WhatsApp membuat geger media sosial. Kebijakan barunya tentang data pengguna yang bakal di-sharing dengan Facebook membuat isu tentang privasi mencuat. Akibatnya banyak pengguna mencoba beralih pada aplikasi perpesanan alternatif yang dipandang lebih aman dari segi privasi misalnya Telegram ataupun Signal.
WhatsApp pada awal Januari sebelumnya mengumumkan tentang sharing data dengan Facebook, khususnya untuk akun bisnis, menawarkan integrasi yang lebih dalam berkaitan dengan produk-produk mereka. Â Pengguna harus menyetujui kebijakan baru ini, jika tidak per 8 Februari 2021 akunnya bisa ditangguhkan atau tidak bisa digunakan.
Setelah menimbulkan kehebohan, pihak WhatsApp pun mengklarifikasi bahwa perubahan kebijakan itu hanya berlaku untuk pengguna yang memakai fitur bisnis. Sedangkan diluar fitur bisnis tidak ada perubahan apapun.
WhatsApp dalam pernyataannya di faq.whatsapp.com di antaranya menyatakan yang kurang lebih artinya demikian: Semakin banyak orang berbelanja secara online.Â
Peningkatan tersebut disebabkan oleh situasi yang terjadi saat ini. Sebagian bisnis yang memiliki toko di Facebook atau Instagram juga dapat memiliki toko di profil bisnis WhatsApp mereka.Â
Ini memungkinkan Anda untuk melihat produk yang ditawarkan bisnis tersebut di Facebook dan Instagram serta berbelanja secara langsung dari toko tersebut di WhatsApp.Â
Jika Anda memilih untuk berinteraksi dengan Facebook Shops, kami akan memberitahukan dari dalam WhatsApp bagaimana data Anda dibagikan dengan Facebook.
Lalu bagaimana nasibnya pengguna yang setuju kebijakan baru tetapi tidak mengunakan feature bisnis?
Menurut pihak WhatsApp tidak ada perubahan apapun untuk pengguna di luar feature bisnis. Pihak WhatsApp dan Facebook tetap tidak bisa mengakses pesan, panggilan telepon dan percakapan pengguna. Semua percakapan tetap terenskripsi end to end. Pihak WhatsApp maupun perusahaan induknya, Facebook, tetap tidak bisa mengakses hal itu dari pengguna.
"Privasi dan keamanan pesan dan chat pribadi anda tidak berubah. Semua percakapan ini masih akan terenskripsi end -to-end. WhatsApp maupun Facebook tidak bisa membaca atau mendengarkannya. Kami tidak akan pernah memperlemah security dan label setiap chat hingga anda mempercayai komitmen kami ," demikian penjelasan pihak WhatsApp dalam faq.whatsapp.com.
WhatsApp juga menyatakan bahwa kebijakan akun bisnis tersebut akan diterapkan 15 Mei 2021. Jadi tidak ada akun yang dihapus atau tidak bisa digunakan pada 8 Februari mendatang.
Yang krusial bagi WhatsApp, agaknya kebijakan baru tersebut tidak terkomunikasikan dengan baik dan membuat bingung pengguna. Kebijakan menghebohkan tersebut membuat para pengguna melirik aplikasi perpesanan lain yang dianggap lebih aman dari segi privasi.
Lonjakan pengguna para pesaing WhatsApp pun langsung terjadi pada awal dan pertengahan Januari. Dilansir detik.com, 17 Januari 2021, dari Asociated Press selama tanggal 5 sampai dengan 12 Januari, aplikasi Signal merajai banyaknya aplikasi yang didownload oleh pengguna. Aplikasi yang dibesut oleh Brian Acton ini mencatatkan angka 17,8 juta kali download di Google Play Store dan Apple App Store selama rentang itu.
Jumlah itu melejit sekitar 61 kali dasri pekan sebelumnya. Pada saat itu Signal hanya mampu membukukan angka sekitar 285 ribu kali download.
Jumlah itu jauh meninggalkan WhatsApp yang berselisih sekitar 7,2 juta. Pada rentang yang sama WhatsApp 'hanya' didownload sebanyak 10,6 juta kali. Angka tersebut menurun sekitar 2,1 juta dari pekan sebelumnya yang mencatat angka sekitar 12,7 juta download.
Dengan angka 10,6 juta kali download berarti WhatsApp berada pada peringkat ketiga. Pada peringkat kedua, setelah Signal, ada Telegram yang membukukan 15,7 download pada rentang waktu yang sama.
Memang dengan basis pengguna sekitar 2 milyar pengguna aktif per bulan WhatsApp masih merajai pangsa perpesanan dunia. Bandingkan dengan Telegram yang 'hanya' pada angka sekitar 500 juta atau seperempatnya. Tetapi jika isu privasi ini tidak segera diatasi dan diantisipasi dengan baik para pengguna WhatsApp bukan tidak mungkin akan beralih.
Dunia selalu berputar. Apa yang terjadi pada raja perpesanan masa lalu, BBM, bukan tidak mungkin juga akan berulang...I]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H