Seingat saya, belum pernah saya bertransaksi dalam jumlah besar menggunakan uang receh atau uang koin. Saya hanya pernah menukar uang koin hasil bongkar celengan senilai sekitar seratus ribu rupiah, lalu membelanjakan uang hasil penukaran tersebut. Jadi, bisa dibayangkan betapa serunya jika ada seseorang membeli sepeda motor, dengan harga lebih dari 30 juta rupiah, semuanya menggunakan uang koin!Â
Tindakan yang menurut saya agak "gila" itu dilakukan oleh Setiadi, saat membeli sepeda motor jenis CBR 150R  di Honda Motocare, Sawangan, Depok. Seperti dilaporkan oleh situs otomania.com, Setiadi membawa uang recehan tersebut dalam 2 ember cat besar berukuran 25 kilogram plus 1 kardus yang di dalamnya berisi kumpulan uang koin dalam plastik saat mendatangi dealer pada Minggu (25/9). Dua bulan sebelumnya, seperti diakui oleh Suparman, Kepala Cabang Motocare Depok, Setiadi pernah datang ke dealer untuk memberitahu rencananya membeli sepeda motor CBR150R menggunakan uang recehan. Setiadi pun sempat menunjukkan foto uang yang sudah dikumpulkan olehnya selama lima tahun kepada Suparman. Nah, Suparman pun mengakui bahwa ia menganggap kedatangan Setiadai sebagai gurauan. Ia tak menyangka bila akhirnya dua bulan kemudian, pria ini benar-benar datang untuk melaksanakan niatnya membeli motor sport menggunakan uang recehan.Â
Informasi yang beredar menyatakan Setiadi pernah ditolak oleh 7 dealer sebelum Honda Motocare menerimanya. Mungkin mereka tidak mau repot, baik untuk menghitung uang, menyimpan uang hasil pembayaran dari Setiadi, atau saat hendak menyetor uang ke bagian keuangan atau ke bank. Dampaknya, Thomas Wijaya selaku GM Divisi Penjualan AHM berjanji akan melakukan penindakan bila terbuktik ada pihak dealer Honda yang menolak konsumen seperti Setiadi.
Nampaknya penerimaan Honda Motocare terhadap "ulah" Setiadi ini tak dapat dipisahkan dari pengalaman dealer tersebut menerima pembelian sepeda motor Honda Vario dua tahun sebelumnya. Ada seorang pengusaha bakso membeli sepeda motor jenis tersebut menggunakan uang koin pecahan 2.000-an, yang dibawa menggunakan kardus.
Menurut saya, sungguh profesional perlakuan dealer ini terhadap konsumen. Meskipun sedikit repot, mereka tidak menolak konsumen yang ingin membeli kendaraan bermotor di dealer tersebut. Kerelaan dan ketulusan menerima "keanehan" konsumen yang mendatangi mereka pun mendatangkan berkah berupa transaksi tunai 1 unit motor sport, ditambah promosi gratis karena dealer mereka diberitakan di berbagai media. It's like a blessing in disguise!
Sementara dari Setiadi, kita belajar mengenai: ketekunan, konsistensi, disiplin, dan kepercayaan diri. Diperlukan ketekunan, konsistensi, dan disiplin untuk mengumpulkan uang sebanyak itu selama kurang-lebih 5 tahun, seperti diakui oleh Setiadi. Diperlukan kepercayaan diri yang tinggi untuk membawa uang recehan untuk membeli sepeda motor. Tindakan yang tidak banyak orang berani melakukan karena tergolong anti-mainstream!
Ah, membaca kisah tentang Setiadi, saya jadi bersemangat mengumpulkan uang receh supaya kelak bisa bikin heboh saat membeli barang senilai jutaan. Ada yang ingin meniru Setiadi? Berhati-hatilah agar jangan mengumpulkan uang koin seperti yang saya pernah tulis dalam artikel di link ini karena ada sejumlah uang koin yang akan dinyatakan tidak berlaku pada akhir November nanti: http://bit.ly/2cqodyN
Selamat mengumpulkan recehan!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H