Mohon tunggu...
Tung Widut
Tung Widut Mohon Tunggu... Guru - Guru biasa

Guru suka repot

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Hipnotis Lagu Terimakasihku Guruku

9 Juli 2022   07:22 Diperbarui: 9 Juli 2022   07:27 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Terima kasihku guruku

Huu...uuu..

Terima kasihku guruku

 

 Pada baris pertama lagu ini mengucapkan rasa terima kasih kepada guru.  Terima kasih yang tulus karena selalu memberikan ilmu yang beliau punyai. Ilmu  sebagai dasar menjalani  hidup di kemudian hari.   Setiap hari tak lelah membimbing dengan ikhlas.  Mencari bakat dari sekian banyak siswa. Semua  siswa diperhatikan secara seksama. Nasehat bijak selalu diberikan demi masa depan siswanya. Untuk itulah rasa terima kasih kepada guru selalu diucapkan.

Bila mendengarkan lagu ini di acara perpisahan atau purnawiyata hampir seluruh siswa dan wali murid meneteskan air mata. Paling tidak berkaca-kaca karena lirik sesuai dengan yang  dirasakan bersama. Merasakan dibimbing  guru,  diberi ilmu selama berada di sekolah tersebut. Setelah itu akan berpisah,  tidak lagi bisa  bertemu seperti hari-hari yang lalu.

Lirik lagu yang sederhana tapi penuh makna. Bila  diperhatikan setiap lirik lagu ini sederhana.  Hal ini terbukti usia TK (Taman Kanak-kanak) mampu memahami makna pada setiap baris. Pada setiap baris dipadu dengan aransemen yang menyentuh. Ini yang membuat hampir semua orang menangis mendengar lagu ini. Bahkan salah satu siswa TK Al Hidayah Darul Ulum Kaliboto tidak bisa melanjutkan penyanyi karena  menangis tersedu-sedu. Juga teman karibnya Bernama Fatih.  Mereka berdua bila ditanya tidak bisa menjawab penyebabnya. Kenyataannya mereka berdua tidak bisa melanjutkan menyanyi karena tangisannya. Ini membuktikan bahwa lagu tersebut bisa dipahami oleh anak usia TK.

Ibu guru yang saat itu menyanyi bersama siswanya  menahan tetes air mata. Saat harus mengucapkan perpisahan,  kata yang terucap terbata-bata. Tak ada yang saling bercanda.  Taka ada yang  memperhatikan orang lain.  Mereka cenderung fokus pada lirik lagu yang didengar dan perasaan yang ada di dalam dada.

Wali murid dan hadirin yang lain pun terlihat hikmat. Mereka fokus pada nyanyian yang dibawakan oleh putra-putrinya. Setelah lagu selesai,  baru dengan malu-malu mengusap air mata yang ditahan  menetes.

Seluruh hadirin terbawa emosi yang sama.  Mereka terhipnotis dengan lirik lagu dan iringan pada lagu tersebut. Sudah terhipnotis dengan lagu Terima Kasihku (Guruku).

 

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun