Ketidakpastian dan kegelisahan yang dirasakan masyarakat membuat mereka lebih mudah terpengaruh oleh simbol-simbol yang ambigu.
Simbol sebagai Pembentuk Makna
Roland Barthes, seorang semiotisi, berpendapat bahwa simbol-simbol visual memiliki makna yang jauh lebih kompleks daripada apa yang tampak secara literal.Â
Simbol tidak hanya menyampaikan informasi, tetapi juga membawa konotasi dan nilai-nilai budaya tertentu.Â
Dalam kasus "Peringatan Darurat", lambang Garuda Pancasila yang merupakan simbol negara tidak hanya memicu rasa nasionalisme, tetapi juga dapat dikaitkan dengan kekuasaan, otoritas, dan keamanan.
Implikasi dan Pelajaran
Fenomena viral gambar "Peringatan Darurat" memberikan beberapa pelajaran penting. Pertama, simbol memiliki kekuatan yang luar biasa dalam membentuk persepsi dan memicu emosi.Â
Kedua, media sosial dapat mempercepat penyebaran informasi dan membentuk opini publik dengan sangat cepat. Ketiga, konteks sosial dan politik memainkan peran penting dalam menafsirkan makna suatu simbol.
Kejadian ini juga mengingatkan kita akan pentingnya literasi digital. Di tengah banjir informasi yang kita terima setiap hari, kita perlu memiliki kemampuan untuk berpikir kritis dan tidak mudah terpengaruh oleh informasi yang belum tentu benar. Kita juga perlu waspada terhadap upaya manipulasi opini melalui penggunaan simbol-simbol yang kuat.
Kesimpulan
Gambar "Peringatan Darurat" adalah contoh nyata bagaimana sebuah simbol sederhana dapat memicu kehebohan dan membentuk realitas sosial.Â
Fenomena ini menunjukkan betapa rentannya kita terhadap manipulasi informasi dan betapa pentingnya kita untuk memahami bagaimana simbol-simbol bekerja dalam membentuk persepsi kita.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H