Mohon tunggu...
Widi Jatmiko
Widi Jatmiko Mohon Tunggu... -

gemar tulis-menulis

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Travelingku ke Danau Tondano, Efek Rasa Penasaran Saat di Sulawesi Utara

17 Agustus 2016   18:21 Diperbarui: 17 Agustus 2016   18:44 171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Salah satu resort yang banyak dikunjungi warga lokal

Si sopir tanya, Mau kemana, Mas?

Ku jawab, ke Danau Tondano.

Ayo ikut saya, Mas! Ajak Si Sopir

Ku jawab lagi “Iya”.

Dengan penuh semangat aku dan kedua temanku naik otomikro tersebut. Sekitar 20 menit perjalanan kita sampai di persimpangan jalan di Remboken. Dari sini kami turun dan membayar ongkos Rp.15.000,- /orang.  Kata si sopir, mas nanti jalan ke arah sana, sekitar 300 m sampai di resort Remboken untuk melihat pemandangan Danau Tondano. Sambil berjalan kita aku bercakap-cakap, dan ketika sampai di salah satu resort tersebut aku tidak memutuskan untuk masuk langsung. Melainkan jalan terus ke arah atas tebing yang masih di sekitar danau.

mengamati Danau Tondano dari atas tebing
mengamati Danau Tondano dari atas tebing
Karena cuaca begitu terik hanya 5 menit saja, aku dan kedua temanku ku ajak turun dan langsung masuk di resort tersebut. Tiket masuk cukup murah hanya Rp.6.000,-/orang. Di salah satu resort itu ada berbagai fasilitas seperti kios, kolam renang, penginapan, dan taman-taman yang menambah kesejukan tempat itu, sambil menikmati pemandangan Danau Tondano. Deburan ombak dan kencangnya angin di sekitar danau membuat aku betah untuk refreshing. Tampak di sebelah barat, ada tambak yang dikelola masyarakat setempat.

Salah satu resort yang banyak dikunjungi warga lokal
Salah satu resort yang banyak dikunjungi warga lokal
Sudah 2 jam lamanya menikmati pemandangan Danau Tondano, waktu hampir petang kami berencana pulang. Saat keluar ke jalan raya, aku sempat memberhetikan otomikro di dekat pangkalan ojek motor, tetapi semua menolak. Meskipun ada beberapa otomikro yang lewat tetap juga menolak ditumpangi. Lalu aku putuskan naik ojek motor saja untuk kembali ke Terminal Tondano. Ongkos ojek motor cukup mahal, sebesar Rp.20.000,-/orang. Tapi memang tidak ada pilihan lain, dan hari itu pun juga sudah petang. 

Kemudian 15 menit perjalanan itu, sampailah kita di Terminal Tondano dan kita langsung masuk ke salah satu otobus yang penumpangnya hampir penuh. Hanya 5 menit menunggu, dan otobus langsung berangkat menuju Terminal Tandurusa-Bitung. Uniknya, otobus aku tumpangi ini sama saat berangkatnya. Mungkin kebetulan saja otobus ini dapat urutan trip-nya. Jadi, bayarnya sama seperti saat berangkat,Rp.11.000,- saja. Hemat Rp.100,- lagi aku. Hehehe 

Artikel ini sudah juga dipublish di: hipwee

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun