Mohon tunggu...
Widoko
Widoko Mohon Tunggu... Guru - Menyukai semua hal yang inspiratif

Pernah menimba ilmu di Yangzhou University, China

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Say No To WhatsApp, Ah yang Bener?

15 Januari 2021   20:24 Diperbarui: 15 Januari 2021   20:31 432
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sampai pada titik ini dengan begitu banyak kemudahan dan lazim digunakan pada kehidupan sehari-hari baik pada urusan kantor maupun guyonan, WhatsApp menjadikan bagian dari budaya per pesanan kita. Apalagi dalam masa pandemi yang membutuhkan informasi secara daring lebih banyak.

Rasanya saat ini tidak bisa dibayangkan bagaimana kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia yang terbiasa berkomunikasi dengan smartphone untuk tidak menggunakan WhatsApp yang secara umum sudah begitu melekat. 

Menguninstall dan mengganti dengan aplikasi lain perkara mudah, tetapi membentuk semua masyarakat on line yang sudah 83 persen memakai WhatsApp bukanlah perkara gampang. 

Gerakan migrasi dengan jumlah sebesar itu secara bersamaan bukanlah sesuatu hal semudah membalikkan telapak tangan. Apalagi banyak ajakan untuk tidak memakai WhatsApp tetapi disebarkan dengan media WhatsApp, ironis.

Bukannya hal itu tidak mungkin dilakukan, tetapi butuh waktu dan mungkin ke samaan bahasa. Lebih efektif lagi jika pemerintah ikut di dalamnya. Misalnya negara kita meluncurkan perpesanan produk kita sendiri yang kompatibel dan bagus, lalu semua diharuskan memakai. Tetapi sekali lagi itu semua butuh proses, waktu, dan kerja keras.

Jadi, Say No To WhatsApp? Rasanya sih agak ragu itu bisa terjadi di Indonesia dalam waktu sekarang....I]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun