Mohon tunggu...
Widoko
Widoko Mohon Tunggu... Guru - Menyukai semua hal yang inspiratif

Pernah menimba ilmu di Yangzhou University, China

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Apakah Setiap Anak Harus Seperti Rizqi Nabila?

28 Maret 2021   21:10 Diperbarui: 28 Maret 2021   21:29 446
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ponorogo, daerah di mana penulis dilahirkan, biasanya dikenal kesohor akan dua hal: Reog dan Pondok Pesantren Gontor. Tetapi saat-saat ini Ponorogo banyak dibicarakan bukan karena dua hal yang telah mendunia itu, melainkan gadis berusia sekitar 15 tahun bernama Rizqi Nabila Ramadhani.

Ya saat-saat ini Rizqi Nabila, seorang gadis muda asal Ponorogo, membetot perhatian publik nasional karena berhasil lulus SNMPTN di Universitas Airlangga (Unair) Surabaya di Program Studi Kedokteran pada usia yang sangat muda, yakni 15 tahun 8 bulan.

Lalu pertanyaannya, bagaimana caranya Rizqi Nabila bisa masuk Fakultas Kedokteran Unair pada usia semuda itu? Salah satu yang sangat berbeda dengan siswa pada umumnya adalah ia hanya memerlukan waktu 10 tahun untuk menyelesaikan sekolah dari SD sampai dengan SMA.

Lulus SNMPTN di usia yang sangat muda memang bisa dipastikan anak tersebut memang pandai atau mempunyai kemampuan yang luar biasa, tetapi yang perlu diperhatikan juga adalah hasil itu diperoleh bukan tanpa perjuangan. Dan perjuangan yang dilakukan oleh Rizqi Nabila rasanya juga berat untuk dilakukan oleh anak pada umumnya seusianya.

Perjuangan Rizqi Nabila terlihat mencolok setelah masuk jenjang SMP. Pada saat sekolah dasar di SD Muhammadiyah Ponorogo, Rizqi melaluinya masih seperti anak pada umumnya, yakni 6 tahun. Pada saat SD pula Rizqi Nabila masih sempat bermain dengan teman-temannya seusai pulang sekolah. Pada saat masuk jenjang SMP, Rizqi Nabila memilih MTSN 2 Ponorogo sebagai pilihannya dan menghambil kelas akselerasi.

Saat itulah hari-harinya mulai diisi dengan belajar dan tugas. Dia rela mengorbankan waktu bermainnya dengan teman-teman untuk berjuang menuntaskan kelas akselerasinya. Ya semenjak masuk kelas akselerasi ia tak lagi bermain-main dengan teman sebayanya. Ia pun dapat menuntaskan masa SMP hanya dalam waktu dua tahun.

Saat masuk sekolah menengah atas di SMAN 1 Ponorogo ia pun masuk dalam Kelas Belajar Cepat (KBC). Tidak hanya itu, setelah jam sekolah ia pun masih belajar lewat les atau bimbingan belajar (Bimbel). Tidak cukup sampai disitu, selain pada lembaga Bimbel, orang tuanya masih mendatangkan guru privat ke rumah.

Lewat kerja keras tersebut akhirnya Rizqi Nabila sukses masuk kedokteran Unair pada usia yang masih sangat muda, 15 tahun 8 bulan. Bukan hanya hasil dari bakat, tetapi perjuangan keras selama bertahun-tahun.

Memiliki anak yang rajin belajar, berprestasi, rela mengorbankan waktu bermainnya hingga akhirnya sukses masuk kedokteran dalam usia muda memang sepertinya impian mayoritas orang tua. Tetapi pertanyaannya apakah semua anak harus seperti itu untuk meniti jalan suksesnya?

Anak-anak terlahir dengan kemampuan dan keunikannya masing-masing. Masa membentang yang harus mereka lalui di depan nanti tidak hanya bagi mereka yang sukses meniti pada pendidikan formal seperti dokter, polisi, guru, TNI, ahli hukum atau bidang lainnya. Banyak peluang-peluang kerja yang membutuhkan kreatifitas seperti pada bidang teknologi, seni, enterpreneur, dan bahkan YouTuber.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun