Mohon tunggu...
Slamet Widodo
Slamet Widodo Mohon Tunggu... Guru - Guru Matematika MTs Negeri 3 Bojonegoro

Menulis itu Mencerdaskan. Jika Anda ingin cerdas, menulislah! Tidak percaya? Cobalah!

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Memetik Nilai Karakter dari Karnaval

31 Agustus 2019   10:52 Diperbarui: 31 Agustus 2019   11:09 11
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Orang pertama berpendapat. Disempatkan tetap salat. Sebelum rias harus wudhu terlebih dahulu dan dijaga jangan sampai wudhunya batal. Apabila datang waktu salat, segera tunaikan salat. Sebab, jika mengqada salat, belum memenuhi syarat.

Orang kedua memiliki pendapat yang berbeda dengan orang pertama. Menurutnya riasan seperti itu dihukumi darurat. Jadi diperbolehkan mengqada salat. Tapi tidak boleh dijadikan kebiasaan.

Ia mengutip pendapat Imam Ibnu Mundzir dalam kitab Raudhoh, yang membolehkan menjamak salat lilhajat (karena hajat) tapi tdak boleh dibiasakan.

Ia menambahkan barangkali bisa jadi solusi daripada tarikus solati (meninggalkan salat). Jadi kalau berhias pagi, ambil jamak ta'khir (Asar).

Pada kondisi-kondisi tertentu, kita dibuat sulit oleh keadaan. Pas dirias saat manten, karnaval, dll.  Sehingga ada pendapat seperti di atas, katanya.

Nah, dari sini kita jadi paham. Sebagai orang tua dan guru, hal itu wajib disampaikan kepada anak dan siswa. Agar mereka tidak dengan mudah meninggalkan salat. Sebab, salat menjadi kewajiban pokok bagi muslim agar agamanya tetap tegak.

Simorejo, 26 Agustus 2019

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun