Wisma Tumapel yang dahulu dikenal sebagai Splendid Inn adalah salah satu saksi bisu dari masa kejayaan kolonial di Kota Malang. Dibangun pada tahun 1928, bangunan bersejarah ini memadukan arsitektur Eropa yang megah dengan pemandangan Sungai Brantas. Dahulu, hotel ini menjadi tempat beristirahat mewah bagi para kolonial Belanda, namun sekarang Wisma Tumapel berdiri sebagai saksi sejarah yang menawarkan perjalanan ke masa lampau. Wisatawan yang berkunjung dapat merasakan atmosfer kejayaan kolonial yang telah menjadi warisan budaya Malang. Melalui artikel ini, mari kita telusuri bagaimana kejayaan kolonial menjadi warisan budaya Malang yang abadi.
Pada masa penjajahan kolonial Belanda, Malang menjadi salah satu daerah yang paling sering disinggahi para kolonial karena sejuknya udara di Kota Malang dan keindahan alamnya membuat Malang terkenal menjadi tempat berkumpulnya para petinggi di Indonesia pada masa itu. Memanfaatkan hal tersebut, pada tahun 1923, dibangunlah sejumlah fasilitas penginapan, salah satunya adalah Wisma Tumapel atau dikenal pula dengan nama Hotel Splendid dan beberapa hotel lain seperti Hotel Pelangi, dan Ritche Hotel. Karena pada masa itu Malang dikelilingi oleh perkebunan, sehingga kebanyakan hotel-hotel tersebut digunakan untuk pertemuan para pemilik kebun. Walaupun Wisma Tumapel sangat disanjung pada masa lampau, sejak tahun 2009 Wisma Tumapel sudah tidak dihuni lagi hingga saat ini. Karena sudah lama tak terawat membuat bangunan Wisma Tumapel menjadi usang dan kerap dikaitkan dengan hal ghaib yang terjadi di sekitar Wisma Tumapel.
Segi Arsitektur dan Desain Wisma Tumapel
Wisma Tumapel dari segi kualitas bangunannya. Wisma Tumapel termasuk kelas A di antara bangunan kuno yang lain, luas area bekas aset milik pemerintahan Belanda ini diperkirakan sekitar 5 ribu m². Sebagian besar gedung-gedung kolonial yang ada di Malang dibangun sesudah tahun 1920 memiliki gaya arsitektur kolonial modern setelah tahun 1920 an di Hindia Belanda pada waktu itu sering disebut sebagai gaya ”Nieuwe Bouwen” yang disesuaikan dengan iklim dan teknik bangunan di Hindia Belanda waktu itu. Sebagian besar menonjol dengan memiliki ciri-ciri atap datar, gevel horizontal, volume bangunan yang berbentuk kubus, serta warna putih.
Bangunan Wisma Tumapel cukup ikonik karena memiliki desain yang berarsitektur Eropa modern. Bangunan ini terbagi menjadi tiga lantai, mulai lantai bawah, lantai satu, dan lantai dua. Di lantai satu dan dua, terdapat 96 ruangan kembar berukuran 6x10m.
Kondisi Terkini Wisma Tumapel
Kota Malang selalu mencerminkan upaya untuk mempertahankan warisan sejarahnya, meskipun menghadapi tantangan dalam hal perawatan dan restorasi. Berikut adalah beberapa hal yang menggambarkan kondisi Wisma Tumapel saat ini.
Kondisi Fisik Bangunan
Sebagian besar struktur bangunan masih berdiri kokoh, mempertahankan ciri khas arsitektur kolonial Belanda. Namun, seperti banyak bangunan bersejarah lainnya, Wisma Tumapel memerlukan perawatan rutin untuk menjaga keaslian bangunannya.Beberapa bagian bangunan mungkin menunjukkan tanda-tanda kerusakan, seperti cat yang mengelupas, retakan pada dinding, atau kerusakan pada elemen kayu.