Mohon tunggu...
Widodo
Widodo Mohon Tunggu... -

Menyukai sepak bola, karena kaki patah sebelum bermain akhirnya harus mengubur impian dan hanya jadi penonton

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Transfer Pemain: Strategi Lain KPSI

27 Juli 2012   11:23 Diperbarui: 25 Juni 2015   02:33 1727
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selamat sore temen-temen semuanya. Ketika temen-temen sudah mulai berharap banyak pada JC untuk menyelesaikan masalah dualism kompetisi, sepertinya temen-temen sudah mulai lupa dengan strategi KPSI, dan hanya sedikit temen-temen yang mencermati pergerakan KPSI. Tetapi saya melihat dualism kompetisi dan rongrongan KPSI terhadap PSSI akan terus berjalan, hal ini dapat dilihat pada pembelokan fakta yang terus menerus dilakukan oleh KPSI serta masih mengambangnya penyelesaian masalah dualism kompetisi.

Untuk permasalahan pertama sudah banyak di ulas oleh temen-temen kompasiana, sedang untuk masalah yang kedua masih sedikit yang mengulasnya. Di dalam tulisan ini saya tidak akan mengulas mengapa dualism akan terjadi tetapi mengapa dualism kompetisi layak untuk di cermati. Meningkatnya performa pemain Timnas baik di level junior maupun senior merupakan nilai positif bagi PSSI dalam membangun Timnas Indonesia, tetapi peningkatan performa Timnas bisa menjadi kekuatan dan juga ancaman bagi PSSI. Dengan peningkatan performa Timnas (terutama timnas U22) telah menunjukkan bahwa Pameo yang mengatakan “Penduduk Indonesia itu ada 1 milyar tapi mencari pemain bola 11 orang aja masak nggak bisa” mendekati kebenaran. Dulu banyak orang menyepelekan hal ini dan ini juga yang mungkin ada di dalam benak KPSI, tetapi tidak dengan PSSI. Ketika KPSI dengan strategi premannya membelenggu pemain-pemain ISL, PSSI dengan sabar meladeninya dengan tur ke kampong-kampung untuk mencari bibit-bibit pemain sepak bola terbaik di negeri ini dan hasilnya kita bisa melihat permainan ciamik timnas u22. Di satu pihak keberhasilan PSSI ini menyadarkan KPSI ada yang terlewat dari pandangan mereka, dengan memproteksi pemain-pemain ISL untuk memperkuat timnas ternyata belum berhasil menggembosi PSSI, sehingga perlu strategi baru untuk menggembosi PSSI.

Dengan masih belum dihasilkanya format kompetisi baru oleh JC dan pembelokan informasi oleh petinggi-petinggi KPSI nampaknya dualism kompetisi akan terus berjalan. Nah sepertinya ini celah yang bisa dimanfaatkan KPSI untuk menggembosi PSSI. Transfer pemain, ya ini yang bisa dimasinkan oleh KPSI untuk menggembosi PSSI, KPSI tidak bisa menutup mata bakat-bakat sepakbola U22 telah memikat penggemar sepak bola Indonesia untuk kembali mencintai PSSI. Dengan berhentinya kompetisi artinya kontrak mereka telah habis, dengan begitu klub bisa melakukan pendektan kepada pemain bersangkutan untuk mau memperkuat klub mereka. Tanpa kita sadari ketika semua membicarakan tentang JC, Hutang-hutang manajemen klub kepada pemain, SP FC vs SFC..KPSI telah bergerak kedepan dengan mengontak pemain-pemain berbakat timnas U22 untuk memperkuat klub-klub yang bermain di IST. Dengan menarik pemain-pemain tersebut ke klub IST KPSI akan dengan mudah untuk menekan pemain yang bersangkutan untuk tidak bisa memperkuat timnas Indonesia…dan efek yang ditimbulkan dari strategi transfer pemain ini PSSI harus bersiap-siap kehilangan bakat terbesar sepak bola yang dimilikinya. Sebelum ini terjadi PSSI harus segera bergerak cepat untuk membentengi pemain-pemain tersebut agar tidak jatuh ketangan KPSI.....selamat berjuang

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun