"Lamun huwus kalah Nusantara isun amukti palapa, lamun kalah ring gurun, ring Seran, Tanjung Pura, ring Haru, ring Pahang, Dompo, ring Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, Saman isun amukti palapa,"
Itulah bunyi sebuah sumpah yang kesohor dalam sejarah nusantara. Sumpah yang ikut menjadi pelecut dan memberi semangat pada berbagai daerah dan suku yang berada di tanah air untuk bersatu mengusir penjajah dan melahirkan bangsa dan negara Indonesia.
Ya, itulah Sumpah Palapa, atau ada juga yang menyebut sebagai Sumpah Amukti Palapa. Sumpah yang diucapkan oleh Patih Majapahit yang melegenda: Mahapatih Gajah Mada.
Sejarah Indonesia memang sepertinya tidak akan pernah lepas dengan Majapahit, kerajaan nusantara terbesar yang kekuasaan, daerah taklukan, atau pengaruhnya hampir mencapai semua pulau-pulau wilayah Indonesia modern saat ini. Dan berbicara Majapahit tentu saja tidak bisa lepas dari Gajah Mada, Mahapatih pada masa raja Hayam Wuruk yang tercatat sejarah sebagai masa keemasan kerajaan yang berpusat di Jawa Timur itu.
Sumpah Palapa adalah semacam tekad atau janji politik Gajah Mada untuk menyatukan atau menaklukan daerah-daerah atau kerajaan-kerajaan di nusantara. Sumpah Palapa diucapkan Gajah Mada ketika dinobatkan sebagai Patih Majapahit menggantikan Arya Tadah pada sekitar tahun 1336 Masehi pada masa Ratu Tribuhana Tungga Dewi.
Menariknya, pada saat mengucapkan sumpah Palapa tersebut Patih Gajah Mada menggunakan pusaka berupa senjata tradisional berwujud keris. Ada sumber menyebut keris tersebut dari zaman Prabu Jayanegara bernama Kyai Gandawisa.
Lekatnya keris dengan Mahapatih Gajah Mada juga terlihat dari patung-patung atau lukisan yang menggambarkannya. Banyak sekali patung Gajah Mada yang dilukiskan dengan menggenggam sebilah keris. Misalnya seperti patung raksasa yang berada di Taman Bung Karno di Tabanan Bali atau pada Relief Sejarah Nusantara di Monumen Nasional Jakarta.
Berdirinya kerajaan Majapahit juga tidak bisa dilepaskan dari sebuah keris legendaris yang melegenda yakni Keris Empu Gandring. Keris tersebut merupakan bagian dari sejarah awal terbentuknya Kerajaan Singasari yang mana trahnya berlanjut sampai kerajaan Majapahit.