Pengembangan aplikasi kasir yang efektif melibatkan berbagai aspek penting dalam desain perangkat lunak, termasuk perancangan antarmuka pengguna (UI) dan pengalaman pengguna (UX). Untuk memastikan bahwa aplikasi kasir yang dikembangkan memenuhi kebutuhan pengguna dengan optimal, sejumlah alat dan metode teoretis digunakan. Artikel ini mengulas landasan teori yang mendasari pengembangan aplikasi kasir, dengan fokus pada Unified Modeling Language (UML), User Interface (UI), User Experience (UX), Adobe XD, prototipe, dan aplikasi kasir itu sendiri.
UML (Unified Modeling Language)
Unified Modeling Language (UML) merupakan bahasa pemodelan yang digunakan untuk merancang dan mendokumentasikan sistem perangkat lunak. Dalam konteks pengembangan aplikasi kasir, UML sangat penting untuk menggambarkan berbagai aspek sistem. Diagram UML seperti use case diagram, activity diagram, dan sequence diagram berperan dalam mendefinisikan interaksi pengguna dengan sistem, alur kerja, dan urutan proses (Nurseptaji & Ramdhani, 2021).
Penggunaan UML memungkinkan tim pengembang untuk memperoleh pemahaman mendalam tentang kebutuhan pengguna, yang selanjutnya membantu dalam merancang antarmuka yang intuitif dan efektif. Metode Design Thinking, yang meliputi tahapan empathize, define, ideate, prototype, dan testing, sering diterapkan untuk menciptakan prototipe yang sesuai dengan harapan pengguna (Alfarabi, 2024). Evaluasi prototipe ini dapat dilakukan menggunakan System Usability Scale (SUS) untuk menilai kebergunaan desain (Jaya, 2022). Dengan kata lain, UML tidak hanya berfungsi sebagai alat pemodelan tetapi juga sebagai panduan strategis dalam menciptakan desain UI/UX yang berfokus pada pengguna.
UI (User Interface)
User Interface (UI) berfungsi sebagai jembatan antara pengguna dan sistem aplikasi kasir. Desain UI yang baik mencakup elemen-elemen visual seperti tombol, menu, dan ikon yang harus dirancang dengan mempertimbangkan estetika dan fungsionalitas (Fakhmi, 2023). UI yang efektif tidak hanya menarik secara visual, tetapi juga meningkatkan pengalaman pengguna (UX) dengan mempermudah navigasi dan interaksi (Haryanti, 2023).
Prinsip-prinsip usability, seperti efektivitas, efisiensi, dan kepuasan pengguna, sangat penting dalam pengembangan UI aplikasi kasir (Muqoddas et al., 2020). Pengujian usability menggunakan System Usability Scale (SUS) dapat membantu mengevaluasi seberapa baik UI memenuhi kebutuhan pengguna (Nasution, 2023). Dengan demikian, desain UI yang berkualitas tidak hanya memperbaiki pengalaman pengguna tetapi juga meningkatkan kepuasan dan loyalitas pelanggan terhadap aplikasi kasir tersebut (Azmi et al., 2020).
UX (User Experience)
User Experience (UX) mencakup keseluruhan perjalanan pengguna saat berinteraksi dengan aplikasi kasir, mulai dari awal hingga akhir. Fokus utama UX adalah pada bagaimana pengguna merasakan dan menilai pengalaman mereka, termasuk kenyamanan, kepuasan, dan kemudahan penggunaan (Jati, 2024). Desain UX yang baik bertujuan menciptakan interaksi yang mulus dan menyenangkan, sehingga pengguna dapat menyelesaikan tugas dengan efisien tanpa frustrasi (Oprasto, 2023).
Metode seperti Design Thinking sering diterapkan untuk memahami kebutuhan pengguna secara mendalam dan merancang solusi yang relevan (Putri, 2023). Pengujian UX, menggunakan alat seperti User Experience Questionnaire (UEQ), membantu mengevaluasi seberapa baik aplikasi memenuhi ekspektasi pengguna dan mengidentifikasi area yang perlu perbaikan (Pramudita et al., 2021). Fokus pada UX bukan hanya meningkatkan kepuasan pengguna tetapi juga dapat berkontribusi pada keberhasilan aplikasi kasir secara keseluruhan (Susilo et al., 2018).
Adobe XD