Pernah terlintas dikepala seperti apa rupa tanah Toraja yang selalu menjadi buah bibir para pelancong baik domestik maupun mancanagara. mereka sering menyebutnya dengan tanahnya orang mati, hal ini dikarenakan banyaknya prosesi adat yang harus dilakukan masyarakatnya jika ada kerabat atau handai taulan sanak famili yang meninggal dunia.
Adat budaya nan unik, serta alam nan masih perawan adalah daya tarik yang mempesona bagi siapa saja yang memiliki jiwa traveling untuk dapat berkunjung di tanah Toraja, Â untuk menyaksikan kehidupan sosial masyarakatnya, serta budaya yang masih dijaga kuat oleh masyarakt secara turun temurun hingga anak cucu sampai saat ini. budaya kekeluargaan dan saling menghargai adalah identitas masyarakat karena dengan banyak prosesi acara adat membuthkan banyak tenaga, dan mereka melakukannya dengan gotong royong. sungguh suatu paradoks yang nyata yang kita temui jika kita di daerah perkotaan dimana masyarakatnya sudah sangat individual dan hedonis, karena semuanya diukur dengan kebendaan dan uaang semata.
Toraja menyajikan tatanan budaya asli indonesia, atau aku lebih suka menyebutnya dengan budaya ibu pertiwi, karena masyarakatnya memang masih sangat menjunjung tinggi nilai-nilai yang telah di pertahankan secara turun-temurun oleh nenek moyang. Lihat saja betapa mereka sangat menghargai para tetua yang telah mendahului mereka (meninggal), mereka akan melakukan prosesi yang lama, serta menyimpan tubuh (jasad) dalam suatu bentuk kuburan yang mungkin aku sendiri tidak pernah lihat sebelumnya melainkan di tanah toraja saja (walaupun itu hanya dalam berita atau blog tentang toraja).
Rasa haru memenuhi dada menyaksikan betapa tempat ini sangad menarik untuk didatangi, bukan haya alam nan indah namun adat budaya yang menyatu dan selaras dengan alam membuatnya semakin menarik hati untuk dikunjungi, hanya saja jarak Kota Padang ke Sulawesi (Tanah Toraja) tidak sedepa atau sehasta. butuh persiapan finansial dan tenaga untuk bisa mencicipi perjalanan di sana (Tanah Toraja). hasrat peuh harap semoga dapat terlaksana untuk bisa sampai di Tanah Toraja, menyaksikan sendiri deretan rumah kayu yang sering mereka sebut Tongkonan Karuaya, atau sekedar berjalan-jalan menyusuri perkampungan adat melihat-lihat pamakaman batu yang ditanam di tebing-tebing berbatu. Sungguh suatu pemandangan yang lain karena hanya di Tanah Toraja saja hal ini dapat ditemukan. semoga suatu saat aku akanb bisa sampai disana menjejakkan kaki di Tanah Toraja untuk bertemu dan menyaksikan sendiri kecantikan alam, menyapa masyarakatnya serta meengikuti prosesi adat budayanya, semoga,..
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H