Mendapatkan pupuk bukanlah perkara mudah bagi sebagian petani, termasuk para petani yang tergabung dalam Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Rimba Tani di wilayah KPH Bojonegoro. Karena beberapa regulasi, mereka tidak mendapatkan jatah pupuk bersubsidi. Sementara itu, penggunaan pupuk non-subsidi membuat pendapatan hasil panen tidak sesuai ekspektasi.
Menghadapi tantangan ini, para petani dengan semangat kebersamaan membentuk Koperasi Produsen Rimba Tani Sejahtera (Kombats). Melalui program pengembangan masyarakat (PPM) dari PT Pertamina EP Cepu (PEPC) Zona 12, yang mengoperasikan Lapangan Gas Jambaran Tiung Biru (JTB), 72 petani mendapatkan pendampingan untuk meningkatkan kapasitas mereka dalam wadah koperasi. Dalam pelaksanaan program ini, PEPC bekerja sama dengan ALAS Institute, sebuah lembaga pemberdayaan masyarakat di Bojonegoro. Program Petani Hutan Jambaran-Tiung Biru membekali para petani dengan pengetahuan dan keterampilan untuk memproduksi kompos sebagai bahan penyubur tanaman.
Hasilnya, kelompok ini kini dapat memenuhi kebutuhan bahan penyubur tanaman secara mandiri dan mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia yang sering langka. Manajemen PEPC Zona 12 mengapresiasi semangat dan inovasi dalam program ini. Dalam kesempatan Management Goes to Community di lokasi PPM, General Manager PEPC Zona 12, Mefredi, mengunjungi pusat pelatihan dan lokasi sekolah lapang dari LMDH Rimba Tani, yang juga menjadi sekretariat sementara Koperasi Produsen Rimba Tani Sejahtera.
Selain melihat pelaksanaan program, Mefredi juga membuka sesi sharing dan diskusi dengan para penggarap lahan hutan di sekitar area Gas Processing Facility (GPF) Lapangan Gas JTB Desa Bandungrejo, Ngasem, Bojonegoro, Jawa Timur, pada Rabu (25/09). Dalam kesempatan tersebut, Mefredi berpesan agar semua pihak dapat saling bersinergi sehingga manfaat program dapat semakin dirasakan secara luas. Sinergi antara petani, ALAS, Perhutani, dan Pertamina ini juga memperkuat hubungan baik dalam kehidupan bermasyarakat. "Sebagai tetangga, kita kuatkan lagi sinergi dan kolaborasi ini agar manfaatnya semakin dirasakan," pesannya.
Pada kesempatan yang sama, Manager Program ALAS Institute, Andestara, merasa termotivasi dengan perhatian dari manajemen PEPC Zona 12. Menurutnya, hal ini istimewa menjadi bukti kepedulian dari tingkat atas pada program kemasyarakatan yang didampinginya. "Kami selaku mitra pendamping program merasa antusias dengan kunjungan Pak GM. Ini membuktikan keseriusan PEPC dan memastikan bahwa program pengembangan masyarakat benar-benar dirasakan manfaatnya oleh penerima manfaat. Selain itu, kunjungan ini berdampak positif terhadap keberlanjutan program yang dibutuhkan oleh masyarakat," katanya.
Koperasi Produsen Rimba Tani Sejahtera menaungi 72 petani yang menggarap 56 hektar lahan hutan yang berbatasan langsung dengan pagar GPF JTB. Koperasi ini telah mampu memproduksi dan menjual tidak kurang dari 23,5 ton kompos. Selain produksi pupuk kompos, para petani juga semakin mahir membuat pupuk organik cair yang mampu menekan biaya pertanian hingga 75% dibandingkan dengan pola sebelumnya. Diharapkan para petani semakin meningkatkan kinerjanya sehingga program dapat berjalan optimal dan hasilnya sesuai dengan harapan semua pihak.
Selain melihat program petani hutan JTB, Mefredi bersama tim juga meninjau beberapa lokasi PPM PEPC Zona 12 lainnya, seperti Bank Sampah Mandiri - Keluarga Harapan (BSM-KH) di Desa Sendangharjo, Program Pengurangan Jejak Emisi Karbon di SMPN 1 Ngasem, serta Program Wirausaha Muda Mandiri Berdikari (Wismandi) yang dijalankan oleh para pemuda mengelola budidaya ayam petelur di Desa Bandungrejo. Kunjungan ke lokasi program ini juga merupakan bagian dari komunikasi perusahaan dengan lingkungan sekitarnya agar tercipta harmoni untuk mendukung kelancaran operasi industri hulu migas di Lapangan Gas JTB
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H