23.00 sms baru terkirim ke satu nomor :" maaf pulang telat karena harus ngajar privat dan antar teman sakit"..
.
.
06:00 "dek, dia mau bicara"..
"mencari saya..?? kenapa ?"
"kamu tau kamu tinggal dimana? rumah kan bukan terminal, ? atau kamu anggap ini terminal ? senin-sabtu kerja di luar rumah, minggu juga keluar, tidak ada rasa membantu sama sekali.. -bla bla bla,, semuanya hanya salah ku,tanpa sekalipun dia bertanya atau meminta alsan, bahkan membela diri pun tak boleh (membela diri >> memlawan> tidak loyal)..
sudah tidak tahu berapa menit bla bla bla berlangsung,,
"ya sudah , cuma mau myampaikan itu".
di kira sudah selesai, ternyata masih berlanjut,,
sedang merapikan baju2 bersih yang belum terlipat, ada suara2 memualkan perut. Terlambat, MP# HP sudah menyala (sayang tidak bisa menutupi suara yang membuat tidak nyaman ittu)..
"kak, kamu boleh ikutin adikmu tidak nurut, ikutin tuh pergi dan pulang malam. bla bla bla.. Bapak kamu sih terlalu mmanjakan anak, masa anaknya dipanggil "cah ayu'.. kan jadi kaya gitu sekarang, Disekolahi tinggi-tinggi malah ujungnya ga nurut,, emang sihgak tau siapa yang bayarin sekolahnya. bla bla bla..
orang lagi dibilangin kok malah dengerin radio, , nanti sekalian dibanting itu HP. matiin HP nya.. Tek. Aduh.
"Sangkain ngobrol sama kk"..
"alah kamu itu...bla bla bla.....
-salah lagi salah lagi. ga ada benarnya dari kami. cuam dia yang benar. apa benar? sekalipun tidak pernah melihat dunia luar yang begitu luas di luar. Sekalipun tidak pernah memperhatikan dan memahami kehidupan orang lain yang dinamika dan masalhnya tidak kalah ruwet dengannya. sekalipun cobalah bersyukur tentang uang, anak,yang masih melimpah dan sehat. hanya satu titik masalah dia tidak jadi orang nomor satu dari yang dicinta. hanya urusannya, dan masalahnya yang dia anggap paling berat.. apa ga cape,,?? sepertinya cape hidup seperti itu...
dan gak perlulah berucap baik di hadapan orang lain, jika tujuannnya hanya untuk ketenaran dirimu. dan sudah tak perlu diungkit tentang pendidikna yang bisa kami tempuh selama ini. karena telah kau ambil rumah kami. jadi jangan ungkit tentang balas budii. mana ada balas budi. silakan publikasikan bahwa kamu melihat potensi kami dan akhirnya menyekolahkan kami. silakan. tapi orang pada akhirnya akan tahu. dan meski tidak semua orang tahu. kami tahu. istana kecil kami sangat ingin kau miliki.
dan tidak penting loyal atau tidak loyal dalam keluarga. yang penting adalah kami menyayangi gurita-gurita kami. kami saling mendukung, saling mendorong, tidak menghalangi seperti yang selalu kau lakukan dnegan alasan " aku sendiri di rumah, kalian mau pergi ?".. loyal yang kau minta,, tidak akan pernah kau dapat dari kami..
-apakah jika dia membaca ini, akan turun emosinya..?? sepertinya, emosinya hanya akan turun jika kami semua memuji dan menyanjungnya, dan mengakui semua kesalahn yang dituduhkan, dan meng'iya'kan kebenaranya,, (apa itu yang disebut hati mati ?? aku punya hak apa untu menjudge' matinya hati seseorang seperti dia ?? )-
24-10-2010 16.53 ,,, bentar lagi go home dehh,, harus nyetrika, bangun pagi, bikin sarapan u/ nyonya, nyapu, ngepel, delel.. :p
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H