Mohon tunggu...
Widyastuti Lintang Sari
Widyastuti Lintang Sari Mohon Tunggu... -

Duduk di bangku SMA kelas XI IPS di sebuah SMA bernama SMA N 1 Teladan Yogyakarta. Belajar untuk menjadi lebih hidup dengan menulis.widysaaja.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Hari Kemerdekan di Bulan Ramadhan sebagai Refleksi bagi Pemuda

17 Agustus 2012   14:00 Diperbarui: 25 Juni 2015   01:37 167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ir.Soekarno  : JAS MERAH "Jangan Sekali-sekali Melupakan Sejarah"

Ahmad Mansur Suryanegara :"Bila sejarawan mulai membisu hilanglah kebesaran masa depan generasi bangsa"

Menurut saya, sejarah adalah ilmu wajib yang harus seorang pelajar atau pemuda bangsa ini miliki, tapi sayang realita sekarang di Indonesia, ilmu sejarah banyak dianggap ilmu kuno yang berisi tulisan-tulisan panjang dengan tanggal dan tahun  yang harus di hapal hanya untuk menjawab soal saat ujian,mungkin karena sistem pendidikan Indonesia yang membuatnya begitu atau karena pemuda yang terlalu sibuk dengan urusan percintaan atau urusan status di FB dan Twitter, atau mungkin kita dapat menyalahkan pahlawan tanpa tanda jasa yang berdiri didepan kelas yang mungkin tidak menarik bagi para pelajar kita. Tapi, saya tidak akan membahas yang mana harus disalahkan, karena semua saya yakin adalah faktor-faktor yang berpengaruh dan saling berhubungan. Terlepas dari ketiga faktor itu, ada hal yang harus kita sadari semua, yaitu  dengan usia  kemerdakaan bangsa ini yang menempuh 67 tahun perjalanan kemerdekaan. Dengan penuh perjuangan, Indonesia menyatakan kemerdekaannya pada tanggal 17 Agustus 1945, oh..ya semua pelajar tahu akan hal ini, lalu apa yang terjadi setelahnya? Hilang tak berbekas...

Ya..menurut saya sebuah tulisan tidak bermakna jika tidak dimaknai oleh penulis dan pembaca itu sendiri. Coba saja Anda membaca tulisan Indonesia Merdeka pada tanggal 17 Agusutus 1945,lalu Anda tidak memikirkan dan mencernanya lebih dalam. Dan saya yakin akan ada bekas di hati Anda jika, setelah membaca tulisan itu Anda bertanya, 17 Agustus? hari apa itu? dimanakah tempatnya? mengapa memilih tanggal itu? siapa saja pelakunya? bagaimana kondisi saat itu, saat itu para muslim negarawan sedang menjalankan ibadah puasanya, lalu dengan semangat membara untuk menyatakan kemerdakaan Indonesia, lalu dengan alasan apakah kita para pemuda menambah jam tidur kita saat berpuasa dengan alasan tidur adalah ibadah lalu jika tidur saja adalah ibadah, bagaimana dengan bekerja dan belajar yang sejatinya jika di niatkan untuk Allah saja sudah bernilai ibadah apalagi jika di bulan puasa, lalu setelah proklamasi di proklamirkan apakah sudah begitu saja? lalu kita merdeka dan terjadi apa-apa...TIDAK!! musuh masih menyerang kita dimana-mana, bahkan diberbagai daerah terjadi insiden penyerangan, masih ingatkah kawan, akan penurunan bendera di Hotel Yamato? apakah itu sekedar naik ke atap lalu merobeknya..tidaaakk, rakyat Indonesia saat itu dihadang oleh pasukan sekutu, saat mereka berlari mendekat mereka pahlawan kita, ditembaki oleh para penjajah, tapi apakah mereka berhenti lalu bubar seketika, Tidak..mereke tetap berlari sampai terjadi tumpukkan mayat, tapi apa yang terjadi, kita berhasil naik dan merobek kain biru menjadikan merah putih berkibar...semua itu dilakukan dengan cucuran darah, apakah mereka mau kita katakan sebagai golongan atau aliran keras? karena mereka memperjuangkan kemerdekaan dengan senjata dan fisik..sungguh tega nian jika ia

Kemerdekaan Indonesia diimpikan oleh rakyat, berjuang dengan apapun dilakukan yang penting berjuang, dengan diplomasi atau dengan mengangkat senjata terang-terangan bahkan secara sembunyi-sembunyi. Dan tidak berarti bahwa pahlawan yang mengangkat senjata adalah pahlawan yang tidak terlalu menggunakan pikiran dan lebih mengandalkan fisik, benarkah? Lalu bagaimana dengan Jenderal Soedirman dengan siasat gerilyanya yang sangat menyusahkan para pasukan Belanda, bukankah itu taktik perang yang sangat hebat, sebuah taktik dari pemikiran yang hebat.

Hari Kemerdekaan seharusnya membawa perubahan bagi mental dan perilaku para pemuda, terutama pemuda muslim yang sudah seharusnya menyadari betapa hebatnya perjuangan para pejuang di bulan Ramadhan yang bukan sebagai penghalang tapi malah sebagai bulan pengobar semangat. Lalu apa yang harus kita lakukan sekarang, bukankah kita sudah merdeka? bukankah tidak perlu mengangkat senjata lagi? Lalu benarkah kita sudah merdeka? Patut dipertanyakan kita melihat fakta bahwa tujuan negara Indonesia merdeka belum tercapai, segi pendidikan apakah semua saudara kita mendapat pendidikan yang layak, guru yang layak, buku-buku dan bangunan sekolah yang nyaman? Tidak, kita beruntung bagi yang terlahir di kota besar dengan fasilitas pendidikan yang memadai, tapi mereka saudara kita yang lain sudahkah mereka merdeka? Lalu, ikut  menertibkan ketertiban dunia, bagaimana dengan kasus palestina,rohingya di Myanmar, sudah sejauh apa kita menolong mereka?

Hari Kemerdekaan di Bulan Ramadhan sebagai Refleksi bagi Pemuda! Sesunggnya kita masih dibelenggu, dari bidang ekonomi,sosial budaya,politik,hankam..dan parahnya para bapak dan ibu kita yang memeganh jabatan ditempat tertinggi tak tahu akan sejarah perjuangan bangsa, bahkan mengenai keistimewaan yogya saja masih diperdebatkan, apa perlu mereka sekolah untuk mendalami sejarah lagi? Tapi, tidak ada kata terlambat mungkin bukan bagi mereka tetapi bagi pemuda Indonesia bagi penuntut ilmu, pahamilah sejarah jangan dihapalakn karena sejarah menceritakan bagaimana bangsa ini dibangun dan harus kita arahkan kemana Indonesia..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun