Kepastian keamanan, kepastian waktu, dan tentu saja kepastian barang tidak rusak saat sampai di tangan penerima. Sudah itu saja. Semua asset perusahaan diarahkan untuk itu. Pembeli saya, kebetulan lagi, sudah berada pada level lebih mengutamakan kepastian daripada harga. Saya pernah bertanya kepada mereka, orang-orang yang belum pernah saya temui secara fisik, mengapa memilih JNE dan bukan ekspedisi lain. Jawabannya sederhana. Kepastian. Kepastian menumbuhkan keparcayaan. Kepercayaan yang disertai rasa aman adalah magnet yang menarik pelanggan .Â
Saya rasa itulah inovasi terbesar dari JNE. Bukan aplikasinya yang terupdate terus atau banyaknya fitur-fitur yang rumit, atau gimmick-gimmick ongkir yang pada akhirnya menyedot sumber daya keuangan perusahaan yang akhirnya membuat kurir sewot dan memperlakukan paket dengan seenaknya. Sebagai pelapak, saya juga terpacu untuk berinovasi gara-gara JNE. Kok bisa? Inovasi macam apa yang diharapkan dari penjual camilan kering yang gampang remuk macam saya ini?Â
Sederhana saja, saya percaya barang saya, yang biasanya camilan yang mudah remuk, akan sampai ke konsumen saya dengan kondisi tidak remuk. Mungkin tidak 100 persen utuh-tuhhh....tapi kondisinya masih 80 sampai 90 persen,kisaran angka yang sejauh ini bisa dimaklumi konsumen saya. Saya juga percaya kurir JNE tidak akan seenaknya menata paket dimotornya tanpa mempedulikan stiker "Fragile" yang menempel di paket saya. Â
Dengan begitu saya jadi tidak kepikiran karena banyak hal lain yang harus saya pikirkan. Saya jadi bebas "berinovasi" membuat, mencari camilan enak, yang biasanya gampang remuk, untuk dipajang di etalase marketplace saya.
Pegalaman tiga tahun membuat dan kulakan camilan enak dan berkualitas, saya mendapati bahwa produk seperti ini hampir pasti mudah remuk (untuk camilan kering) dan gampang basi (untuk camilan basah). Tanpa rasa aman dan rasa percaya, saya akan stuck berjualan camilan keras tahan banting yang, tentu saja, biasanya tidak digemari. Hal itu tentu saja membatasi jumlah variasi dagangan saya. Â Maka, saya berani gasss terus membuat atau kulakan camilan, apapun itu, tanpa harus mikir "sampai sana remuk gak ya" atau "sampai sana basi gak ya".
Membangun Rating Bersama JNE
Sebagai pelapak digital dan hidup bergantung pada marketplace, rating adalah hal yang penting bagi keberlangsungan usaha saya.  Bersaing dengan 27 juta  pelaku Usaha Kecil Menengah dan Mikro (UMKM) yang sudah go digital di marketplace (Kominfo), menjaga rating adalah krusial. Selain sebagai pelapak, saya juga sebagai pembeli. Jika saya akan membeli barang di sebuah marketplace, sebelum melakukan transaksi saya pasti akan melihat rating dari tokonya, berikut dengan comments yang muncul.Â
Saya yakin calon pembeli yang masuk ke lapak saya juga akan melakukan hal yang sama. Sekali mendapat komentar buruk yang berpengaruh pada rating, sangat sulit untuk memulihkannya. Dan faktor terbesar selain kualita produk itu sendiri yang berpengaruh terhadap persepsi pembeli adalah jasa ekspedisi. Anda bisa saja punya produk berkualitas bagus dengan harga paling miring serta anda adalah pelapak yang gercep saat melayani, namun jika jasa ekspedisi yang dipilih gagal memuaskan pembeli anda, celakalah lapak anda. Pembeli pasti akan menyalahkan anda. Jarang sekali ada yang mau berpikir, jika barang rusak saat sampai ditangan itu adalah karena jasa pengiriman.Â
Di titik inilah saya merasa beruntung bekerjasama dengan  PT  Tiki Jalur Nugraha Ekakurir atau JNE yang pada tanggal 26 November 1990 didirikan oleh H. Soeprapto. Memang tidak sempurna, ada juga kesalahan yang dibuat. Ada juga complaint saat menggunakan jasa JNE, biasanya waktu pengiriman yang mundur. Namun secara umum JNE-lah yang terbaik diantara ekspedisi yang lain. Buktinya, selama tiga tahun menjadi pelapak digital di beberapa marketplace,rating lapak saya tidak pernah kurang dari 4.5 bintang. Dan saya berani meng-klaim JNE-lah penyokong utamanya karena 80 persen pembeli saya memilih JNE.
#JNE
#ConnectingHappiness