Mohon tunggu...
Widoko
Widoko Mohon Tunggu... Guru - Menyukai semua hal yang inspiratif

Pernah menimba ilmu di Yangzhou University, China

Selanjutnya

Tutup

Gadget Pilihan

Pesaing Melonjak 4.000 Persen Lebih, WhatsApp Bakal Bernasib seperti BBM?

20 Januari 2021   09:02 Diperbarui: 20 Januari 2021   09:16 769
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
WA - Signal-Telegram (Sumber: techbruit.com)

Memasuki momen sekitar tahun baru 2021 ini pengguna media sosial WhatsApp dibuat geger. Pasalnya aplikasi perpesanan yang berinduk ke Facebook tersebut menerapkan kebijakan baru yang mana data pribadi pengguna akan di-share ke perusahaan induknya, yakni Facebook.

Dalam pemberitahuannya pihak WhatsApp semacam memaksa pengguna untuk menyetujui kebijakannya. Jika tidak menyetujui kebijakan baru tersebut, pengguna terancam tidak bisa menggunakan WhatsApp lagi mulai tanggal 8 Februari 2021.

Aplikasi Perpesanan Terpopuler Per Oktober 2020 (Sumber: kontan.co.id)
Aplikasi Perpesanan Terpopuler Per Oktober 2020 (Sumber: kontan.co.id)

Setelah heboh penerapan kebijakan baru tersebut, pihak WhatsApp akhirnya buka suara. Dilansir Kompas.com 17 Januari 2021, kebijakan itu ditunda sampai 15 Mei 2021. Lewat blog pribadinya pihak WhatsApp menyampaikan bahwa kebijakan baru hanya mencakup opsi baru bagi orang-orang untuk mengelola bisnis di WhatsApp atau menggunakan WhatsApp Bisnis. Mereka juga mengatakan tidak akan memperluas kemampuannya untuk berbagi data dengan Facebook.

 Meski telah melakukan klarifikasi dan penangguhan, kebijakan baru yang awalnya diumumkan WhatsApp dan akan berlaku 8 Februari tersebut sudah terlanjur membuat banyak pengguna melirik dan mulai beralih ke aplikasi media sosial yang lain. Hal itu terlihat dari lonjakan pengguna para pesaing WhatsApp seperti misalnya Telegram dan Signal.

Data yang Dilinkan oleh FB, WA, Telegram, dan Signal (Sumber: gadgets-africa.com)
Data yang Dilinkan oleh FB, WA, Telegram, dan Signal (Sumber: gadgets-africa.com)

Salah satu aplikasi yang kebanjiran pengguna baru adalah Telegram. Aplikasi perpesanan multi platform besutan Pavel Durov tersebut kebanjiran pengguna. Dilansir Cnnindonesia.com, 17 Januari 2021, pihak telegram mengaku mengalami peningkatan 25 juta pengguna dalam 72 jam. Hal itu menjadikan aplikasi perpesanan yang dikembangkan pengusaha asal Rusia tersebut memiliki basis pengguna tembus angka 500 juta pengguna aktif.

 Selain Telegram aplikasi perpesanan Signal juga mengalami fenomena serupa. Aplilkasi yang sempat direkomendasikan oleh orang terkaya nomor dua di dunia, Elon Musk, tersebut mengalami ledakan pengguna yang cukup signifikan. Dilansir Kompas.com, 17 Januari 2021, pada tanggal 13 Januari 2021 Signal berada dipuncak store aplikasi Google dan Apple.

Pengguna Signal pun meledak. Dilansir Cnnindonesia.com, 17 Januari 2021, dalam rentang waktu yang singkat dari tanggal 7 sampai dengan 10 Januari 2021 ada 7,5 juta penginstallan di Apple Store dan Google Play. Menurut Sensor Tower hal itu adalah 43 kali dari pekan sebelumnya. Atau dengan kata lain melonjak sekitar 4.300 persen. Wau!

Saat ini WhatsApp memang merajai pasar perpesanan dunia. Pengguna aktif bulanan per Oktober 2020 menurut Statista mencapai 2 miliar. Sedangkan untuk di Indonesia dilansir liputan6.com, 18 November 2018, sekitar 83 persen pengguna internet tanah air memakai aplikasi yang berinduk ke Facebook tersebut. Hal itu mungkin menyebabkan posisi WhatsApp masih belum dapat digantikan oleh perpesanan lain untuk saat ini.

Tetapi dengan adanya fenomena banyaknya pengguna yang melirik aplikasi lain tersebut seharusnya menjadikan WhatsApp berhati-hati menerapkan kebijakan barunya. Semakin banyak orang yang sadar akan betapa penting data pribadinya. 

Jika hal ini tidak menjadikan pertimbangan WhatsApp bisa jadi penggunanya akan tergerus sedikit demi sedikit. Dan berkaca pada BBM yang pernah jaya dan ditinggalkan, nasib serupa bisa jadi akan menimpa siapa saja. Bahkan bisa juga WhatsApp yang sekarang harus diakui adalah raja...I]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun