Arie menilai, sistem pemilihan yang baru ini tdak di imbangi dengan kapasitas partai yang membaik. Akibatnya, sistem pemungutan suara yang berubah tidak diikuti kemunculan kandidat-kandidat baru yang menjanjikan perbaikan. “sebab partai tak berubah. Supplier kandidat kepala daerah sama, dan pilihannya pun sama dengan pilkada sebelumnya.” Ujar Arie.
Bagaimanapun juga pemerintah hanya ingin memberikan gagasan baru untuk membuat sebuah pemilihan umum yang bersih dan juga tetap terjaga keasliannya demi menyalurkan keinginan rakyat untuk memilih calon pemimpin yang benar-benar mereka pilih, dan untuk menghargai semua itu ada baiknya kita mengikuti dan melakukan yang telah di rencanakan oleh pemerintah.
liputan6.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H