Mohon tunggu...
Widodo Surya Putra (Mas Ido)
Widodo Surya Putra (Mas Ido) Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Arek Suroboyo | Redaktur renungan kristiani | Penggemar makanan Suroboyoan, sate Madura, dan sego Padang |Basketball Lovers & Fans Man United | IG @Widodo Suryaputra

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

5 Nilai Kehidupan dari Film Deepwater Horizon

12 Oktober 2016   15:46 Diperbarui: 12 Oktober 2016   15:54 635
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cuplikan adegan film DeepwaterHorizon saat rig terbakat (nytimes.com)

Dalam kondisi terluka parah, Mister Jimmy berusaha untuk terus memimpin dan memberi arahan, dan mempersilakan "pemimpin gadungan" dari BP untuk menuju sekoci dan menyelamatkan diri. Kalau tidak terluka parah dan dipaksa oleh Mike Williams, saya yakin Mister Jimmy tidak akan meninggalkan rig menggunakan perahu penyelamat, dalam kondisi rig yang mulai porak-poranda. 

Kepemimpinan Mister Jimmy juga ditunjukkan saat semua anak buahnya dievakuasi, beliau juga ingin memastikan keselamatan mereka dengan memanggil nama mereka satu-persatu. Sebagai pemimpin, setiap orang yang ada di bawah pimpinannya mewakili bagian dari keluarga. Tak heran ketika ia memanggil nama seseorang, lalu tidak ada yang menyahut (artinya nama yang dipanggil tewas dalam insiden itu), Mister Jimmy memasang wajah yang penuh kesedihan. 

Sementara dari sosok Mike Williams, saya belajar mengenai dua hal: Pertama, pemimpin harus berada paling akhir, pada situasi yang tidak mengenakkan." Mike membuktikan kapasitas leadership-nya dengan menjadi orang terakhir yang melompat dari rig. Kedua, pemimpin harus berani mengambil risiko, dengan mengorbankan dirinya, bukan orang yang dipimpin. Mike menunjukkan itu ketika harus menuju sisi lain dari rig untuk menyalakan generator, dengan risiko mati terkena ledakan atau terbakar api yang menjilat-jilat di sekitar area yang harus dilewatinya.

4) JANGAN PERNAH jadikan penghematan sebagai dalih untuk urusan kemanan. Ketika BP bermaksud untuk berhemat, sehingga mereka mengabaikan prosedur pengujian standar keamanan, di situlah masalah dimulai. Langkah berhemat, yang lahir dari keserakahan untuk mengeruk keuntungan yang besar, akhirnya berbuah malapetaka. Mereka berhemat bukan karena tidak memiliki uang, tetapi karena TIDAK MAU mengeluarkan uang, sekalipun untuk urusan keamanan dan nyawa manusia. Betapa seringnya kita "berdalih" hidup hemat, tetapi pada saat yang sama kita mengabaikan pentingnya kesehatan dan keselamatan, yang kelak akan berbuah malapetaka? Dari film ini saya benar-benar disadarkan mengenai tindakan penghematan yang keliru, bodoh, dan tidak boleh ditiru!

5) Keserakahan selalu berakibat buruk. Tindakan berhemat yang dilakukan atas dasar keserakahan, akhirnya berakibat sangat buruk bagi proyeh Deepwater Horizon. Keserakahan memang tidak pernah berakibat bagus, cepat atau lambat akan menghancurkan pelakunya. Jika pribadi yang serakah ini ada seorang pemimpin, mulai dari pemimpin rumah tangga, pemimpin perusahaan, dan sebagainya, maka akibat dari keserakahan sang pemimpin akan berimbas pula kepada semua orang yang ada dalam wewenangnya, berikut keluarga mereka.

Nah, buat Kompasianer yang belum menonton, saya mendorong Kompasianer untuk segera menyisihkan uang dan meluangkan waktu, mumpung film masih tayang di bioskop. Rasakan sensasi dentuman, ledakan, dan semburan lumpur jutaan barrel "mengalir" melalui indra pendengaran kita. Beberapa puluh ribu tidak sebanding dengan pelajaran hidup yang dapat Anda peroleh setelah menyaksikan film ini, seperti lima nilai kehidupan

Sekian. Semoga ulasan ini bermanfaat bagi kita semua..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun