Untuk alasan utama kalangan pemuda mendapatkan porsi lebih besar dibandingkan tetua untuk mengelola air tersebut, masa kerja lebih lama di usia produktif, lebih inovatif, dan semangat kerja sedang tinggi-tingginya. Sejarah mencatat kemerdekaan Negara kita berkat sumbangsih dari kolaborasi kalangan pemuda-tetua untuk segera memproklamirkan kemerdekaan Negara Indonesia tanggal 17 Agustus 1945.
Konklusi dari tulisan ini, kalangan pemuda-tetua bukan sepenuhnya penentu dari keberhasilan pengelolaan potensi alam -dalam hal ini air-. Saya sebagai konsultan juga bukan superhero yang kedatangannya memberikan perubahan besar di desa. Tetapi dengan dengan kerja sama antar pemangku kepentingan, bersungguh-sunguh dalam pengelolaan air, saya yakin pasti ada profitnya. Khusus kalangan pemuda harus optimis untuk tetap tinggal di desa, mengingat slogan yang sudah sering terdengar di telinga, “kalau tidak sekarang, kapan lagi?!, kalau bukan kita, siapa lagi?!”.
Salam
Widi Jatmiko
FB: https://www.facebook.com/widdot99
Twitter: https://twitter.com/widot99