Mohon tunggu...
Widyanti Yuliandari
Widyanti Yuliandari Mohon Tunggu... Administrasi - Blogger, ASN, Penulis buku

Widyanti adalah blogger yang juga penulis buku yang saat ini mengetuai komunitas Ibu-ibu Doyan Nulis, sebuah komunitas yang mewadahi perempuan penulis. Kini Widya tengah menjalani pendidikan Master di program Magister Teknik Lingkungan, Institut teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya. Kesibukan kuliah tak membuatnya berhenti untuk menekuni blogging dan menulis buku. Saat ini Widya sedang menunggu proses penerbitan buku solo ke-5 nya yang bertema Pola Makan Sehat, Food Combining. www.widyantiyuliandari.com

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Ramadan = Detoksifikasi, Benarkah?

8 Juli 2015   20:42 Diperbarui: 8 Juli 2015   20:42 1615
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

  

Aspek spiritual dari puasa ramadan (juga puasa-puasa sunnah) sudah sering dibicarakan. Namun tidak demikian dengan aspek fisik yang salah satunya manfaat kesehatan puasa. Ya memang sering ditulis, puasa membuat sehat. Tapi puasa yang bagaimana? Seringkali tidak dijelaskan dengan detail.

Padahal di luar sana, puasa sudah mulai diakui manfaat kesehatannya. Bahkan banyak pula konsep perawatan dan penyembuhan penyakit yang berbasis pada puasa. Hiromy Shinya misalnya, gastroenterolog asal Jepang yang juga disebut-sebut sebagai salah satu dokter terbaik di dunia ini, menerapakan aturan yang sangat mirip dengan puasanya kaum muslim, yakni berpuasa selama 12-13 jam, yang diikuti juga dengan pengaturan pola makan.

Beruntung sekali di awal ramadan ini saya berkesempatan ngobrol dengan Mbak Eti seorang ahli gizi yang saat ini tinggal dan berkegiatan di Kota Palembang. Oya Mbak Eti Widayati ini adalah dosen di STIKES dan konsultan gizi di Pusat Konsultasi Wanita "KARTINI"-BKOW Sumsel.

[caption caption="Eti Widayati - Sumber : Facebook Eti Widayati"]

[/caption]

Mbak Eti yang terlihat awet muda dan tetap bugar ditengah-tengah berbagai kesibukannya ini meluangkan waktu untuk berbincang soal detoksifikasi. ya, detoksifikasi, istilah yang sangat umum disebut dan dikatkan dengan manfaat fisik berpuasa. Berikut obrolan kami soal detoksifikasi

  

Sebenarnya detoksifikasi itu apa, mbak?

Detoksifikasi adalah proses pembersihan/pembuangan timbunan sampah dan racun/toksin yang terkumpul dalam tubuh, baik yang terbentuk akibat hasil metabolisme makanan maupun yang masuk bersamaan dg makanan atau melalui pernapasan dan radiasi. = Detoks akan membersihkan system dan mengendalikan keseimbangan alami dalam tubuh.

 

Nah sekarang kata-kata detoks sangat populer. Berbagai cara detoks sangat populer, bahkan banyak sekali produk-produk yang mengklaim sebagai produk untuk detoks, mulai dari supplemen yang diminum sampai semacam plester yang ditempel di bagian tubuh. Sebenarnya  detoks secara aman dan efektif  itu bisa dilakukan dengan cara apa?

Detoks alami paling aman adalah dengan melakukan puasa, karena dengan berpuasa energy yang tersedia akan digunakan untuk proses detoks agar lebih optimal dan intens. Puasa adalah cara paling efektif dan aman yang sudah diakui olah banyak ilmuwan dan sudah dikaji secara ilmiah: a.l :

  1. Prof. Hiromi Shinya : Menyegarkan kembali sel-sel tubuh dengan melakukan regenerasi sel
  2. Prof. Arnold Ehret : Meremajakan fisik, mental, spiritual
  3. DR. George Malkmus : Membersihkan sistem dr tumpukan racun
  4. Prof. Dr. Hwang Sung-Joo, M.D., Ph.D. : membuang racun dlm tubuh
  5. DR. Michael Mosley: Membuat sehat dan hidup lebih lama
  6. Dll. - Puasa juga memberikan manfaat u/ kesehatan dengan cara mengistirahatkan organ pencernaan sehingga metabolisme berjalan optimal, (salah satunya proses pembuangan sampah dan racun tubuh) sehingga daya tahan tubuh meningkat, kadar kolesterol darah seimbang, penggunaan

 Banyak yang mengklaim puasa utamanya Puasa Ramadan merupakan salah satu jalan mendetoks. Benarkah puasa dengan serta merta dapat menjadi sarana detoks? Maksudnya dengan melihat kebiasaan kuliner yang saat ini umum di Indonesia, yakni bebuka dengan yang serba manis gula, santan, susu, tepung-tepungan, serta makan besar dengan lauk serba hewani dsb.

Tentunya tidak dong. Energi terkuras utuk mencerna sehingga proses detoks tdk terjadi. Belum lagi organ yg bekerja untuka melakukan proses detoks disibukkan lagi dengan membersihankan makanan-makanan yg mengdung racun sekaligus miskin bahkan nol enzym. Sementara mukus yg terbentuk dr metabolisme susu, gula, terigu, gorengan, jg memberatkan sistem limfatik yg juga bertugas membuang mukus (lendir) tsb. Jadi bagaimana tubuh akan melakukan detoksifikasi tumpukan sampah dlm tubuh, kalau organ-organ disibukkan dg makanan sarat protein dll yg berat dicerna. Ya kan.

Nah, bagaimana agar puasa ramadhan bisa benar-benar memberi manfaat optimal sebagai detoksifikasi?

Memperhatikan pola makan dan menu saat sahur dan berbuka. Menu harus alami, dan pastikan menu yang selain kaya gizi juga mengandung serat, antioksidan, enzym , pythochemicals , Minyak sehat (mis: EVOO). Ditambah air mineral alami , bahan-bahan tersebut merupakan pembersih racun yang efektif.

 

Itu tadi ngobrol-ngobrol cantik saya dengan Mbak Eti. Nah, yang ingin manfaat lebih dari puasa, bisa saran Mbak Eti dipraktekkan ya. Eksekusinya, ya kra-kira sama dengan yang pernah saya tulis beberapa waktu lalu. (Pengalaman Berpuasa Ramadan Ala Food Combining)

 

Selamat menikmati hari-hari terakhir Ramadan.

Salam hangat dari Bondowoso, Kota kecil tak jauh dari Raung yang mulai batuk-batuk :D

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun