Mohon tunggu...
Widodo Surya Putra (Mas Ido)
Widodo Surya Putra (Mas Ido) Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Arek Suroboyo | Redaktur renungan kristiani | Penggemar makanan Suroboyoan, sate Madura, dan sego Padang |Basketball Lovers & Fans Man United | IG @Widodo Suryaputra

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Artikel Utama

Transaksi dengan Kartu Debit, Asyik Juga!

15 Oktober 2016   13:47 Diperbarui: 15 Oktober 2016   15:53 406
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi transaksi menggunakan kartu debit (merdeka.com)

Sejak kartu kredit masuk dan diperkenalkan sebagai alternatif pengganti uang tunai dalam transaksi jual-beli, sampai hari ini di mana penggunaan kartu kredit sudah menjadi hal yang biasa, saya masih belum tertarik untuk memiliki dan menggunakan kartu kredit. Alasan saya simpel: SAYA TIDAK SENANG BERBELANJA DENGAN BERUTANG!

Namun, bukan berarti saya tidak pernah punya kartu kredit, lho. Saya masih menyimpan kartu kredit "pemberian" dari kakak saya, yang masih mulus, pertanda belum pernah saya gesekkan untuk bertraksaksi apa pun!

"Lho, nggak senang dan belum tertarik, tapi kok punya?" mungkin ada yang bertanya seperti itu. Jawaban saya sederhana, "Saya menerimanya untuk menghargai Kakak saya, yang memberikan kartu dengan tujuan untuk BERJAGA-JAGA. Jadi untuk kartu kredit pemberian itu, seandainya saya bertransaksi, haruslah atas sepengetahuannya, lalu saya harus membayar (mengangsur) kepadanya.

Saya pun tidak berkata bahwa penggunaan kartu kredit itu buruk atau tidak bijak, karena ada banyak manfaat yang juga bisa diperoleh. Meskipun ada banyak cerita mengenai 'jebolnya' kartu kredit dari beberapa teman akibat pemakaian yang tak terkendali dan tidak memperhitungkan kemampuan untuk membayar cicilannya.

Oleh karena itu, dibanding memakai kartu kredit, saya lebih suka memakai kartu debit, meskipun belum lama saya mulai menggunakannya. Kira-kira baru setahun terakhir saya aktif menggunakan kartu debit, terutama ketika berbelanja bulanan. 

Sebelumnya, saya lebih memilih menggunakan uang tunai, sekalipun terkadang saya harus mengalami kerepotan ketika cuaca sedang hujan, mesin ATM offline, atau harus berbelanja dengan nominal cukup besar sehingga dompet bisa 'menggelembung' untuk sesaat.

Sekadar info bagi kita, menurut data yang saya peroleh dari laman online goldbank.co.id, terhitung pada Januari-Maret 2014, rata-rata transaksi harian kartu debit mencapai Rp 11,3 triliun dengan volume transaksi 10.393.547 kali. 

Angka itu jauh melebihi angka rata-rata transaksi harian kartu kredit yang hanya Rp 630,4 miliar dengan volume 655.682 kali sepanjang Januari-Maret 2014. Jumlah gesekan maupun nominal transaksi menggunakan kartu debit hampir dua kali lipat dari penggunaan kartu kredit!

Jumlah ini diperkirakan sudah meningkat karena data tersebut dirilis dua tahun yang lalu. Apalagi saat ini diperkirakan benefit yang ditawarkan untuk penggunaan kartu debit juga semakin banyak, misalnya diskon untuk belanja dengan nominal tertentu, diskon untuk merchandise tertentu, dan lain sebagainya.

Secara umum, transaksi non-tunai menggunakan kartu debit lebih saya pilih karena delapan alasan berikut:

1) Saya tidak perlu membawa uang tunai. Saya juga tidak perlu repot mencari mesin ATM untuk mengambil uang tunai, terutama ketika sedang hujan atau mesin ATM dalam kondisi offline.

2) Saya dapat bertransaksi menggunakan kartu ATM yang selama ini saya pakai (tidak perlu menambah jumlah kartu). Saya pun dapat menarik uang tunai di mesin ATM.

