Belajar Demokrasi di Sekolah Melalui Pemilihan OSIS
Anindya Rossyda Kurniyanti, Fatimah Amalia, Latifa Bouaouda, Rofi' Fadhilah, Yuki Nafisa Anwa
Demokrasi adalah salah satu prinsip pemerintahan yang mendasar dalam banyak negara di seluruh dunia. Prinsip ini memberikan hak kepada warga negara untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan politik dan pemerintahan negara. Di banyak negara, demokrasi dianggap sebagai fondasi utama untuk mewujudkan keadilan, persamaan, dan kebebasan. Oleh karena itu, sangat penting untuk mengenalkan konsep demokrasi kepada generasi muda sejak dini.
Sekolah merupakan tempat kedua setelah rumah sebagai tempat yang perlu untuk ditanamkannya sistem demokrasi di dalamnya. Mendidik anak-anak bangsa akan melahirkan calon-calon pemimpin bangsa di masa depan, itulah alasannya mengapa perlu diwujudkan kehidupan yang demokratis dan pentingnya upaya agar dunia pendidikan mampu menaburkan benih-benih demokrasi kepada peserta didik dan melahirkan pejuang demokrasi yang cerdas dan handal.
    Untuk mengaplikasikan nilai-nilai demokrasi yang telah diajarkan di sekolah, para siswa diberi wadah untuk mengikuti berbagai organisasi. Tujuan organisasi ini untuk mengajarkan kepada siswa untuk lebih bersifat demokratis, bertanggung jawab, serta menghargai sehingga diharapkan dapat berguna sebagai bekal siswa yang nantinya akan terjun dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Salah satu cara efektif untuk melakukannya adalah melalui pemilihan Ketua Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) di bangku sekolah.
   Pemilihan Ketua OSIS adalah proses demokratis di mana setiap siswa memiliki hak suara untuk memilih calon yang mereka yakini akan mewakili mereka dengan baik dalam mengelola berbagai aspek kehidupan siswa di sekolah. Seperti pada pemilihan calon ketua OSIS SMA Al-Islam 1 Surakarta, tahun pelajaran 2023-2024 yang dilaksanakan pada hari Sabtu (30/9/2023).
   Pemilihan calon ketua OSIS di SMA Al-Islam 1 Surakarta melalui tahapan yang tidak singkat. Dimulai dari pendaftaran calon Ketua OSIS kepada Panitia Pemilos, tes tertulis, tes wawancara sebanyak 2 kali, tes wawancara tahap 1 diwawancarai oleh panitia Pemilos, tes wawancara tahap 2 diwawancarai oleh beberapa guru dan yang terakhir Pengumuman 3 kandidat Calon Ketua OSIS. Pada pelaksanaan pemungutan suara di SMA Al-Islam 1 Surakarta menggunakan sistem e-voting.
   Sebelum dilakukannya pemungutan suara, para kandidat melakukan paparan visi dan misi serta diwajibkan menjawab beberapa pertanyaan yang diajukan oleh guru dan siswa. Pertanyaan yg disampaikan seputar visi misi dan diluar visi misi. Setiap kandidat memastikan jawaban yang disampaikan  dapat meyakini pemilih untuk memilihnya. Seperti visi misi yang dipaparkan oleh kandidat yang terpilih menjadi ketua osis periode 2023-2024 yaitu
Visi : Menjadikan OSIS SMA Al-Islam 1 Surakarta 'sarana' yang bekerja sama dalam membentuk siswa yang mampu berpikir logis, kritis, berjiwa sosial tinggi, Â dan akhlak yang mulia
Misi:
1. Mendukung upaya sekolah untuk meningkatkan iman dan taqwa siswa
2. Menyelenggarakan kegiatan dan pelatihan yang mengacu bakat dan potensi yang dimiliki oleh siswa
3. Menumbuhkan rasa sosial yang tinggi antara warga sekolah
4. Menerapkan ilmu dan pengetahuan yang didapat lewat berbagai kegiatan penyuluhan, bakti sosial dan pengabdian
   Rangkaian kegiatan Pemilihan Ketua OSIS yang dilakukan para siswa sebagai peserta tentu sedikit banyaknya memberikan pengalaman yang tersendiri. Hal yang mereka lalui akan memberikan pembelajaran dan pengalaman yang berharga bagi para siswa. Sikap menghargai pendapat dari orang lain, menjawab pertanyaan yang tidak sesuai yang diharapkan, bernegosiasi dalam tujuan serta merumuskan tujuan visi dan misi menjadi bekal karakter awal mereka berorganisasi nantinya.
   Oleh karena itu prinsip-prinsip demokrasi seperti kebebasan politik, kebebasan intelektual dan kebebasan untuk berbeda pendapat merupakan prinsip yang harus dilaksanakan pada kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Belajar berdemokrasi berarti mengalirkan seperangkat nilai-nilai demokrasi sebagai dasar filsafat hidup bahwa pribadi manusia adalah makhluk bebas dan sederajat dengan sesamanya.Â
Hal ini penting dilakukan untuk pembentukan watak dan karakter siswa agar tumbuh menjadi manusia berkualitas, berkepribadian serta bertoleransi dalam kehidupan bersama kelak. Dengan belajar berdemokrasi sejak dini maka berarti telah membantu mempersiapkan sebuah generasi penerus dengan prinsip-prinsip dasar demokrasi yang memegang teguh niai-nilai etika, moral dan sosial dan apabila sekolah sudah mampu mewujudkan kehidupan yang demokratis, maka akan di iringi pula dengan terbentuknya Negara yang demokratis.