Ada satu pemain yang terlihat sangat bersukacita ketika Manchester United (MU) menumbangkan Wigan Athletic pada Putaran V Piala FA, pada Minggu (28/1) kemarin. Laga yang berakhir manis dengan kemenangan mencolok 4-0 yang meloloskan MU ke babak 16 besar Piala FA menantang Blackburn Rovers. Siapakah pemain itu? Bastian Schweinsteiger! Saya harap Anda tidak susah melafalkan nama belakang dari pemain asal Jerman tersebut. Lebih mudah memang mengucapkan nama istrinya daripada nama pemain bernomor punggung #31 ini. Setelah lebih dari satu tahun Basti (panggilan akrabnya) tidak bermain sebagai pemain utama, Jose Mourinho memberinya kesempatan tampil penuh pada pertandingan Piala FA yang dihelat di Old Trafford.
Basti pun membayar kepercayaan sang pelatih dengan tuntas. Melalui torehan 1 assist yang brilian, ditambah 1 gol hasil tendangan sedikit salto, Basti pun tersenyum lebar karena berhasil memberi kesan manis pada penampilan perdananya sebagai starter. Perayaan gol yang cukup unik pun dilakukannya, dengan mengayungkan tangan seolah sedang bermain tenis. Mungkin ia hendak berterima kasih atas dukungan yang selama ini diberikan oleh sang istri kepadanya.
Buah kesabaran dan keteguhan hatiÂ
Torehan satu assist dan satu gol yang membuat fans MU bersorak merupakan buah kesabaran dan keteguhan hati Basti. Khalayak umum sudah mengetahui bagaimana Basti sempat mendapatkan perlakuan buruk—tidak hanya perlakuan tidak menyenangkan—sebagai seorang pemain profesional. Ia pernah mendapat kritik keras dari Louis van Gaal, eks manajer MU setelah dianggap tidak tampil maksimal akibat sering dibekap cedera pada Premier League musim 2015/2016. Sejak menepi karena cedera pada awal Januari 2016, Basti pun tak pernah lagi mendapat kesempatan bermain sebagai starter di berbagai ajang kompetisi yang diikuti oleh MU, sekalipun telah pulih dari cedera.
Sekali waktu, setelah berbulan madu bersama sang istri dan kembali ke markas latihan MU, Basti mendapati barang-barangnya di locker tim utama sudah kosong, berpindah ke locker tim cadangan (reserve), sesuai perintah sang pelatih utama. -> Pemain mana yang tidak 'emosi' menerima perlakuan begini?
Seolah masih belum cukup, masih segar dalam ingatan kita ketika Mourinho berterus-terang kalau tenaga Basti tidak dibutuhkan pada musim kompetisi 2016/2017. Ia bahkan santer diberitakan hendak dijual pada bursa transfer musim panas 2016 lalu. Hebatnya, Basti bisa menanggapi dengan positif sambil menegaskan bahwa ia tidak akan ke mana-mana. MU akan menjadi klub terakhirnya di Eropa dan Basti akan siap kapan pun tim membutuhkan jasanya. Tentu saja impian saya masih ingin membela United dan membantu mereka mencapai tujuan. Saya juga melakukan pembicaraan dengan Mourinho dan saya tidak mempunyai masalah dengan Mourinho," ujar Schweni seperti dilansir Sports Mole, Rabu (31/8/2016).
"Kami berkomunikasi dengan baik dia juga sudah tahu apa yang saya inginkan. Kami harus menunggu dan melihat apa yang terjadi pada bulan-bulan ke depan. Namun yang pasti, saya belum mau berhenti dari dunia sepak bola," sambungnya.
Pemain yang turut membantu Jerman merengkuh Piala Dunia 2014 itu membantah akan membela tim MLS. Ia tetap berhasrat membela Setan Merah. Basti juga sempat menanggapi rumor ketika ia diyakini akan pergi ke Amerika Serikat dan bermain di MLS:
"Jendela transfer pemain di Amerika sudah ditutup dan saya tidak pergi ke sana. Mimpi saya masih membela United dan jika saya mendapatkan kesempatan yang adil, saya percaya bisa bermain kembali. Saya sempat bermain di semifinal Piala Eropa dan saya masih percaya pada kemampuan saya."
