Judul pidato ini kemudian disingkat dan terkenal dengan nama Jas Merah. Meskipun sampai saat ini masih ada beda pendapat tentang siapa yang membuat istilah itu. Pada saat itu, Bung Karno menyampaikan sekitar 50 kata sejarah dalam pidato itu. Menunjukkan betapa pentingnya sejarah menurut Sang Presiden di Pidatonya yang terakhir.Â
Pada kesempatan yang lain, ketika memperingati hari pahlawan, 10 November 1961 Bung Karno juga mengungkapkan dalam pidatonya bahwa bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati jasa para pahlawannya. Sekali lagi menunjukkan betapa besar arti sejarah di mata pendiri bangsa ini.
Jika tanpa mempelajari sejarah yang wajib di sekolah, dari mana anak-anak akan mengenal para pahlawan yang telah berjasa pada negara dan bangsanya? Secara bebas dan merdeka lewat you tube dan internet? Tidakkah mereka lebih suka mengakses dan mengidolakan K-Pop, Blackpink atau BTS lewat gadgetnya dari pada Bung Hatta, Pangeran Diponegoro atau KH. Ahmad Dahlan?
Mas Menteri, Bung Karno berpesan Jas Merah, bukan Jas Hujan. Sejarah para pahlawan dan pendiri bangsa yang tidak boleh dilupakan. Sesuatu yang harus ditanamkan, bukan sekedar sesuatu yang hanya diambil saat diperlukan ketika panas atau deras lalu selanjutnya digudangkan...I]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H