Beres urusan tiket, kami langsung bergegas melanjutkan perjalanan memasuki kawasan taman nasional. Savana Bekol, adalah tujuan kami selanjutnya. Jalannya memang beraspal tetapi sudah banyak bagian yang rusak parah. Ohhh… gak masalah! Buat kami justru ini yang bikin petualangan makin asyik! Anak-anak juga tak protes meski mereka baru kali ini melewati medan berbatu.
Kiri kanan jalan kami disuguhi pemandangan hutan yang mulai mengering. Maklum sudah mulai masuk musim kemarau. Sebenarnya jarak dari pos ke savana hanya sekitar 12 km. Namun karena kondisi jalan, kami menempuhnya dengan sangat lambat.
Beberapa kilometer dari pos, kami memasuki kawasan evergreen forest. Ini adalah bagian hutan yang konon katanya akan tetap hijau sepanjang tahun. Dan memang kami lihat saat itu, bagian hutan ini terlihat hijau dengan dominasi tanaman sejenis palm.
[caption caption="Pemandangan Khas Baluran Yang Kering "]
[caption caption="Evergreen Forest, Bagian Yang Konon Selalu Hijau"]
Savana Bekol dan Kenangan Masa Kecil
Savana bekol membawa saya pada kenangan masa kecil. “Bekol” mengingatkan saya akan tanaman yang oleh penduduk lokal disebut “Bukkol”. Tanaman berdaun kecil dan berbuah juga kecil-kecil seujung jempol (jempol saya masa kecil??) yang berwarna kuning kemerahan dan asam rasanya. Apakah penamaan padang savana ini berasal dari tanaman yang saya kenal masa kecil? Entahlah. Saya penasaran sebenarnya, tapi tak cukup waktu untuk berjalan dan memeriksa tanaman-tanaman di sana.
Kami berhenti di padang ini. Menikmati pemandangan yang menakjubkan. Savana luas yang kering, mengingatkan saya pada afrika. Ya, tempat ini memang disebut Afrikanya tanah Jawa. Memandang ke arah barat, kami disuguhkan panorama Gunung Baluran yang luar biasa indah! (Foto di atas)