Mohon tunggu...
Widyanto Aris
Widyanto Aris Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pegiat Teknologi Blockchain, Web3, AI

Pegiat dan Pembelajar Teknologi Blockchain, Web3, AI dan Emerging Technologies lain nya.

Selanjutnya

Tutup

New World

Web3: Bukan Sekedar Like dan Follow dalam Pengelolaan Fans dan Follower

31 Mei 2024   20:54 Diperbarui: 1 Juni 2024   10:06 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://widy.uncut.network/nft/34361378612 

Web3 adalah istilah yang merujuk kepada generasi internet berikutnya, dibangun di atas teknologi blockchain dan berpotensi untuk merevolusi cara kita berinteraksi dengan konten digital, layanan, dan hubungan satu sama lain. Di era baru ini, konsep "like" dan "follow" bukan hanya cara untuk mengukur popularitas atau validasi sosial, tetapi juga alat untuk memberdayakan pengguna dan mendorong ekosistem digital yang lebih adil dan terdesentralisasi. Tulisan kali ini akan membahas bagaimana Web3 mengubah lanskap pengelolaan fans dan follower, dan apa artinya bagi masa depan komunitas online.

Keterbatasan Web2 dalam Pengelolaan Fans dan Follower

Dalam model Web2 saat ini, platform media sosial seperti Facebook, Twitter, Instagram, dan yang lain telah mendominasi ruang online, dengan pengguna yang terhubung terutama melalui like, follow, dan share. Meskipun platform ini telah memfasilitasi tingkat konektivitas dan komunikasi yang belum pernah terjadi sebelumnya, platform ini juga memiliki beberapa keterbatasan, yaitu:

1. Kontrol terpusat: Platform media sosial dimiliki dan dioperasikan oleh entitas terpusat yang memiliki kontrol atas data pengguna, moderasi konten, dan algoritme tertentu. Hal ini dapat menimbulkan masalah seperti sensor, pelanggaran privasi data, dan manipulasi informasi.
2. Keterlibatan satu dimensi: Cara utama pengguna berinteraksi dengan konten pada platform ini adalah melalui like dan follow, yang bisa jadi terbatas dalam hal mendorong keterlibatan yang bermakna dan memahami preferensi pengguna.
3. Peluang monetisasi terbatas: Meskipun influencer dan pembuat konten dapat menghasilkan uang melalui sponsorship, iklan, dan bentuk monetisasi lainnya, platform itu sendiri mengambil potongan pendapatan yang signifikan. Hal ini dapat mempersulit pembuat konten yang lebih kecil untuk mendapatkan penghasilan yang adil dan berkelanjutan dari pekerjaan mereka.

Revolusi Web3 dalam Pengelolaan Fans dan Follower

Teknologi Web3, seperti blockchain, penyimpanan terdesentralisasi, dan smart contract, mengatasi keterbatasan ini dan mengubah cara pengelolaan fans dan follower dilakukan:

1. Desentralisasi dan kontrol pengguna: Platform Web3 dibangun di jaringan terdesentralisasi, yang berarti tidak ada entitas tunggal yang memiliki kontrol atas platform. Hal ini memungkinkan transparansi yang lebih besar, ketahanan terhadap sensor, dan kontrol pengguna atas data mereka.
2. Peningkatan keterlibatan dan personalisasi: Dengan Web3, pengguna dapat berinteraksi dengan konten dengan cara yang lebih bermakna, seperti melalui sistem voting berbasis token, platform media sosial terdesentralisasi, dan rekomendasi konten yang dipersonalisasi berdasarkan preferensi dan perilaku pengguna.
3. Peluang monetisasi baru: Web3 memungkinkan pembuat konten untuk memonetisasi konten mereka secara langsung melalui tokenisasi, memungkinkan penggemar untuk membeli token yang mewakili bagian dalam karya pembuat konten atau pendapatan masa depan. Hal tersebut dapat memberikan model bagi hasil yang lebih adil, serta peluang baru untuk keterlibatan penggemar melalui konten eksklusif, pengalaman  eksklusif, penawaran khusus, dan lainnya.

Studi Kasus: Platform Web3 Inovatif

Beberapa platform Web3 sudah membuat gebrakan dalam ruang pengelolaan fans dan follower:

1. Audius: Platform streaming musik terdesentralisasi yang memungkinkan artis untuk mengunggah musik mereka secara langsung dan mendapatkan pendapatan melalui reward berbasis token.
2. Mirror: Platform penerbitan Web3 yang memungkinkan penulis untuk menokenisasi karya mereka, memungkinkan penggemar untuk berinvestasi pada pembuat konten favorit mereka dan menerima bagian dari keuntungan.
3. Litera: Platform yang memungkinkan pembuat konten untuk meluncurkan program keterlibatan dan loyalitas Fans mereka sendiri, dengan memberikan poin kripto dan atau NFT. Dimana NFT yang diterbitkan dapat dibeli oleh penggemar untuk mendapatkan akses ke konten eksklusif, penawaran khusus, pengalaman eksklusif, dan lainnya.

Kesimpulan

Web3 sedang mengantarkan era baru pengelolaan fans dan follower, yang dicirikan oleh desentralisasi, peningkatan keterlibatan, dan peluang monetisasi baru. Seiring dengan terus berkembangnya teknologi, kita dapat berharap untuk melihat lebih banyak platform dan alat inovatif yang memberdayakan pengguna dan pembuat konten, yang pada akhirnya dapat menciptakan ekosistem digital yang lebih adil dan berkelanjutan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten New World Selengkapnya
Lihat New World Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun