Mohon tunggu...
Widya Kurniawan
Widya Kurniawan Mohon Tunggu... Buruh - Saya seorang pegawai swasta dan blogger pemula

Kunjungi blog saya: inspirasidunia.com | hobipedia.com | widya.blog | berbagiinspirasi.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Domisili adalah Faktor Utama untuk Mendaftar Sekolah

25 September 2024   11:40 Diperbarui: 25 September 2024   11:54 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika tiba waktunya memilih sekolah untuk anak, orang tua sering kali dihadapkan pada berbagai faktor yang perlu dipertimbangkan. Salah satu faktor yang paling krusial adalah domisili. Di banyak negara, termasuk Indonesia, lokasi tempat tinggal atau domisili sering kali menjadi penentu utama dalam penerimaan sekolah, terutama untuk sekolah-sekolah negeri. Artikel ini akan menjelaskan mengapa domisili adalah faktor utama dalam proses pendaftaran sekolah dan bagaimana hal ini memengaruhi akses pendidikan.

Pentingnya Domisili dalam Sistem Zonasi

Salah satu kebijakan yang diterapkan oleh pemerintah Indonesia adalah sistem zonasi, yang bertujuan untuk mendistribusikan akses pendidikan yang merata bagi semua anak, tanpa memandang latar belakang ekonomi atau sosial mereka. Melalui sistem ini, calon siswa diutamakan diterima di sekolah yang berada di zona terdekat dengan tempat tinggal mereka. Artinya, semakin dekat jarak rumah dengan sekolah, semakin besar kemungkinan anak diterima di sekolah tersebut.

Sistem zonasi ini tidak hanya berlaku untuk sekolah dasar (SD), tetapi juga diterapkan pada jenjang sekolah menengah pertama (SMP) dan sekolah menengah atas (SMA). Pemerintah berharap dengan sistem ini, kesenjangan pendidikan dapat dikurangi, serta meminimalisir adanya sekolah yang terlalu penuh (overcapacity) dan yang kurang diminati. Selain itu, sistem zonasi juga mendorong pemerataan mutu pendidikan antar sekolah, karena semua sekolah diharapkan memberikan pendidikan yang setara, terlepas dari lokasinya.

Manfaat Domisili dalam Pendaftaran Sekolah

  1. Akses Lebih Mudah ke Sekolah
    Salah satu manfaat jelas dari memiliki domisili di dekat sekolah adalah kemudahan akses. Anak-anak yang bersekolah dekat dengan rumah mereka tidak perlu menghabiskan banyak waktu di perjalanan. Ini memberi mereka lebih banyak waktu untuk beristirahat, belajar, dan berpartisipasi dalam kegiatan ekstrakurikuler. Selain itu, jarak yang dekat juga meminimalkan risiko keterlambatan dan kelelahan.

  2. Mengurangi Pengeluaran Transportasi
    Dengan memilih sekolah yang dekat dengan rumah, orang tua dapat mengurangi biaya transportasi, baik itu dalam bentuk ongkos transportasi umum, bensin, atau biaya antar jemput. Dalam jangka panjang, penghematan ini dapat digunakan untuk keperluan pendidikan lainnya, seperti membeli buku atau membayar kursus tambahan.

  3. Partisipasi dalam Komunitas Sekolah
    Dengan anak bersekolah di lingkungan yang dekat dengan tempat tinggal, baik anak maupun orang tua dapat lebih aktif terlibat dalam kegiatan sekolah dan komunitas. Keterlibatan ini dapat menciptakan rasa memiliki yang lebih kuat terhadap sekolah serta membangun hubungan sosial yang baik dengan tetangga, guru, dan orang tua murid lainnya.

Tantangan yang Dihadapi dalam Sistem Zonasi

Walaupun ada banyak manfaat dari sistem zonasi dan pentingnya domisili dalam pendaftaran sekolah, ada beberapa tantangan yang dihadapi oleh orang tua dan calon siswa. Beberapa di antaranya termasuk:

  • Keterbatasan Pilihan Sekolah
    Sistem zonasi secara otomatis membatasi pilihan sekolah yang dapat diakses oleh siswa, terutama bagi mereka yang tinggal di zona yang memiliki sekolah dengan kualitas yang dianggap kurang baik. Orang tua mungkin merasa khawatir tentang kualitas pendidikan yang diterima anak mereka jika sekolah terdekat tidak memenuhi harapan.

  • Kepadatan di Sekolah-Sekolah Favorit
    Sekolah-sekolah favorit yang berada di zona padat penduduk sering kali mengalami kelebihan pendaftar. Meskipun sudah berada dalam zonasi, ada kemungkinan anak tidak diterima karena persaingan yang ketat. Ini menjadi tantangan tersendiri bagi orang tua yang menginginkan anak mereka bersekolah di tempat yang dianggap memiliki kualitas pendidikan lebih baik.

Bagaimana Mengatasi Tantangan Domisili

Bagi orang tua yang berada di daerah dengan akses terbatas ke sekolah yang dianggap berkualitas, ada beberapa cara untuk mengatasi tantangan tersebut:

  1. Menyelidiki Kualitas Pendidikan Lokal
    Sebelum membuat keputusan, orang tua bisa lebih dulu meneliti kualitas pendidikan di sekolah-sekolah terdekat. Tidak semua sekolah yang kurang dikenal memiliki kualitas yang buruk. Mengunjungi sekolah, berbicara dengan guru, dan melihat prestasi sekolah dapat membantu mendapatkan gambaran yang lebih baik.

  2. Menjajaki Program Pindah Domisili
    Beberapa orang tua memilih untuk pindah ke wilayah lain demi mendapatkan akses ke sekolah yang lebih baik. Meski ini merupakan langkah besar, beberapa keluarga menganggapnya sebagai investasi jangka panjang untuk masa depan pendidikan anak-anak mereka.

Kesimpulan

Domisili memainkan peran yang sangat penting dalam proses pendaftaran sekolah, terutama di Indonesia di mana sistem zonasi diterapkan. Meskipun domisili menawarkan berbagai manfaat, seperti akses lebih mudah ke sekolah, pengurangan biaya transportasi, dan keterlibatan lebih dalam komunitas sekolah, ada juga tantangan yang dihadapi orang tua, seperti keterbatasan pilihan sekolah dan persaingan di sekolah favorit. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk memahami kebijakan domisili dan sistem zonasi ini, serta mencari solusi terbaik demi pendidikan anak-anak mereka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun