Mohon tunggu...
Widyasari AzZahra
Widyasari AzZahra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia

Pendidikan Kelautan dan Perikanan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Produktif di Masa Pandemi Wise Waste bersama Mahasiswa KKN Universitas Pendidikan Indonesia 2021 Garap Project Sirkular

6 Agustus 2021   17:23 Diperbarui: 6 Agustus 2021   17:54 427
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://news.johncabot.edu/2018/12/sustainable-development-aiesec/

Pandemi Covid 19 yang semakin meningkat berdampak banyak terhadap seluruh sektor baik di dunia maupun di Indonesia terutama yang menjadi perhatian saat ini yaitu sektor ekonomi maupun pendidikan yang terpaksa harus menutup seluruh kegiatan dan menggantikannya dengan work from home. Akibatnya banyak mitra UMKM yang terkena pukulan keras karena  adanya dampak dari pandemi  Covid 19, tak sedikit bahkan sampai gulung tikar. 

Pemilik usaha tak hanya tinggal diam, mereka mencari alternatif agar dapat bertahan dalam kondisi pandemi Covid 19. Para pemilik usaha banyak yang mengerahkan upaya dan  ide kreatif mereka untuk tetap melakukan kegiatan ekonomi walau dari rumah saja, banyak cara unik yang dilakukan, seperti halnya membuka small bussines dengan ide custom sepatu lukis, membuat merchandise, menjual healty food seperti kukis dan brownies serta susu segar yang dipasarkan melalui platform sosial media yang sedang digandrungi saat ini yaitu instagram dengan fitur akun bisnis.

Ternyata tidak semudah yang dibayangkan untuk menjalankan bisnis ditengah pandemi Covid 19. Dibutuhkan awareness dan strategi marketing yang tepat untuk mempertahankan usaha yang kita miliki dari kompetitor yang memiliki jenis usaha yang sama dengan milik kita. 

Untuk menjawab semua keresahan tersebut mahasiswa KKN Universitas Pendidikan Indonesia yang bergerak dalam membangun desa melalui bidang ekonomi akan mendampingi UMKM untuk mengembangkan dan membuat strategi dengan big project bersama AIESEC in Bandung yang tergerak dalam iGreen Summer Project yang berkolaborasi dengan KKN Universitas Pendidikan Indonesia. iGreen Project untuk peserta KKN yang mengambil kegiatan dibidang ekonomi sedangkan Malala Project untuk peserta KKN yang mengambil kegiatan dibidang pendidikan.

https://news.johncabot.edu/2018/12/sustainable-development-aiesec/
https://news.johncabot.edu/2018/12/sustainable-development-aiesec/

Sekilas tentang AIESEC yang didirikan oleh Stanislas Callens dan Jean Choplin merupakan organisasi internasional untuk para pemuda yang membantu mengembangkan potensi kepemimpinan mereka. AIESEC merupakan organisasi yang digerakkan mahasiswa terbesar di dunia untuk menjalankan proyek sosial. AIESEC in Bandung  berdiri sejak 1989 dibawah arahan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Padjajaran. Lalu berkembang menjadi AIESEC in Bandung dengan member seluruh mahasiswa dari semua universitas yang ada di Bandung salah satunya adalah Universitas Pendidikan Indonesia. Untuk pengembangan research, lingkungan, pendidikan, budaya, dan lebih dari 1500 participant pertukaan dari luar negeri untuk datang ke Indonesia.

Dokpri 
Dokpri 

Tentang iGreen Summer Project x KKN UPI 2021 yaitu satu satunya project yang ada di AIESEC in Bandung yang berorientasi pada lingkungan yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman lingkungan , kelestarian lingkungan dan interaksi lintas budaya. iGreen Project mendukung SDGs terutama point 13. Mengenai Climate Action. Melalui sasaran pada tahun 2030 untuk mengurangi dampak lingkungan.

Terdapat 2 UMKM untuk setiap tim yang terdiri dari tim A dan tim B. Tim A bergabung dengan Wise Waste bersama founder Safira Salsabila,Selvie, dan Abdul Wahid yang bergerak dibidang waste management dan pengolahan bsf menjadi pakan ternak atau ikan budidaya. Sedangkan Tim B bergabung dengan Rumabhumi bersama founder Muhammad Muhsin yang bergerak di bidang hidroponik dan aquaponik. Setiap UMKM tersebut memiliki kendala dalam hal marketing sehingga dibutuhkan pendampingan,sharaing dan menemukan solusi dari kendala yang dialami oleh setiap UMKM tersebut. 

Kali ini Widya salah satu peserta KKN UPI 2021 yang tergabung kedalam iGreen Project AIESEC in Bandung berkesempatan untuk mendampingi UMKM Wise Waste bersama tim A dengan membagi bebrapa orang kedalam tim Brand Awareness dan juga tim Digital Marketing dengan Rafi'i sebagai ketua dan Livia sebagai sekertaris, saya mengambil posisi dibagian divisi design bersama Faradylla, Indah dan Afifah. Tim copywriter Rahma dan Mila. Tim Digital Marketing divisi planning bersama Alexandra dan Naufal serta divisi marketing Ivan,Sena dan Diva. Dengan solusi yang ditawarkan oleh tim A yaitu raising awareness melalui konten yang tersedia pada masing-masing pilar content matriks dan melakukan research dengan menganalisis Website dan Social Media yang berkaitan dengan isu lingkungan berdasarkan insight, value dan key takeways.

Wise Waste Aset Design (Dokpri)
Wise Waste Aset Design (Dokpri)
Sekilas tentang Wise Waste adalah enviro start-up di bidang manajemen persampahan yang pengumpulan, pengangkutan, dan pengolahan baik up-cycling maupun down-cycling. Kami merupakan mitra pelayanan terbaik bagi pemerintah, pelaku usaha maupun masyarakat agar dapat bijak dan bertanggung jawab atas pengelolaan sampah yang dihasilkannya. Wise Waste mengusung pengelolaan sampah terdesentralisasi di kawasan atau sumber timbulan. Kami mendukung Indonesai Bebas Sampah dari Zero Waste to Landfill. Visi: Empower and Support Sustainability Project dan Misi: Connect the communities with CSR department & social entreprise, Empower the communities with adequate knowledge aboout waste management, SDGs and Proper, Support the communities with social prokect modul and training; Optimizing digital marketing for the social project through website, social media and advertising. 

Problem yang dihadapi oleh Wise waste adalah Kurangnya SDM di bidang Marketing untuk mengelola account instagram sehingga diperlukan re-branding atau menggarap project melalui konten-konten terbaru. Problem lain yaitu belum terdapat wadah yang dapat menghubungkan antara produsen dan calon konsumen dari produk yang dikelola oleh Wise Waste serta menjalin koneksi yang baik antara pengelola dana CSR (perusahaan) dengan pihak yang membutuhkan. Saat ini, Sirkular masih belum dikenal oleh masyarakat luas sehingga menjadi kendala dalam sarana branding.  Selain itu, SDM internalnya masih sangat terbatas.

Mengapa hal itu terjadi? Hal itu terjadi karena Tim Internal Wise Waste sendiri tidak terlalu banyak (hanya delapan orang), fokus utama mereka menitikberatkan pada pengelolaan operasional. Selain itu, anggota tim saat ini sedang berada pada masa tingkat akhir, sehingga fokusnya terbagi. Bagaimana cara menangani hal tersebut? Untuk menangani hal tersebut, akan dilakukan rebranding dengan meingkatkan kembali brand awareness dari Wise Waste, dan juga memaksimalkan Campaign "Sirkular" melalui beberapa postingan berdasarkan content matrix melalui Instagram, Tiktok dan Website. Apa yang harus dilakukan yaitu rebranding dari Wise Waste melalui campaign sirkular berupaya membangun persona atau image yang baik melalui postingan di sosial media. 

Campaign dilakukan melalui konten-konten yang bersifat edukatif, menarik dan meyakinkan, serta mengupayakan kerjsama dengan pihak terkait yang memiliki concern terhadap lingkungan dengan development project "Sirkular" melalui pembuatan konten feeds yang kreatif, kolaboratif dan mengadakan konten kerjsama dengan pihak terkait atau media partner yang bergerak dalam isu lingkungan, kerjasamanya bisa berbentuk challenge, live instagram, webinar dan opsi lain. Impact untuk Sirkular dan masyarakat yaitu dengan dijalankannya campaign ini, diharapkan Wise Waste dan Sirkular dapat dikenal lebih jauh dan menjangkau kalangan yang  lebih  luas. 

Campaign ini  bergerak dalam  mengedukasi masyarakat untuk bersama sama mengambil tindakan dalam pengelolaan sampah untuk target iGreen SDGs 13 dan Sirkular pada SDGs 12 melalui waste management dan pengelolaan yang baik, diharapkan pengedukasian turut memberi sumbangsih dan peran yang sangat besar dalam mengurangi jumlah makanan yang mungkin terbuang (food waste atau food loss) dengan membiasakan pola hidup atau perilaku seperti ini, diharapkan masyarakat bisa mengambil langkah kecil untuk perubahan besar dalam support Sustainable Development Goals. 

Melalui campaign dan challenge Sirkular ini diharapkan Sirkular dapat berupaya untuk menjembatani produsen dengan calon konsumen. Gerakan ini berfokus pada usaha peningkatan kesadaran masyarakat terkait keberlanjutannya koneksi yang bertanggungjawab, terkait pengelolaan limbah dan Zero Waste untuk mendukung SDGs No. 13 mitigasi terhadap Climate Change dapat dilalukan pula dengan memastikan terlaksananya proses produksi dan konsumsi yang bertanggung jawab. Target indicator SDGs itu sendiri yakni koneksi antara produsen dan konsumen yang terhubung dan turut andil dalam mengurangi jumlah limbah yang berdampak pada pengurangan emisi gas rumah kaca berbahaya serta pengedukasian turut memberi sumbangsih dalam mengupayaka perilaku ramah lingkungan sehingga masyarakat turut berpartisipasi mengambil langkah kecil untuk climate action.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun