Mohon tunggu...
Widoko
Widoko Mohon Tunggu... Guru - Menyukai semua hal yang inspiratif

Pernah menimba ilmu di Yangzhou University, China

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Rukun Islam yang Kelima Itu Naik Haji, Bukan Naik Mobil

2 Oktober 2020   22:47 Diperbarui: 3 Oktober 2020   07:38 266
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mobil - Mobil Keren (Sumber: trenasia.com)

Pandemi Covid 19 yang menimpa dunia pada umumnya dan Indonesia lebih khususnya tahun ini memang sangat luar biasa. Makhluk kecil tak terlihat mata telanjang itu telah memporahporandakan beberapa ekonomi negara - negara besar di dunia sehingga menghadapi jurang resesi. Sebut saja misalnya Amerika Serikat, Jerman, Perancis, Italia, Korea Selatan, Jepang, dan tetangga kita, Singapura serta Filipina.

Demi menghindari jurang resesi tersebut, beberapa kebijakan untuk meningkatkan daya beli masyarakat dan bertahan saat Pandemi Covid 19 pun digelontorkan pemerintah. 

Misalnya dengan pemberian manfaat Program Keluarga Harapan, Kartu Sembako, Kartu Pra Kerja, Pembebasan Tarif Listrik untuk 450 VA dan keringanan untuk 900 VA, serta Bantuan Langsung Tunai Dana Desa.

Secara total dana yang disiapkan untuk penanganan Pandemi Corona di Indonesia menurut CNBCIndonesia.com, 28 Agustus 2020, sebesar 695,2 triliun. 

Dana itu meliputi untuk bantuan sosial sebesar 203,9 triliun, Usaha Mikro Kecil dan Menengah 123,46 triliun, kementrian atau lembaga dan pemerintah daerah 106,11 triliun, kesehatan 87,55 triliun, korporasi 53,55 triliun dan insentif usaha 120,61 triliun.

Selain insentif usaha tersebut, masih ada lagi kebijakan yang cukup menarik perhatian berkaitan dengan pembelian mobil. Yakni wacana pajak sebesar nol persen atau bebas pajak pembelian mobil baru sampai dengan Desember 2020 yang digagas oleh Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kertasasmita. 

Tujuan dari wacana kebijakan ini tentu saja untuk menggairahkan pasar otomotif yang tergerus saat Pandemi Corona. Saat pasar otomotif terdongkrak, tentu akan mendangkrak sektor-sektor yang berkaitan dengan otomotif ini. 

Jika wacana ini jadi terealisasikan maka harga produk otomotif akan menjadi lebih rendah. Varian mobil yang sebelumnya tinggi menjadi sedikit terjangkau untuk kalangan menengah.

Dengan kebijakan baru ini, seorang teman pun nyelethuk kepaada penulis. Pak kalau mau membeli mobil, inilah saatnya. Jika benar pajak mobil baru dihapuskan, maka mobil yang harganya seratusan juta lebih, bisa jadi tinggal puluhan juta. Begitu kira-kira yang disampaikannya. Wah begitu menggiurkan!

Tetapi meski harga mobil baru bakal akan sangat murah, para golongan ekonomi menengah harus pandai-pandai mengukur diri untuk tidak memaksakan melakukannya. Di saat - saat pandemi seperti ini, membeli mobil tanpa memperhitungkan kebermanfaatan saat budget pas-pasan bisa menjadi bumerang.

Kita tidak tahu bakal berlangsung berapa lama pandemi ini. Juga biaya operasional mobil bakal sangat berbeda dengan alat transportasi golongan menengah yang biasa dipakai. Motor misalnya.

Jika membeli mobil untuk usaha, taksi on line misalnya, juga harus berpikir ulang. Karena di masa pandemi ini kabarnya orderan juga sangat sepi.

Maka membeli mobil pada saat seperti ini harus melihat seberapa kuat keuangan kita. Dulu ketika awal-awal bekerja, teman sekantor penulis pernah bilang yang kurang lebih artinya begini: Pak ingat, rukun Islam yang kelima itu naik haji, bukan naik mobil. 

Celetukan sederhana ini bisa dijadikan standar keuangan kita saya kira, khususnya yang beragama Islam. Pada saat kita belum mampu untuk naik haji, maka sebaiknya jangan membeli mobil terlebih dahulu. Setelah bisa mengumpulkan uang untuk melakukannya, maka jika ada uang lebih bisa berpikir untuk membeli mobil. Kecuali jika membeli mobil untuk keperluan bisnis dan jelas bisa jalan saat pandemi ini.

Akhirnya, menurut penulis, kebijakan pajak mobil baru nol persen ini sepertinya akan lebih berjalan untuk golongan menengah ke atas. Orang - orang yang memang berlebih secara budget dan tidak begitu terpengaruh dengan adanya Corona. 

Jika pemerintah ingin menyasar masyarakat bawah yang lebih terdampak, sepertinya penggratisan pajak sepeda motor akan sangat berguna, sebelum kita mampu untuk naik haji. Setuju kira-kira...?I]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun