Mohon tunggu...
Widya Kurniawan
Widya Kurniawan Mohon Tunggu... Buruh - Saya seorang pegawai swasta dan blogger pemula

Kunjungi blog saya: inspirasidunia.com | hobipedia.com | widya.blog | berbagiinspirasi.com

Selanjutnya

Tutup

Beauty

Influencer dan Standar Kecantikan: Siapa yang Membentuk Siapa?

21 Agustus 2024   16:22 Diperbarui: 21 Agustus 2024   17:08 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam era digital yang serba cepat, influencer telah menjadi tokoh sentral dalam membentuk persepsi masyarakat, terutama terkait dengan standar kecantikan. Melalui platform media sosial, influencer dengan jumlah pengikut yang besar memiliki kekuatan untuk mempengaruhi gaya hidup, pilihan produk, hingga cara pandang individu terhadap diri sendiri. Namun, seberapa besar pengaruh influencer dalam membentuk standar kecantikan? Dan, apakah influencer hanya mengikuti tren atau justru menjadi pencetus tren baru?

Influencer: Pahlawan atau Penjahat?

Influencer seringkali dianggap sebagai pahlawan bagi banyak orang. Mereka dianggap sebagai sosok yang inspiratif, memberikan motivasi, dan membagikan tips-tips bermanfaat. Namun, di sisi lain, influencer juga kerap dikritik karena dianggap mempromosikan standar kecantikan yang tidak realistis dan menciptakan tekanan bagi pengikutnya.

  • Standar Kecantikan yang Tidak Realistis: Banyak influencer yang menampilkan citra diri yang sempurna di media sosial, dengan tubuh yang ideal, kulit yang mulus, dan rambut yang berkilau. Citra ini seringkali diedit secara berlebihan sehingga menciptakan standar kecantikan yang sulit dicapai oleh sebagian besar orang.
  • Konsumerisme: Influencer sering kali mempromosikan berbagai produk, mulai dari kosmetik hingga pakaian. Hal ini dapat mendorong konsumerisme dan menciptakan kebutuhan yang tidak perlu.
  • Tekanan Sosial: Pengikut influencer sering merasa tertekan untuk mengikuti tren dan gaya hidup yang dipamerkan oleh influencer favorit mereka.

Siapa yang Membentuk Siapa?

Hubungan antara influencer dan pengikutnya adalah hubungan yang saling mempengaruhi. Di satu sisi, influencer membentuk persepsi pengikutnya tentang kecantikan. Di sisi lain, pengikut juga memiliki pengaruh terhadap influencer, dengan memberikan umpan balik dan menentukan tren yang akan diikuti.

  • Influencer Membentuk Pengikut: Influencer memiliki kekuatan untuk menciptakan tren baru dan mempengaruhi keputusan pembelian pengikutnya. Mereka juga dapat membentuk persepsi tentang apa yang dianggap cantik dan menarik.
  • Pengikut Membentuk Influencer: Pengikut juga memiliki kekuatan untuk membentuk influencer. Mereka dapat memberikan umpan balik yang positif atau negatif, dan influencer akan berusaha untuk memenuhi ekspektasi pengikutnya.

Dampak Positif Influencer

Meskipun sering dikritik, influencer juga memiliki dampak positif. Beberapa di antaranya adalah:

  • Diversitas: Banyak influencer saat ini mulai mempromosikan keberagaman dalam kecantikan, dengan menampilkan berbagai bentuk tubuh, warna kulit, dan fitur wajah.
  • Pendidikan: Influencer dapat digunakan sebagai alat untuk mengedukasi masyarakat tentang berbagai topik, termasuk kesehatan, kecantikan, dan gaya hidup.
  • Kewirausahaan: Banyak influencer yang berhasil membangun bisnis mereka sendiri, menginspirasi orang lain untuk menjadi wirausaha.

Membangun Relasi yang Sehat dengan Influencer

Sebagai individu, kita perlu memiliki sikap yang kritis terhadap konten yang kita konsumsi di media sosial. Berikut adalah beberapa tips untuk membangun relasi yang sehat dengan influencer:

  • Sadari bahwa tidak semua yang terlihat di media sosial itu nyata.
  • Jangan membandingkan diri sendiri dengan orang lain.
  • Pilih influencer yang menginspirasi dan memberikan nilai tambah.
  • Fokus pada pengembangan diri sendiri.

Kesimpulan

Influencer memiliki peran yang sangat besar dalam membentuk standar kecantikan di masyarakat. Namun, kita sebagai individu harus memiliki kesadaran kritis dan tidak terpaku pada satu pandangan saja. Penting untuk mengingat bahwa kecantikan itu relatif dan setiap orang memiliki definisi kecantikan yang berbeda-beda.

Pertanyaan untuk Refleksi:

  • Bagaimana menurut Anda pengaruh influencer terhadap standar kecantikan di Indonesia?
  • Apa yang dapat dilakukan untuk mengatasi dampak negatif dari pengaruh influencer?
  • Bagaimana kita dapat membangun citra diri yang positif tanpa terpengaruh oleh standar kecantikan yang tidak realistis?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Beauty Selengkapnya
Lihat Beauty Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun