Mohon tunggu...
Widyanti Yuliandari
Widyanti Yuliandari Mohon Tunggu... Administrasi - Blogger, ASN, Penulis buku

Widyanti adalah blogger yang juga penulis buku yang saat ini mengetuai komunitas Ibu-ibu Doyan Nulis, sebuah komunitas yang mewadahi perempuan penulis. Kini Widya tengah menjalani pendidikan Master di program Magister Teknik Lingkungan, Institut teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya. Kesibukan kuliah tak membuatnya berhenti untuk menekuni blogging dan menulis buku. Saat ini Widya sedang menunggu proses penerbitan buku solo ke-5 nya yang bertema Pola Makan Sehat, Food Combining. www.widyantiyuliandari.com

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Ramadan = Detoksifikasi, Benarkah?

8 Juli 2015   20:42 Diperbarui: 8 Juli 2015   20:42 1615
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Detoks alami paling aman adalah dengan melakukan puasa, karena dengan berpuasa energy yang tersedia akan digunakan untuk proses detoks agar lebih optimal dan intens. Puasa adalah cara paling efektif dan aman yang sudah diakui olah banyak ilmuwan dan sudah dikaji secara ilmiah: a.l :

  1. Prof. Hiromi Shinya : Menyegarkan kembali sel-sel tubuh dengan melakukan regenerasi sel
  2. Prof. Arnold Ehret : Meremajakan fisik, mental, spiritual
  3. DR. George Malkmus : Membersihkan sistem dr tumpukan racun
  4. Prof. Dr. Hwang Sung-Joo, M.D., Ph.D. : membuang racun dlm tubuh
  5. DR. Michael Mosley: Membuat sehat dan hidup lebih lama
  6. Dll. - Puasa juga memberikan manfaat u/ kesehatan dengan cara mengistirahatkan organ pencernaan sehingga metabolisme berjalan optimal, (salah satunya proses pembuangan sampah dan racun tubuh) sehingga daya tahan tubuh meningkat, kadar kolesterol darah seimbang, penggunaan

 Banyak yang mengklaim puasa utamanya Puasa Ramadan merupakan salah satu jalan mendetoks. Benarkah puasa dengan serta merta dapat menjadi sarana detoks? Maksudnya dengan melihat kebiasaan kuliner yang saat ini umum di Indonesia, yakni bebuka dengan yang serba manis gula, santan, susu, tepung-tepungan, serta makan besar dengan lauk serba hewani dsb.

Tentunya tidak dong. Energi terkuras utuk mencerna sehingga proses detoks tdk terjadi. Belum lagi organ yg bekerja untuka melakukan proses detoks disibukkan lagi dengan membersihankan makanan-makanan yg mengdung racun sekaligus miskin bahkan nol enzym. Sementara mukus yg terbentuk dr metabolisme susu, gula, terigu, gorengan, jg memberatkan sistem limfatik yg juga bertugas membuang mukus (lendir) tsb. Jadi bagaimana tubuh akan melakukan detoksifikasi tumpukan sampah dlm tubuh, kalau organ-organ disibukkan dg makanan sarat protein dll yg berat dicerna. Ya kan.

Nah, bagaimana agar puasa ramadhan bisa benar-benar memberi manfaat optimal sebagai detoksifikasi?

Memperhatikan pola makan dan menu saat sahur dan berbuka. Menu harus alami, dan pastikan menu yang selain kaya gizi juga mengandung serat, antioksidan, enzym , pythochemicals , Minyak sehat (mis: EVOO). Ditambah air mineral alami , bahan-bahan tersebut merupakan pembersih racun yang efektif.

 

Itu tadi ngobrol-ngobrol cantik saya dengan Mbak Eti. Nah, yang ingin manfaat lebih dari puasa, bisa saran Mbak Eti dipraktekkan ya. Eksekusinya, ya kra-kira sama dengan yang pernah saya tulis beberapa waktu lalu. (Pengalaman Berpuasa Ramadan Ala Food Combining)

 

Selamat menikmati hari-hari terakhir Ramadan.

Salam hangat dari Bondowoso, Kota kecil tak jauh dari Raung yang mulai batuk-batuk :D

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun