Obat TikusÂ
Tung WidutÂ
    Rumah Boniah banyak tikus. Setiap malam tikus-tikus itu berkeliaran di seluruh bagian rumah, terutama di dapur. Suaranya gemeledek. Bekas kotorannya tertinggal di mana-mana. Sampah menjadi berserakan diobrak-abrik. Bila malam terjaga dan ke dapur pasti melihat sekelebat bintang gesit itu.  Kadang siang  hari berani muncul di rumah bagian atas.Â
     Seperti biasa, kala ada tanda-tanda tikus dalam rumah Boniah membeli sebotol kecil obat tikus.  Obat cair berwarna merah itu sangat ampuh.  Diteteskan pada makanan sebagai umpan. Tikus akan mati tak jauh dari umpan diletakkan. Harga tiga belas ribu sudah cukup untuk membasmi tikus dengan ampuh.
    Anehnya  kali ini tikus tak ada yang mati.  Tak seperti biasanya. Padahal  obat sudah hampir habis. Umpanpun  hilang entah kemana. Rasa herannya diungkapkan dengan cerita kepada teman Boniah di kantor. "Kamu ini perempuan lupa adat. Setiap kali kau buat kopi setelah kau aduk, bila ragu  kau cicipi dulu. Jadi tahu betul rasa dan reaksinya. Kenapa kau tidak lakukan untuk obat itu?" jawab salah satu temannya.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H