Apa rasanya stuck, tak ada satupun ide melintas di kepala, enggak tahu mesti memutuskan apa, enggak tahu mesti menulis apa, tak kemana-mana? Kalau bagi saya, itu seperti bencana. Iya.... Beneran. Enggak lebay ini mah! Karena bagi saya, emak blogger merangkap emak kuliahan, kehilangan kreativitas itu berarti saya akan berhadapan dengan banyak kesulitan. Kok bisa? Ceritanya begini...
Jadi mahasiswa harus kreatif...
Jadi blogger harus kreatif...
Jadi emak harus kreatif...
Jadi penulis buku harus kreatif...
Orang hidup, ya memang kudu kreatif!
Dalam kamus saya, yang namanya kreatif enggak melulu harus berhubungan dengan karya seni, lagu, kerajinan atau apapun yang biasa disebut orang. Kreatif itu, ya mampu mencari solusi dari berbagai persoalan hidup dengan smart dan keren.
Jadi Mahasiswa Harus Kreatif...
Apalagi yang namanya mahasiswa magister, tugasnya tuhhh...beuhh...bejibun! Rata-rata ya berupa paper. Bagaimanalah emak kuliahan ini mau menyelesaikan dengan baik, kalau  tidak kreatif. Iya kan? Kreatif itu ya mulai kreatif mencari judul yang oke dan menarik, kreatif mencari materi atau bahan yang mau kita olah, sampai kreatif mengolahnya hingga menjadi karya yang bukan sekadar dibuat untuk memenuhi persyaratan saja. Tapi, ada nilai lebih didalamnya.
Nah, mau tahu salah satu kreativitas saya mengotak-atik materi tugas, supaya tetap excellent, tapi juga bisa dikerjakan dengan cepat? Salah satu caranya, adalah, saya sering membuat paper yang temanya saling terkait. Contohnya begini: untuk mata kuliah ekotoksikologi (mata kuliah yang mempelajari tentang pengaruh negatif zat racun bagi lingkungan), ada dua dosen yang mengampu, keduanya memberi tugas paper dengan tema bebas. Bedanya, dosen pertama meminta review sebuah jurnal, dosen kedua meminta mahasiswa membahas salah satu toksikan.Â
Nah, saya membuat kedua tugas tetap dalam satu tema besar yang sama, yakni tentang Clomazone (suatu bahan aktif herbisida). Tugas pertama, saya mereview sebuah jurnal tentang efek toksik clomazone terhadap berudu katak, tugas kedua saya membahas perjalanan clomazone mulai dipaparkan ke lingkungan, sampai masuk ke tubuh organisme, dimetabolisme di tubuh dan diekskresikan. Nah... dengan cara ini, saya terbantu mendapatkan pengetahuan yang utuh tentang satu jenis toksikan. Di sisi lain, kedalaman saya mempelajarinya, juga memberi keuntungan berupa nilai yang  excellent. Alhamdulillah A untuk mata kuliah lumayan maut ini. Itu baru sisi kreativitas sebagai mahasiswa.
Contoh kreativitas lain, seperti ini misalnya. Kemampuan saya untuk membaca, tentu terbatas. Â Padahal, terkadang ada masa dimana banyak sekali hal yang perlu saya masukkan ke kepala saya sebagai raw material. Dalam kondisi begini, saya senang ngobrol atau mendengarkan orang ngobrol. Dan.... For me, it works! Saya masih ingat, ngobrol di WA berlama-lama dengan teman saya yang expert di bidang pengolahan limbah. Saya bilang, "critao.... Yen ono limbah beban organik tinggi, piye treatment e?"Â
Artinya kurang lebih: Ceritalah bagaimana (pengolahan) limbah dengan beban bahan organik tinggi. Dan diapun langsung cerita pengalamannya di lapangan, endebrai...endebrai... bla...bla...bla....tahu hasilnya? Mata kuliah yang ini, saya dapat nilai AB, di saat banyak teman harus mengulang karena nilainya C.Â
Dimana kreatifnya? Less effort, tapi tetap halal dong. Iya kan? Wong saya enggak menyontek tho? Saya hanya cukup ngobrol, memperhatikan dia, dan membuat resume singkat. Nah...kadang hal-hal remeh begini tak terpikir ketika kita tidak kreatif. Ide-ide rada aneh, terkadang dibutuhkan untuk mengatasi permasalahan dengan efisien dan tentu efektif. Alih-alih memutuskan untuk terus membaca buku tebal, saya memutuskan memanfaatkan resource lain yang tersedia di sekitar saya dengan cara yang lebih memungkinkan bagi saya.
Jadi Emak Blogger Kudu Kreatif
Wah.... Apalagi soal ini. Â Bekerja sebagai kreator konten ya kudu banget kreatif. Ibaratkan kita jualan konten ya sama dengan jualan ide, jualan kreativitas. Kesulitan besar adalah jika sampai saat mendekati deadline job, dan saya belum menemukan kreativitas, bagaimana saya harus mengolah brief menjadi konten yang segar yang bakal muncul di blog saya.Â
Duh...padahal nih, yang namanya job itu briefnya variatif banget. Ada yang sulit, ada yang relatif mudah. Ada yang ngasih batas waktu dua minggu, ini sih masih leluasa banget. Ada yang memberi waktu seminggu, kalau yang ini sedang aja. Ada yang hanya 1 hari. Bahkan saya pernah dapat job yang tenggat waktunya hanya beberapa jam.Â
Ckckck....mau ditolak? Sayaaaaaang.... Apalagi kalau temanya gue banget. Apalagi juga, sejak menjalani kuliah magister, saya kehilangan sejumlah penghasilan yang berasal dari tunjangan jabatan. Padahal pengeluaran membengkak karena studi. Dalam kondisi begini, blog sangat berjasa menambal sana-sini kebutuhan saya.
Jadi, kesimpulannya... Kreativitas itu harus dirawat. Yang namanya banjir ide itu beneran sama dengan banjir rezeki jadi kudu dipelajari strateginya. Lalu apa yang saya lakukan?
Sudut Kerja Nyaman
Well, saya memang bukan tipe perempuan yang harus bekerja di ruang yang cantik, secantik-cantiknya. Enggak juga. Bagi saya yang penting bersih dan rapi. Terkadang sesekali memberikan tempelan di sana-sini, terkadang juga memboyong segerombol bunga artificial property motret saya ke meja kerja, sudah menjadi cara yang lumayan untuk membuat mood bagus dan kreativitas terjaga.
Berpindah-pindah tempat kerja, juga cukup manjur untuk menjaga mood tetap oke dan selalu banjir Ide. Kalau di kampus, saya biasa datang pagi-pagi sekali, lalu "ngantor" di ruang baca. Bosan di ruang baca, kadang pindah ke outdoor bahkan sambil makan di kantin. Simple tricks, tapi mungkin Anda juga bisa mencoba. Siapa tahu juga bekerja untuk Anda. Haha...
Nongkrong atau Jalan-jalan
Sesibuk apapun saya, saya upayakan tetap punya waktu nongkrong dengan sahabat, teman dan pasti juga dengan suami. Karena kami menjalani LDR sebagai konsekuensi kuliah yang sedang saya jalani, maka kami biasa ngafe saat saya pulang ke rumah. Jalan-jalan di alam bebas juga salah satu resep sip untuk mengundang ide dan kreativitas. Maka, saya tetap mengupayakan bisa menjalaninya di sela kesibukan. Tak harus jauh, atau tak harus juga dating ke tempat-tempat yang wah. Cukup dekat rumah saja. Low budget, high impact! Haha...
Kadang kita terlalu sibuk, mengejar target ini itu, lupa pada diri sendiri. Lupa bahwa tubuh dan jiwa ini adalah makhluk hidup, bukan benda mati. Ini yang sering saya ingatkan ke diri sendiri. Saat sadar sepenuhnya, saya biasa mengajak diri berdialog. Kita sekarang mau ngapain? Kita mau begini lo! Kamu bantu ya kita harus semangat! Intinya semacam programming, mensetting diri untuk siap menghadapi tugas-tugas kehidupan.Â
Nah... acara berdialog dengan diri sendiri ini, makin asyik jika kita sambil memberikan sentuhan istimewa. Misalnya nih, sambil luluran pakai lulur yang wangi. Jadi si diri ini kita seneng-senengin. Saya lupa itu namanya apa ya? Yang jelas cara ini sangat membantu saya berlimpah ide.
Terkadang di saat sangat senggang, saya bermeditasi dalam keharuman minyak esensial yang saya bakar dengan tungku. Wah.... Ini nyaman banget. Biasanya sesudahnya, ide bakal berloncatan di kepala. Menyenangkan dan memperlakukan diri kita dengan baik, terkadang saya lakukan dengan cara membeli peralatan make up baru. Sekadar sebatang lipstick lima puluh ribuan, terkadang sudah cukup membuat mood luar biasa naik. Dan, ini yang terbaru yang saya lakukan!
Tara...... perkenalkan, nih!
Saya suka memakainya saat habis mandi. Hihi...brasa jadi bayi? Enggak lah.... Kan yang ini bisa pilih aromanya. Kalau saya suka yang rose, karena harum dan jadi berasa cantik makainya. Uhukss.... Dipakai habis mandi, badan segar dan hangat, wangi pula. Hmmm.... Saya siap untuk kembali menulis konten-konten segar untuk blog saya, ataupun menyelesaikan tugas-tugas kuliah. Banyak yang percaya, aroma sangat kuat mempengaruhi mood kita. Ini berlaku banget kalau buat saya.
Yang sering salah kaprah nih, adalah cara kita mendapatkan aromanya. Seringkali langsung dengan menghirup aroma dari botolnya. Ternyata cara ini salah lo. Karena seperti yang saya lihat di Instagram @temanhati_id, ternyata cara menikmati aroma itu yang terbaik adalah dengan mengoles Kayu Putih Aroma ke beberapa bagian tubuh kita, biarkan beberapa saat, lalu kita bisa menghirup aromanya. Selain dinikmati aromanya, juga nyaman banget menikmati kehangatannya. Makanya perlu juga bawa-bawa Kayu Putih Aroma ini ke mana-mana. Menemani anak-anak berenang juga perlu banget bawa ini. Biar kelar berenang, badan hangat dan tidak kedinginan.
Nah, bagaimana? Anda punya juga jurus untuk tetap kreatif? Bagi dong di sini.
Salam Hangat
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H