Dalam Buddhism, Junjungan Dunia (Sang Bhagava / Sang Tathagata) mengajarkan bahwa di dalam tubuh manusia tidak ada yang namanya roh. Apabila anda menganggap bahwa setelah orang meninggal maka roh akan keluar dari tubuh seseorang hal ini berarti anda terlalu banyak menonton film hantu, wkwkwkw.
Dalam Buddha Dharma, Supreme Buddha mengajarkan bahwa manusia dibentuk dari 2 unsur yakni nama (batin) dan Rupa (wujud). Nama atau batin dibagi menjadi 4 jenis yaitu Perasaan (vedana), Persepsi (samjna), aktivitas mental (samskara) dan kesadaran (vijnana). 4 macam unsur batin ditambah dengan unsur rupa yaitu jasmani menjadi 5 kelompok pembentuk kehidupan yang biasa disebut Panca Skandha. Lima kelompok pembentuk. Kehidupan itu adalah:
1. Rupa Skanda 色蕴 yaitu kelompok wujud seperti tubuh dan badan jasmani yang bisa dilihat dengan kasat mata.
2. Vedana Skandha 受蕴 adalah kelompok perasaan dimana manusa bisa merasakan suka maupun Dukkha.
3. Samjna / Sanna Khandha 想蕴 adalah kelompok persepsi dimana hasil dari pengalaman yang membuat batin ini bisa memberikan persepsi terhadap hal-hal yang pernah dialaminya.
4. Samskara / Sankhara Skandha 行蕴 adalah aktivitas-aktivitas batin kita seperti keserakahan, kebencian, iri hati, mengasihi, mencintai, dll.
5. Vijnana / Vinnana 识蕴 yaitu yaitu kesadaran yang dari kontak 6 indera terhadap objek. Dalam Buddhism Mahayana, Vijnana disebut sebagai Raja Batin atau juga dimaknai pusatnya batin (心王) karena di Vijnana inilah semua perbuatan kita terekam dan akan menghasilkan buah karma yang menjadikan diri ini memperoleh hasil dari perbuatan diri kita.
Perlu diketahui bahwa, apabila seseorang meninggal, maka batin ini yang dibentuk oleh kesadaran yang menyimpan semua rekaman perbuatan selama masih hidup akan membuatnya terlahir sesuai dengan isi batinnya. Misalnya, batinnya penuh dengan kebencian maka akan terlahir menjadi setan asura, apabila batinya penuh dengan keserakahan akan terlahir menjadi hantu kelaparan, apabila batinnya dipenuhi dengan kebodohan akan terlahir menjadi binatang.
Jadi, yang menentukan kelahiran berikutnya dalam ajaran Buddha sebenarnya adalah isi dari batin kita. Apabila batin kita gelap maka kehidupan yang akan datang akan terlahir di alam sengsara sebaliknya batin terang akan terlahir di alam bahagia.
Tetapi dalam Buddhism Mahayana diajarkan bahwa walaupun batin ini cemerlang tetap akan mengalami kelahiran dan kematian berulang. Cara untuk menghentikan kelahiran berulang hanya dengan cara melenyapkan semua unsur batin ini mencapai kekosongan, karena semuanya pada dasarnya adalah kosong/hampa, karena pencerahan terjadi ketika kita tidak menginginkan apapun. Ketika nafsu keinginan padam, padamlah lobha, dosa dan moha, seketika memasuki keadaan kekosongan (Nirvana).
Ditulis oleh: Widyanto S. Hasta
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H