3) Saya tidak pertu tanda tangan saat bertransaksi menggunakan mesin EDC.

4) Saya tidak perlu berutang kepada bank manapun karena menggunakan uang pribadi yang tersimpan dalam bank. Ini yang menjadi alasan utama karena saya memang tidak suka berutang!

5) Jumlah bisa PAS dengan nominal transaksi, tidak dibulatkan ke atas maupun ke bawah. Misalkan: transaksi senilai Rp. 122.340,- maka saldo tabungan yang akan dipotong (diambil) juga senilai Rp. 122.340,- tidak dibulatkan menjadi Rp. 122.400,- atau Rp. 122.300,-

6) Saya tidak ada biaya administrasi tambahan, selama kartu debit dipakai sesuai bank yang mengeluarkan kartu debit tersebut.

7) Saya tidak perlu membayar cicilan, bunga, atau denda apa pun. Selama saldo masih mencukupi, maka kartu debit dapat saya pergunakan.

8) Keuangan pribadi (keluarga) tetap aman, karena tidak akan terjadi pemakaian di luar batas, seperti yang sering terjadi pada pemakaian kartu kredit.

Sekalipun demikian, pemakaian kartu debit tetap ada kelemahannya, antara lain:

1) Tidak dapat dipakai untuk pengeluaran mendadak. Saat jumlah tabungan lebih kecil dari kebutuhan (pemakaian), transaksi tidak dapat dilakukan.

2) Jika jaringan offline atau sedang trouble, transaksi tidak dapat dilakukan.

3) Kartu rentan untuk "dibajak", terutama jika pengguna kartu (selain si pemilik), mengetahui pin ATM kita. Apabila kartu hilang, harus segera diblokir demi keamanan.

Terakhir, saya mau berbagi langkah-langkah yang saya lakukan selama ini ketika bertransaksi dengan kartu debit, yang ternyata ASYIK JUGA! 

Silakan dicermati:

1) Pastikan Anda membawa kartu debit (ATM).

2) Bertanyalah lebih dahulu kepada kasir apakah jaringan sedang bermasalah atau normal, dengan menyebut bank yang mengeluarkan kartu debit Anda, sebelum melakukan transaksi atau pembayaran. Jika ternyata jaringan bermasalah sementara Anda sudah membawa barang belanjaan ke kasir, Anda akan mengalami kerepotan (karena harus menitip barang sementara Anda mengambil uang ke mesin ATM terdekat); atau Anda akan malu karena batal berbelanja karena tidak membawa uang cukup untuk membayar secara langsung.

3) Berdirilah sedekat mungkin dengan kasir, supaya Anda dapat melihat berapa nominal yang akan diketik di mesin EDC. Apakah nominalnya sesuai dengan nominal transaksi belanjaan Anda atau berbeda (pastikan tidak lebih besar!)

4) Kalau memungkinkan, saat memencet tombol untuk memasukkan PIN, tutuplah jari tangan Anda seperti yang sering disarankan saat bertransaksi via mesin ATM.

5) Sesaat setelah transaksi, pastikan nominal SAMA antara struk pembelanjaan dan struk penarikan uang yang keluar dari mesin EDC. Simpanlah kedua struk yang Anda terima, untuk berjaga-jaga seandainya ada masalah dengan transaksi yang baru saja Anda lakukan.

6) Jika Anda tidak kesulitan untuk online dengan gadget yang Anda miliki, segera cek apakah penarikan uang di rekening Anda SAMA dengan nominal transaksi belanja yang baru saja Anda lakukan. Sebaiknya Anda melakukan sebelum berganti hari atau sesegera mungkin, supaya jika terjadi penarikan yang melebihi nominal transaksi (atau terjadi transaksi lebih dari sekali), Anda dapat segera melakukan komplain.

Nah, setelah membaca artikel ini, bagi Anda yang belum pernah menggunakan kartu debit untuk bertransaksi, mungkin mulai tergoda untuk menggunakannya atau tetap menggunakan uang tunai seperti yang selama ini Anda lakukan. Pilihan ada di tangan Anda.

Demikian yang dapat saya bagikan. Semoga bermanfaat!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun