia.
Apabila batin manusia dipenuhi dengan cinta kasih, kasih sayang, empati maka batin ini akan bertransformasi menjadi dewa dan terlahir di alam dewa (Kamaloka). Apabila batin ini diliputi oleh keserakahan, kebencian, kebodohan, maka batin akan bertransformasi menjadi hantu yang terlahir di Alam Peta atau Niraya (neraka).
Jadi, Buddhism menolak adanya roh atau jiwa dalam tubuh, karena Batin (lingxing) bukanlah roh (linghun) sebagaimana dalam ajaran Taoism. Â Di dalam ajaran tentang adanya roh dikatakan bahwa adaanya roh dalam tubuh manusia, setelah meninggal roh ini akan keluar dari tubuh dan bereinkarnasi menjadi manusia kembali atau roh tersebut jatuh ke neraka karena banyak berbuat jahat.
Pandangan Buddha Dharma, setelah seseorang meninggal tidak adanya roh yang keluar dari tubuh. Mungkin sering kali kita melihat film, adanya roh keluar dari tubuh setelah orang meninggal, itu hanyalah film. Dalam konsep Buddhis, seseorang yang meninggal akan terlahir ulang sesuai dengan karmanya (perbuatannya yang direkam di batin) yang menentukan orang tersebut terlahir di alam bahagia atau tidak.
Kelahiran dalam agama Buddha dibagi menjadi 4 jenis yakni:
1. Kelahiran melalui kandunganÂ
2. Kelahiran melalui telurÂ
3. Kelahiran melalui basahÂ
4. Kelahiran secara spontan.
Untuk kelahiran spontan adalah contohnya seperti seseorang yang meninggal kemudian karma menyebabkan batinnya berpindah dan terlahirlah menjadi Hantu, setan ataupun dewa. Jadi, yang berpindah adalah batinnya bukanlah roh.
Konsep roh biasanya diilustrasikan dengan wujud Rohnya sama seperti manusia atau makhluk awal dalam tubuh dimana roh manusia maka wujudnya juga seperti manusia yang biasa disebut arwah. Dalam Buddha Dharma, arwah bukanlah roh melainkan hasil kelahiran ulang dari suatu makhluk yang meninggal dan secara spontan terlahir menjadi arwah / hantu.
Hantu adalah kelahiran suatu makhluk di alam hantu dimana alam tersebut adalah bukan di dunia tempat kita tinggal tetapi adalah di dimensi lain. Alam hantu adalah adalah alam yang tidak bahagia atau menyedihkan. Seseorang yang twrlahirndi alam hantu menurut Buddha karena pada masa hidup memiliki keserakahan di dalam batinnya sehingga setelah meninggal batinnya bertransformasi menjadi hantu.
Begitu juga kelahiran di alam setan (jin) ataupun di alam binatang adalah tidak menyenangkan. Seseorang yang dibatinnya dipenuhi dengan kebencian, dendam dan amarah setelah meninggal batin akan bertransformasi menjadi setan/jin, dan seseorang yang batinnya dipenuhi dengan kebodohan atau kegelapan batin maka setelah meninggal batinnya akan terlahir di alam binantang bisa melalui cara bertelur, kandungan untuk binatang mamalia, atau cara basah seperti ikan, dll.Â
Terlepas dari percaya adanya roh atau tidak, tergantung dari keyakinan kita masing-masing. Penulis hanya menuliskan sesuai dengan ajaran Buddha yang sebenarnya.
Sedikit renungan untuk para rekan sedharma saja, Semoga kita semua bisa terbebas dari kelahiran berulang dan mencapai pantai seberang, namo tadyata om gate gate paragate parasamgate Bodhi svaha....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H