Situasi semakin sulit karena saat itu, karena MU memiliki stok berlimpah untuk lini tengah. Selain Michael Carrick, ada Ander Herrera, Marouane Fellaini, Jesse Lingard, Paul Pogba, Morgan Schneiderlin, dan Memphis Depay yang lebih dipilih oleh Mourinho untuk mengisi lini tengah MU. Dua nama terakhir akhirnya "menyerah" dan memilih meninggalkan MU pada bursa transfer musim dingin pada Januari 2017. Namun, Basti masih membuktikan bahwa dirinya masih cukup sabar dan benar-benar tidak ingin pergi ke mana-mana. Profesionalitasnya benar-benar terbukti setelah Mourinho sendiri mengakui bahwa Basti telah bekerja keras setiap kal latihan. Kesabaran dan mentalnya juga teruji karena hampir setahun lamanya Basti belum berlaga di Premier League!
Mourinho dan MU masih membutuhkan jasa Basti
Menurut data yang dilansir dari soccerbase.com, partai derby melawan Manchester City pada 20 Maret 2016 menjadi penampilan 'terakhir' Basti di pentas Premier League. Pada laga yang berakhir dengan skor 1-0 untuk kemenangan MU itu, Basti masuk ke lapangan menggantikan Juan Mata pada menit ke-70, sedangkan gol kemenangan MU dicetak oleh Marcus Rashford. Sejak itu, entah karena apa, Basti 'diparkir' oleh Mourinho selama lebih dari 8 bulan lamanya dan baru kembali turun di laga kompetitif pada 30 November 2016. Basti turun sebagai pemain pengganti pada menit ke-86 menggantikan Anthony Martial pada laga EFL Cup ketika MU mengandaskan perlawanan West Ham United dengan skor 4-1 di Old Trafford.
Selanjutnya, Mourinho nampak 'berbaik hati' dengan memainkan Basti sebanyak dua kali ketika MU bertempur di ajang FA Cup. Basti bermain sejak menit ke-78 ketika MU menjamu Reading (7/1) dan menjadi starter ketika MU menghantam Wigan dengan skor 4-0 akhir Januari lalu. Kepercayaan yang dibayar tuntas dengan penampilan apiknya di lapangan, yang berbuah 1 assist brilian untuk Fellaini dan 1 gol cantik yang dicetak sambil menjatuhkan diri.
Akan tetapi, kesempatan belum diberikan kepada Basti untuk berlaga di Premier League, setidaknya sampai akhir Januari 2017. Kabar baiknya, Mourinho berjanji akan memberi kesempatan untuk Basti lebih banyak tampil. Fakta bahwa MU masih berlaga di empat kompetisi—Premier League, EFL Cup (final), FA Cup (16 Besar), dan Liga Europa  (32 besar)—mau tak mau membuat Mourinho seakan menjilat ludahnya sendiri dengan berkata, "Kami masih membutuhkan Basti!"
Ya, menipisnya stok di lapangan tengah dengan hengkangnya Morgan Schneiderlin dan Memphis Depay tentu membuka ruang untuk Basti bisa kembali berlaga, bahkan untuk laga Premier League. Menurut jadwal pertandingan yang sudah beredar, MU akan memainkan 7 laga kompetitif selama Februari 2017 di empat kompetisi yang berbeda, dan semuanya akan menentukan 'nasib' pencapaian MU pada musim 2016/2017.
Tiga laga Premier League yang dimulai dini hari nanti saat MU menjamu Hull City akan mengawali 'jadwal gila' yang harus dilakoni MU. Dilanjutkan dengan melawat ke kandang Leicester (5/2) sebelum kembali ke Old Trafford untuk menjamu Watford (11/2). Selanjutnya, berturut-turut MU akan menjamu Saint-Etienne di Liga Europa (16/2) di Old Trafford, lalu menantang Blackburn Rovers untuk laga Piala FA (19/2) sebelum kembali bersua Saint-Etienne pada leg kedua Babak 32 Besar Piala Europa (22/2). Sebagai penutup, MU akan berupaya meraih trofi perdananya pada era kepelatihan Jose Mourinho dengan menantang Southampton pada laga final EFL Cup yang akan berlangsung di Wembley (29/2)
Melihat padatnya jadwal tersebut, menepikan pemain berusia 31 tahun tersebut tentu bukanlah keputusan yang bijaksana. Hasil kerja keras Basti selama latihan, juga kobaran semangat dalam dirinya untuk membuktikan bahwa dirinya belum 'habis' tentu akan menguntungkan MU setiap kali Basti diberi kesempatan berlaga. Basti tentu akan menikmati menit bermain yang diberikan oleh sang manajer—sekalipun hanya 1 atau menit!
Jadi, apa pelajaran hidup yang bisa kita tarik dari pengalaman Bastian Schweinsteiger selama berbaju Manchester United?
#1 Basti adalah pemain yang bertanggung jawab. Ia berusaha untuk 'menghormati' kontrak yang sudah disepakati dengan MU sampai 2018. Kecuali pelatih 'menendang'-nya keluar dan MU bersedia membayar harganya, mungkin barulah Basti akan cabut dari Old Trafford. Jika tidak, minimal sampai akhir musim 2016/2017 pemain ini akan tetap berseragam MU.
#2 Basti adalah sosok pemain yang profesional. Ketika aktivitasnya 'dibekukan' bahkan 'diturunkan' ke tim reserve oleh sang manajer, Basti tidak ngambek lalu pergi mencari klub lain. Ia terus berlatih, berlatih,dan berlatih. Usahanya semakin keras setelah diberi kesempatan untuk kembali ke skuat utama MU, sampai akhirnya minggu lalu mendapat kesempatan bermain sebagai starter.
#3 Basti sanggup menahan diri untuk tidak berkomentar miring terhadap klubnya, termasuk ketika mengomentari sang manajer dan perlakuan klub yang tidak menyenangkan. Silakan cek di akun Twitter-nya @BSchweinsteiger terutama sebelum November 2016 ketika ia masih dalam masa 'pengasingan'. Saya berikan satu contoh cuitan Basti pada 20 Oktober 2016 berikut ini: "Manchester derby tonight. Looking forward to the game! Good luck, guys!"
#4 Basti sangat menghargai setiap dukungan yang diterima olehnya. Bacalah cuitan terbaru dari suami Ana Ivanovic ini di akun Twitter pribadinya setelah dipasang sebagai starter:"A great evening with a fantastic win in front of our fans! Thanks to everyone for the great support!"
#5 Basti beruntung memiliki istri mantan petenis dunia. Hanya seorang atlet yang bisa merasakan pedihnya 'dibuang' dari skuat utama dan menantikan kesempatan bermain. Sebagai petenis dunia, Ana Ivanovic pasti bisa merasakan kepedihan, kesedihan, sekaligus kegeraman sang suami ketika 'dibuang' oleh sang manajer. Namun, ia memilih untuk mendukung sang suami. Dukungan yang sangat berarti bagi Basti dan ia sepertinya sudah sangat menantikan momen selebrasi yang bisa dipersembahkan secara khusus bagi sang istri. Kerinduannya pun terjawab saat mencetak gol indah melawan Wigan. Kita pun bisa mengerti mengapa wajah Basti begitu sumringah ketika menirukan gaya petenis ketika melakukan selebrasi gol tersebut.
********
Nah, setelah ratusan hari yang 'cukup kelam' terlihat akrab menemani hari-harinya di markas MU, nampaknya matahari mulai bersinar dan 'menghangatkan' kembali harapan Bastian Schweinsteiger untuk 'membantu' MU meraih prestasi setinggi mungkin. Menarik untuk ditunggu bersama apakah buah kesabaran dan mental baja yang telah diperlihatkan oleh Bastian Schweinsteiger akan semakin matang dan bisa 'dikecap' oleh manajer, pemain, dan tentunya ... semua fans MU!
Danke, Basti!
Glory, Glory, Manchester United!Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H