Truk atau mobil pick up bak terbuka? — Sudah nggak aneh!
Andi Peci bercerita kalau Bonek pernah dipulangkan dari laga tandang di Jakarta menuju Surabaya dengan... KAPAL PERANG!Â
Mendukung klub kesayangan dengan sangu (Jawa: uang saku) tipis juga menjadi hal yang terlalu biasa bagi para Bonek. Pergi ke Jakarta dengan uang hanya Rp 20-50 ribu di kantong tidak aneh. Pada masa lalu, mereka bahkan kerap kali bertaruh nyawa dengan bergelantungan dan berdiri di atap gerbong maupun di sekitar lokomotif setiap kali mendukung Persebaya berlaga di luar kota. Gila nggak tuh!
Kekhawatiran di Tengah Suka Cita dan HarapanÂ
Bicara soal Persebaya kembali di bawah naungan PSSI dan target prestasi yang dicanangkan pada tahun pertama kembalinya tim Bajul Ijo ke kompetisi resmi PSSI setelah 6 tahun vakum, tak dapat dilepaskan juga dari (sedikit) rasa khawatir.Â
Sekalipun belakangan ini sikap, fanatisme, dan militansi Bonek sudah lebih positif, tetapi apa yang terjadi pada masa lalu—bicara rivalitas yang berkembang menjadi permusuhan turun-temurun—semoga berkembang menuju arah yang positif. Dukungan luar biasa yang diberikan oleh pendukung militan Persebaya terkadang 'diwarnai' oleh oknum yang bertindak kurang terpuji, bahkan di luar batas.Â
Kiranya kekhawatiran tersebut dapat dijawab dengan elegan, dengan perbaikan ke arah yang positif. Harapan besar disematkan kepada para kordinator suporter mulai dari tingkat paling rendah sampai kordinator umum, sehingga mulai tahun ini kita semua berharap dapat melihat bangkitnya kembali 'kekuatan lama' dari tim legendaris yang pernah ada di Indonesia: PERSEBAYA! Kebangkitan yang juga disertai 'pembaruan' dalam cara mendukung klub kesayangan, tanpa mengurangi militansi dan sebutan yang sudah terlanjur melekat dalam diri mereka sebagai kelompok bondho nekat.
Welcome back, Persebaya! Kami haus golmu!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H