Mohon tunggu...
Widya Apsari
Widya Apsari Mohon Tunggu... Dokter - Dokter gigi, pecinta seni, pemerhati netizen

menulis hanya jika mood

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Tidak Ada yang Salah dengan Berobat ke Psikiater (1)

21 Juli 2018   09:12 Diperbarui: 21 Juli 2018   09:30 285
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ih lo kok minum obat antidepresan si, entar ketagihan loh, perbanyak sholat aja gih, mending mendekatkan diri sama yang Di Atas, ah itu sugesti aja kali pengen muntahnya, udah dibawa enjoy aja jangan dibawa stres... 

Itu adalah sedikit dari komentar orang-orang yang mengetahui kondisi kejiwaan saya saat ini..  Mungkin anda juga berpikir "ih dokter kok stres, ih dokternya gila sampe minum obat antidepresan" 

Well, mari belajar untuk jangan pernah men-judge seseorang terhadap kondisi yang tidak pernah anda alami sendiri.. 

Bagi yang mengenal saya, saya sangat menyukai olahraga yoga. Saya hampir setiap kali melakukam yoga sebelum saya bekerja.. Saya sering mengikuti event-event yoga.. 

Sampai beberapa minggu yang lalu saya diajak mengikuti yoga teacher training, trainingnya setiap seminggu sekali, di hari minggu, dari jam 8 sampai jam 18..

Saya sebetulnya tidak memiliki motivasi sama sekali untuk menjadi guru yoga, motivasi saya cuma 1 : ingin bisa melakukan gerakan yoga dengan benar, dan bisa menyusun rangkaian gerakan yoga. Itu saja!

Namun kenyataannya, hari pertama saya ikut training, ternyata training ini sangat serius, dengan buku tebal, nama gerakan yoga dengan bahasa sansekerta, teori-teori yoga yang harus saya hafal.. Dan yg lebih buat saya stres adalah tuntutan untuk menguasai mirror teaching, dimana saya sebagai guru yoga harus bisa menjadi cermin bagi peserta, klo saya bilang angkat tangan kanan, berarti saya harus angkat tangan kiri..  Buat saya ini sangat sulit..

Selama 34tahun saya hidup, saya sudah bersusah payah menanamkan kalo tangan yang ini itu kanan, ini itu kiri, biar jika saya mjd navigator bagi supir, saya tidak dimarahi. Dan sekarang saya harus belajar merubah itu semua.. Itu susah, amat susah...

Saya tidak bisa menikmati hari pertama saya training.. Namun saya masih optimis, mungkin setelah minggu ke 2 saya bisa lebih enjoy.. 

Saya mencoba berlatih yoga disela-sela kesibukan saya. Mencoba menghafal dan berlatih.. Namun...

Training hari ke2 saya menjadi lebih tertekan. Hafalan gerakan yang makin banyak, tuntutan guru yang saya rasakan semakin berat. Dan mulailah apa yang dinamakan "gangguan cemas"

Setelah training hari ke 2, saya menjadi mudah mengalami gastritis, atau asam lambung yang tiba2 naik, dengan disertai rasa mual.. Awalnya saya pikir ini maag biasa. Krn saya memang memiliki penyakit maag. Tiap kali saya mual saya minum obat maag. 

Saya sedia obat maag di berbagai tempat, di kotak makeup, di mobil, laci kantor, di tas, dirumah. Saya bisa makan obat maag sampai 5 kali dlm sehari.. 

Saya tau ada yang salah dengan saya, karena pemicu rasa mual dan muntah ini adalah setiap kalo saya memikirkan training yoga!

Tidak, bukan cuman memikirkan, tapi juga ketika kepikiran!

Dan setelah saya berusaha menghilangkan rasa cemas ini dengan bermain game setiap saya mual, rasa cemas saya makin besar. 

Karena selain mual dan muntah, saya merasakan sesak nafas! 

Dan kecemasan saya bertambah, bukan cuma training yoga yang membuat saya cemas, tp memegang buku yoga, melihat baju yoga saya, bahkan yoga pagi yang saya bisa ikuti pun membuat saya mual (bersambung... 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun