Mohon tunggu...
Tung Widut
Tung Widut Mohon Tunggu... Guru - Guru biasa

Guru suka repot

Selanjutnya

Tutup

Seni

Modernisasi Pertujukan Wayang Kulit

15 Juli 2024   09:52 Diperbarui: 15 Juli 2024   09:54 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Modernisasi Pertujukan Wayang Kulit 

Tung Widut 

Wayang kulit akhir-akhir ini mencuri perhatian penonton. Setelah Corona kesenian satu ini menjadi hit. Banyak disukai penonton sampai menumbuhkan idola anak muda baru seperti Niken Salindri, Prigel, Nanda Sari, Ki Akbar Syahalam, Sigit Arianto dan sebagainnya.  Bukan hanya sinden dan dalang netizen juga menggemari pelawak  seperti Slemthem, Dodok, Andik TB dan sebagainya. 

Idola baru tersebut tidak lepas dari pertujukan wayang kulit. Pertunjukan wayang kulit sebagai induk mereka  tampil di panggung. 

Pada jaman dahulu seni pertunjukan wayang hanya sebuah pertunjukan sebagai seni sakral. Seni yang memiliki aturan ketat dalam pertunjukan. Tidak boleh berdiri diantara gamelan, sinden tidak boleh  berdiri,  dalang tidak boleh berdiri dan sebagainya. Hal tersebut dianggap tabu. Tidak punya unggah ungguh dan masih banyak aturan-aturan  nilai lain. 

Lawakan atau lelucon hanya pada limbuk an saja. Hanya humor dalang  dalang semata. Tanpa tambahan bintang tamu atau sinden yang menyanyi. 

Sekarang ini saat sebelum penampilan wayang kulit ada yang menampilkan para sinden melalui campursari.  Sinden menyanyikan lagu-lagu yang sedang populer sebelum dalang masuk panggung pertunjukan. Biasanya dimulai  satu jam sebelum wayang dimulai. 

Setelah itu barulah dalang masuk. Pertunjukan wayang dimulai . 

Limbukan dahulu rata-rata sekitar jam dua belasan. Tapi sekarang jam sebelas sudah mulai libukkan. Hal ini karena penggemar wayang sekarang semakin beragam. Semakin beragam penggemar wayang beragam pula  keinginan sebagai hiburan. Artinya wayang sekarang cenderung sebagai tontonan yang  dinamis sesuai tuntutan jaman. Bukan semata sebagai tatanan kuno yang mempunyai kesan  manggis. Tatanan yang disampaikan berupa tatanan kehidupan keseharian. Sehingga pertunjukan wayang bisa diterap sebagai tuntunan hidup sehari-hari. Lengkap sudah fungsi pertujukan wayang sebagai tontonan, tuntunan dan tatanan. 

Perubahan dalam pagelaran wayang harus disambut dengan positif. Perubahan tersebut agar wayang  diterima oleh masyarakat sekarang. Perubahan yang dilakukan dalang tidaklah sama. Ki Anom Dwjokangko dalam pagelaran wayang pada bersama Dwijo Laras Indonesia di desa Munggur  kecamatan Mojogedang Kabupaten Karanganyar dengan Lakon Banjaran Wisanggeni pada tanggal 12 Juli 2025. Bintang tamu Niken Salindri, Dodok dan Komet. 

Modernisasi ini berupa bintang tamu di tampilkan sebelum limbukan. Bintang tamu Niken Salindri menyanyi saat adegan munculnya Wisanggeni dari kawah Candradimuka. Saat itu Niken Salindri membawakan lagu Taman Jurug.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun