Mohon tunggu...
Tung Widut
Tung Widut Mohon Tunggu... Guru - Guru biasa

Guru suka repot

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Tawa Tengah Malam

10 Januari 2024   17:23 Diperbarui: 10 Januari 2024   18:03 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tawa Tengah Malam

Tung Widut

Terdengar  samar tawa

Segerombolan lelaki

Memecah  gerimis malam yang lenggang

Dari arah warung kopi

Suara riang itu kadang menganggetkan

Ketika terjaga belum sepenuhnya

Ingatan perlahan membuka memori 

Tempat  indah saat dikunjungi

Tetangga diam membisu

Memandang para lelaki dengan kepul kopi

Semalaman bergelut dengan imajinasi

Membawa siang tak terbangun hanya karena matahari

Kaki diangkat santai

Bibir berasap dengan tipan sempurna

Nikmat seribu nikmat

Gerimis menjadi bumbu penyemangat

Tak rindukan kasur empukmu

Merangkai mimpi bersama buah hati

Merharap kehangatan tanpa selimut

Menjaga agar tak digigit nyamuk

Semua tak terpikirkan

Semua tak ada dalam kamus hidupnya

Semua tak ada dalam imajinasinya

Hanya tawa bersama yang membahagiakan

10012024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun