Mohon tunggu...
Widodo Surya Putra (Mas Ido)
Widodo Surya Putra (Mas Ido) Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Arek Suroboyo | Redaktur renungan kristiani | Penggemar makanan Suroboyoan, sate Madura, dan sego Padang |Basketball Lovers & Fans Man United | IG @Widodo Suryaputra

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Kopi Jessica, Kreatif tapi Berisiko!

24 Agustus 2016   09:00 Diperbarui: 24 Agustus 2016   14:03 1315
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sejak mencuatnya kasus pembunuhan Wayan Mirna Salihin, yang diduga meninggal akibat racun sianida dalam kopi, nama Jessica Kumala Wongso pun ikut mencuat. Memang sampai hari ini, rangkaian sidang demi sidang masih digelar untuk menyelidiki dan menuntaskan perkara tersebut di pengadilan.

Itu di dunia nyata. Ada keriuhan lain yang meramaikan jagat dunia maya, terutama dengan munculnya berbagai meme terkait sosok Jessica, yang menjadi terduga pembunuhan Mirna dalam kasus kopi bersianida itu. Beberapa waktu lalu juga sempat muncul meme berisi ajakan ngopi bersama oleh Jessica, atau kopi yang diberi "merk" Jessica.

Namun, siapa menyangka kalau akhirnya KOPI JESSICA benar-benar ada, beredar di masyarakat, bahkan menjadi booming dengan pemasaran lewat media Facebook?

Adalah seorang pedagang es krim bernama Haris, asal kecamatan Kenjeran, Surabaya, yang mendadak punya inisiatif memproduksi dan menjual Jessica Coffemix. Usaha yang dilakoninya belum genap dua bulan itu terinspirasi dari kasus kopi bersianida, juga dilandasi kebutuhan ekonomi sejak usaha jualan es krimnya sepi.

Kepada wartawan Kompas, Haris mengakui asal muasal idenya membuat kopi yang unik ini: "Saya pas duduk di warung kopi, terus lihat berita, saya lihat beritanya Jessica kok unik sekali. Saya coba bikin kopi, saya kasih label Jessica."

Ada 2 varian kopi yang dijual oleh Haris: jenis coffemix dan kopi hijau untuk diet. Haris mengemas kopinya dengan berat 15 gram dan dibanderol seharga Rp. 15.000 per bungkusnya. Sejak dijual via online, kabarnya peminat Kopi Jessica sudah merambah hingga daerah Bandung dan Kalimantan. Setelah menerima keuntungan dari hasil usaha kreatifnya ini, sepertinya Haris harus bersiap untuk menerima gugatan dari kuasa hukum Jessica karena pemakaian nama Jessica yang belum berizin dan dinilai tidak etis.

Menurut saya pribadi sih, sekalipun idenya kreatif, tetapi memang kurang etis memanfaatkan kasus ini untuk mengeruk keuntungan pribadi. Apalagi kasusnya terkait dengan lenyapnya nyawa seseorang dan belum masih disidangkan. Mengenai produknya, semoga sudah ada izin dari Badan POM atau sertifikasi halal dari MUI untuk memastikan produk ini aman untuk dikonsumsi. Jika BELUM, memang bro Haris perlu bersiap-siap untuk berhadapan dengan berbagai pihak yang terkait dengan perizinan. Kreatif tapi berisiko.

Ngomong-omong, apakah Kompasianers ada yang mau mencoba sebelum peredaran kopi ini dilarang? Hehehe ...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun