Kadang toxic keluarga itu sangat mampu menghancurkan mental anaknya,apalagi  anak sering melihat orangtuanya bertengkar itu akan memengaruhi psikologis anak. Kalau orangtua terus bertengkar, pikiran anak juga akan bertengkar terus dengan siapa saja. Karena hal itulah yang dicontohkan orangtuanya sendiri. Efek lain yang membahayakan bila orangtua bertengkar terus menerus, yakni anak tidak akan merasa aman dan nyaman. Ini karena keributan pertengkaran membawa emosi yang negatif, bukan emosi yang positif.
Penelitian menunjukkan, orangtua yang bertengkar di depan anak-anak akan memengaruhi psikologis anak. Anak-anak yang menyaksikan pertengkaran orang tua yang intens punya rasa depresi, kecemasan, dan agresi (perlawanan) yang lebih tinggi. Studi baru ini berjudul Associations of child emotion recognition with interparental conflict and shy child temperament traits, yang diterbitkan dalam The Journal of Social and Personal Relationships pada 13 Maret 2018. Studi berupaya menguji tentang, paparan anak-anak terhadap konflik antar-orangtua, efek pada anak yang jauh lebih parah, serta emosi anak-anak.
Bukan hanya perasaan sedih, kebiasaan buruk ini bisa menjadi salah satu pemicu munculnya masalah gangguan mental pada anak. Rasa trauma, ingatan buruk, hingga gangguan kecemasan dapat dialami oleh anak-anak. Selain terganggunya kesehatan mental, anak-anak juga dapat mengalami gangguan tumbuh kembang serta penurunan kualitas hidup.
Pertengkaran yang terjadi terus-menerus di depan anak ternyata dapat menyebabkan beberapa efek samping negatif pada anak.
1.Membuat Anak Merasa Tidak Nyaman
Orangtua merupakan panutan anak yang dapat membuatnya merasa aman dan nyaman. Ketika orangtua sering bertengkar di depan anak, kondisi ini dapat mengubah pandangan mereka sehingga mereka merasa tidak nyaman dan aman berada di sekitar orangtua mereka.
2.Hubungan Anak dan Orangtua Memburuk
Situasi konflik yang tinggi dalam rumah tangga membuat orangtua merasa stres. Kondisi ini akan memengaruhi kualitas hubungan dengan anak. Orangtua yang kerap bertengkar di depan anak akan lebih sulit untuk menunjukkan rasa kasih sayang dan sikap hangat pada keluarga, termasuk anak-anak.
3.Meningkatkan Gangguan Cemas pada Anak
Melihat pertengkaran yang kerap terjadi pada orangtua membuat anak rentan mengalami gangguan kecemasan. Hal ini membuat anak memiliki pikiran negatif terhadap kondisi rumah tangga orangtua, misalnya perceraian.
4.Rasa Percaya Diri Anak Rendah
Pertengkaran orangtua yang terjadi di depan anak dapat menyebabkan anak merasa bersalah, malu, hingga tidak berdaya. Perasaan yang muncul terus-menerus dapat membuat rasa percaya diri anak menurun.
5.Tingkat Stres pada Anak Tinggi
Tentunya pertengkaran yang sering terjadi di depan anak akan menyebabkan anak mengalami kondisi stres. Stres dapat menimbulkan berbagai risiko pada kesehatan anak, baik secara fisik maupun mental. Tidak hanya itu, tingkat stres yang tinggi pada anak dapat berdampak pada kegiatan sekolah maupun kehidupan sosial.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H